November 9, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Pembantaian Sipil Terus Bayangi Suriah Pasca-Jatuhnya Rezim Assad

Gelombang Kekerasan Tak Terkendali Picu Keputusasaan

Sepuluh bulan setelah pemberontak berhasil menggulingkan rezim Assad yang telah lama berkuasa, Suriah terus dilanda gelombang pertumpahan darah tak terkendali. Kondisi ini secara drastis mengikis harapan banyak warga Suriah bahwa era brutalitas bertahun-tahun akan berakhir, sebuah janji yang sempat digaungkan para pemimpin dan komunitas internasional di awal transisi. Pembantaian warga sipil menjadi pemandangan yang terus berulang, menodai setiap upaya menuju stabilitas dan perdamaian.

Alih-alih menyambut fajar baru, rakyat Suriah justru terperangkap dalam siklus kekerasan yang seolah tiada henti. Berbagai laporan dari lapangan, hingga 23 October 2025, menyoroti betapa rentannya kehidupan masyarakat sipil di berbagai wilayah. Serangan bersenjata, pembunuhan massal, dan bentrokan sektarian dilaporkan terjadi dengan frekuensi yang mengkhawatirkan, seringkali tanpa pertanggungjawaban yang jelas dari pihak manapun.

Kondisi ini menghadirkan paradoks yang menyakitkan; harapan akan kebebasan dan keamanan pasca-revolusi justru berujung pada rasa takut yang lebih mendalam. Janji-janji untuk membangun kembali negara di atas fondasi keadilan dan perdamaian kini terasa hampa di hadapan realitas berdarah yang terus berlangsung. Banyak pihak menuding kurangnya mekanisme pengawasan dan penegakan hukum yang efektif sebagai pemicu berlanjutnya anarki.

Masa Depan Suriah dalam Bayangan Kekerasan dan Ketidakpastian

Situasi kemanusiaan di Suriah semakin memburuk akibat konflik yang berkepanjangan ini. Jutaan orang telah mengungsi, baik di dalam negeri maupun ke negara-negara tetangga, mencari perlindungan dari kekejaman yang tak terbayangkan. Infrastruktur dasar seperti rumah sakit, sekolah, dan pasokan air bersih hancur lebur, memperparah krisis kesehatan dan pendidikan.

Para pengamat politik dan aktivis kemanusiaan menyuarakan kekhawatiran mendalam atas prospek masa depan Suriah. Mereka menekankan bahwa tanpa intervensi tegas dan solusi politik yang komprehensif, negara ini berisiko terjebak dalam pusaran konflik selama bertahun-tahun. Desakan untuk perlindungan sipil yang lebih kuat dan akuntabilitas bagi pelaku kejahatan perang semakin mengemuka, namun implementasinya masih menjadi tantangan besar.

“Kami melihat janji-janji perdamaian hanya sekadar retorika kosong. Setelah bertahun-tahun berjuang untuk menggulingkan tirani, kini kami justru menyaksikan kekejaman yang tak kalah brutal,” ujar seorang aktivis kemanusiaan Suriah yang enggan disebutkan namanya. “Rakyat Suriah berhak mendapatkan keamanan dan martabat, bukan lagi pembantaian dan keputusasaan.”

Komunitas internasional juga menghadapi tekanan untuk mengambil langkah lebih konkret. Kritikan muncul terhadap pendekatan yang dianggap terlalu hati-hati atau kurang efektif dalam mengatasi krisis ini. Sementara berbagai pihak terus menyerukan dialog dan rekonsiliasi, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa perdamaian di Suriah masih jauh dari kenyataan, dan harapan yang sempat bersemi kini telah layu digantikan oleh bayang-bayang kekerasan.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.