Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja Memanas: Ratusan Ribu Warga Terusir
Escalasi Konflik di Garis Perbatasan
Ketegangan di perbatasan antara Thailand dan Kamboja kembali memuncak, memicu eksodus massal ratusan ribu warga sipil yang melarikan diri dari konflik mematikan. Pihak berwenang dari kedua negara melaporkan bahwa masyarakat kini mencari perlindungan di berbagai lokasi darurat, termasuk sebuah arena balap kuda di Thailand dan area di dekat kompleks candi kuno di Kamboja.
Insiden ini, yang terjadi pada 09 December 2025, merupakan episode terbaru dalam sengketa perbatasan yang telah berlangsung puluhan tahun. Baku tembak antara pasukan militer kedua negara telah menyebabkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur, memaksa penduduk desa untuk meninggalkan rumah mereka demi keselamatan.
Latar Belakang dan Pemicu Konflik
Sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja, terutama di sekitar Candi Preah Vihear yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, telah menjadi titik panas yang berulang kali memicu konflik bersenjata. Meskipun Mahkamah Internasional telah membuat putusan terkait kepemilikan candi pada tahun 1962, interpretasi atas garis perbatasan di sekitarnya masih menjadi sumber perselisihan.
Pemicu spesifik dari eskalasi terbaru ini masih diselidiki, namun laporan awal mengindikasikan adanya pelanggaran wilayah yang disengketakan dan serangkaian baku tembak artileri. Konflik ini tidak hanya mengancam stabilitas regional tetapi juga menimbulkan krisis kemanusiaan yang mendalam bagi masyarakat di kedua sisi perbatasan.
Pemerintah Thailand dan Kamboja saling menuduh sebagai pihak yang memulai serangan. Sumber militer dari Thailand mengklaim pasukan Kamboja melancarkan provokasi, sementara Phnom Penh bersikeras bahwa mereka hanya melakukan tindakan pertahanan diri atas agresi yang dilakukan Thailand. Ketidaksepakatan ini mempersulit upaya deeskalasi dan penyelesaian damai.
Kondisi Pengungsi dan Respons Kemanusiaan
Angka resmi menyebut lebih dari 200.000 warga telah mengungsi dari zona konflik. Di Thailand, ribuan orang membanjiri arena balap kuda di provinsi Surin dan Si Sa Ket, mengubah fasilitas olahraga tersebut menjadi kamp pengungsian darurat yang padat. Mereka tiba dengan membawa sedikit barang pribadi, berharap untuk kembali ke rumah secepat mungkin.
Sementara itu, di Kamboja, area di sekitar candi kuno dan biara-biara di provinsi Oddar Meanchey dan Preah Vihear telah menjadi tempat perlindungan bagi puluhan ribu warga. Kondisi di kamp-kamp pengungsian darurat sangat memprihatinkan, dengan keterbatasan akses terhadap air bersih, sanitasi yang memadai, dan pasokan makanan. Anak-anak dan wanita hamil menjadi kelompok yang paling rentan terhadap penyakit dan kekurangan gizi.
“Situasi ini sangat memprihatinkan. Anak-anak dan wanita adalah yang paling rentan. Kami berharap konflik ini segera berakhir dan mereka bisa kembali ke rumah mereka dengan selamat,” ujar seorang pejabat setempat di Kamboja, yang tidak ingin disebutkan namanya karena sensitivitas situasi.
Organisasi kemanusiaan lokal dan internasional telah bergerak cepat untuk menyediakan bantuan darurat, termasuk tenda, makanan, air bersih, dan layanan medis. Namun, skala krisis yang besar menghadirkan tantangan logistik dan finansial yang signifikan, membutuhkan koordinasi yang lebih besar dari komunitas internasional.
Seruan Internasional dan Prospek Diplomatik
Komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), telah menyerukan penghentian segera permusuhan dan menekan kedua negara untuk kembali ke meja perundingan. Sekretaris Jenderal PBB telah menyatakan keprihatinan mendalam atas laporan korban sipil dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri.
Upaya mediasi terus dilakukan oleh beberapa negara tetangga dan organisasi regional, namun prospek penyelesaian damai masih diselimuti ketidakpastian mengingat sejarah panjang konflik dan kerasnya pendirian kedua belah pihak. Sementara itu, ratusan ribu warga sipil terus hidup dalam ketidakpastian, jauh dari rumah mereka, menunggu perdamaian kembali di perbatasan yang bergejolak.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya đŸ‘‰
Beranda
