December 11, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Escalating Konflik Perbatasan: Ratusan Ribu Warga Thailand dan Kamboja Mengungsi

Ratusan ribu warga Thailand dan Kamboja telah melarikan diri dari rumah mereka menyusul eskalasi konflik perbatasan mematikan yang berpusat di wilayah sengketa. Pihak berwenang dari kedua negara mengonfirmasi pergerakan massa yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang kini mencari perlindungan di berbagai lokasi pengungsian darurat, termasuk sebuah arena pacuan kuda di Thailand dan di dekat kompleks kuil-kuil kuno di Kamboja.

Konflik, yang dilaporkan kembali memanas dalam beberapa hari terakhir menjelang 10 December 2025, melibatkan baku tembak artileri berat dan tembakan senjata ringan antara pasukan militer kedua negara. Wilayah di sekitar kuil kuno Preah Vihear, yang telah lama menjadi sumber ketegangan teritorial, kembali menjadi pusat pertempuran, memaksa penduduk sipil untuk meninggalkan desa-desa mereka demi keselamatan.

Krisis Kemanusiaan Memburuk di Perbatasan

Data awal menunjukkan bahwa lebih dari 100.000 warga Thailand dari provinsi-provinsi perbatasan seperti Surin dan Sisaket telah dievakuasi, sebagian besar menuju fasilitas-fasilitas sementara yang didirikan pemerintah. Di sisi Kamboja, jumlah pengungsi diperkirakan juga mencapai puluhan ribu, terutama dari provinsi Oddar Meanchey dan Banteay Meanchey, yang mencari perlindungan di biara-biara dan daerah yang dianggap lebih aman.

Kondisi di kamp-kamp pengungsian darurat mulai menimbulkan kekhawatiran serius. Dengan jumlah pengungsi yang terus bertambah, fasilitas seperti arena pacuan kuda di Provinsi Surin, Thailand, kini kewalahan menampung. Kekurangan air bersih, sanitasi yang memadai, dan akses terbatas ke layanan kesehatan menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh badan-badan bantuan dan pemerintah daerah.

PBB dan organisasi kemanusiaan internasional lainnya telah menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi ini, menyerukan akses kemanusiaan tanpa hambatan dan penghentian segera permusuhan. Tim medis dan relawan dikerahkan untuk memberikan bantuan dasar, namun skala krisis memerlukan respons yang jauh lebih besar.

Situasi ini sangat memilukan. Ribuan keluarga terpisah, anak-anak kehilangan akses pendidikan, dan mata pencarian hancur. Prioritas utama kami adalah memastikan keselamatan dan kesejahteraan mereka yang terdampak, sambil menyerukan penghentian segera segala bentuk permusuhan.

Demikian pernyataan seorang pejabat kemanusiaan regional yang enggan disebutkan namanya, mencerminkan frustrasi akan kondisi yang terus memburuk.

Seruan Internasional dan Upaya Diplomatik

Komunitas internasional, termasuk negara-negara anggota ASEAN, telah mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dan menyelesaikan sengketa melalui jalur diplomatik. Sejumlah panggilan untuk dialog dan mediasi telah disampaikan, namun hingga kini belum ada tanda-tanda signifikan penurunan ketegangan di lapangan.

Pemerintah Thailand dan Kamboja masing-masing bersikeras atas kedaulatan mereka atas wilayah yang disengketakan, mempersulit upaya penyelesaian damai. Sementara itu, warga sipil yang tidak bersalah terus menanggung beban konflik yang telah berlarut-larut ini. Dunia menanti langkah konkret dari kedua negara untuk mencegah krisis kemanusiaan ini semakin meluas dan mengancam stabilitas regional.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda