August 13, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Netanyahu: Israel Targetkan Kendali Militer Penuh Gaza, Bukan Pendudukan

TEL AVIV – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 08 August 2025 secara tegas menyatakan niat Israel untuk mengambil alih kendali militer penuh atas seluruh Jalur Gaza. Pernyataan ini disampaikan menjelang pertemuan kabinet yang akan membahas perluasan operasi militer di wilayah Palestina yang terkepung tersebut, memicu perdebatan sengit tentang masa depan pasca-konflik.

Dalam sebuah pengarahan kepada anggota kabinet keamanannya, Netanyahu mengklarifikasi bahwa meskipun Israel berniat untuk mengamankan kontrol militer sepenuhnya, tujuan akhirnya bukanlah untuk “mempertahankan” atau “memerintah” Jalur Gaza secara sipil. Pernyataan ini menggarisbawahi kompleksitas strategi Israel di tengah konflik yang berkecamuk sejak serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Komentar perdana menteri ini menyiratkan pendekatan jangka panjang yang berfokus pada penghapusan ancaman keamanan dari Gaza, namun tanpa keinginan untuk menanggung beban administrasi sipil atau kependudukan wilayah tersebut, sebuah kebijakan yang telah lama dihindari Israel sejak penarikan sepihaknya pada tahun 2005.

Implikasi Strategis dan Keamanan

Keinginan Israel untuk mengamankan kendali militer penuh atas Gaza kemungkinan besar didorong oleh pertimbangan keamanan yang mendalam. Pasca-serangan 7 Oktober, Israel telah berulang kali menekankan perlunya memastikan bahwa Gaza tidak akan lagi menjadi basis untuk serangan teror terhadap warganya. Kontrol militer penuh dapat mencakup demiliterisasi total Jalur Gaza, penghancuran infrastruktur militer kelompok-kelompok bersenjata, dan pencegahan penyelundupan senjata.

Para analis keamanan berpendapat bahwa “kendali militer penuh” bisa berarti pembentukan zona penyangga di sepanjang perbatasan, pengawasan perbatasan yang ketat, dan kemampuan untuk melakukan operasi militer kapan pun dianggap perlu. Ini akan memastikan bahwa tidak ada entitas bersenjata yang dapat beroperasi dari Gaza untuk mengancam Israel. Namun, Netanyahu juga berhati-hati untuk membedakan antara kontrol militer dan pendudukan sipil, sebuah garis tipis yang seringkali sulit dipahami di tengah konflik yang berkepanjangan.

“Namun, Israel tidak berniat untuk ‘mempertahankan’ atau ‘memerintah’ wilayah itu,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menekankan bahwa tujuan utamanya adalah untuk mengamankan kepentingan keamanan Israel tanpa menjadi kekuatan pendudukan di wilayah berpenduduk padat tersebut.

Pernyataan ini mencerminkan dilema yang dihadapi Israel: bagaimana mencapai tujuan keamanannya tanpa terjebak dalam administrasi wilayah yang kompleks dan bergejolak, yang dihuni oleh lebih dari dua juta warga Palestina. Pertanyaan tentang siapa yang akan mengisi kekosongan pemerintahan sipil di Gaza setelah konflik mereda masih menjadi teka-teki besar.

Masa Depan Gaza dan Reaksi Internasional

Komentar Netanyahu segera membayangi diskusi internasional mengenai “hari setelah” di Gaza dan masa depan wilayah tersebut. Komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat dan PBB, telah menyerukan solusi jangka panjang yang melibatkan pemerintahan Palestina yang kredibel dan prospek solusi dua negara. Visi Israel untuk kendali militer penuh tanpa pendudukan langsung menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana pemerintahan sipil akan dibentuk dan dipertahankan.

Banyak negara prihatin tentang prospek kekosongan kekuasaan atau perpanjangan kekacauan di Gaza. Mesir dan Yordania, bersama dengan negara-negara Arab lainnya, telah menyatakan kekhawatiran tentang potensi pengungsian massal dan implikasi keamanan regional. Mereka juga menekankan pentingnya mempertahankan prospek solusi dua negara, yang mungkin terancam oleh kontrol militer Israel yang berkepanjangan.

Meskipun Israel mungkin tidak berniat untuk “memerintah” Gaza, keberadaan kendali militer yang menyeluruh akan tetap memberikan Israel pengaruh yang signifikan atas kehidupan sehari-hari dan prospek politik wilayah tersebut. Pertemuan kabinet yang dijadwalkan pada 08 August 2025 diharapkan akan memberikan rincian lebih lanjut mengenai rencana operasional dan visi jangka panjang Israel untuk Jalur Gaza, yang pasti akan memicu lebih banyak perdebatan di panggung domestik maupun internasional.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.