Rossoneri Mandul di Allianz: Peluang Hilang, Lini Depan Jadi Sorotan Utama
Tren Negatif Berlanjut di Turin
AC Milan kembali harus menelan pil pahit setelah gagal memaksimalkan peluang emas untuk memutus rekor tanpa kemenangan tandang melawan Juventus di ajang Serie A. Dalam pertandingan krusial yang berlangsung di Allianz Stadium, Sabtu 06 October 2025, Rossoneri bermain imbang tanpa gol, 0-0, yang membuat mereka kehilangan dua poin berharga dalam perburuan posisi di papan atas klasemen.
Hasil seri ini memperpanjang tren negatif Milan saat bertandang ke markas Bianconeri. Meskipun tampil dominan di beberapa fase pertandingan dan menciptakan sejumlah peluang, termasuk percobaan dari Rafael Leao dan Christian Pulisic, tim asuhan Stefano Pioli terbukti mandul di depan gawang. Kiper Juventus, Wojciech Szczesny, tidak terlalu dipaksa melakukan penyelamatan heroik, menandakan kurangnya ketajaman dari lini serang Milan.
Pertandingan ini seyogianya menjadi momentum bagi Milan untuk semakin mengukuhkan posisi mereka, terutama mengingat dinamika persaingan di Liga Italia musim ini. Namun, penampilan yang kurang klinis di sepertiga akhir lapangan justru menjadi bumerang, mengulang pola yang sering terlihat dalam beberapa pertandingan terakhir mereka.
Evaluasi Serangan: Krisis Produktivitas di Depan Gawang
Kegagalan mencetak gol di Turin kian memperjelas pekerjaan rumah (PR) besar yang menanti Stefano Pioli dan manajemen AC Milan di lini depan. Absennya Olivier Giroud atau tumpulnya penyerang lain, tampaknya menjadi masalah kronis yang belum terpecahkan. Statistik menunjukkan, Milan seringkali mendominasi penguasaan bola dan menciptakan peluang, namun konversi menjadi gol masih menjadi pertanyaan besar.
Ketergantungan pada beberapa individu untuk mencetak gol atau menciptakan peluang, seperti Rafael Leao, terbukti tidak cukup dalam pertandingan-pertandingan besar. Ketika para bintang utama kesulitan, tidak ada ‘plan B’ yang efektif untuk memecah kebuntuan. Ini memunculkan pertanyaan tentang kedalaman skuad di posisi penyerang dan efektivitas taktik yang diterapkan untuk memaksimalkan potensi ofensif.
Seorang pengamat sepak bola nasional, yang enggan disebutkan namanya, menyoroti permasalahan ini.
“Ketiadaan naluri pembunuh di depan gawang lawan telah menjadi momok yang menghantui Milan musim ini, terutama dalam laga-laga krusial. Ini bukan lagi sekadar masalah keberuntungan, melainkan indikasi bahwa ada sesuatu yang fundamental harus diperbaiki, baik itu di bursa transfer maupun dalam sesi latihan,” ujarnya.
Mendekati penghujung musim, kemampuan Milan untuk mengatasi krisis produktivitas gol ini akan sangat menentukan posisi akhir mereka di Serie A. Jika masalah ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin target ambisius Rossoneri untuk bersaing di level tertinggi akan kembali terganjal.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
