Kyiv Berduka: 15 Tewas dalam Serangan Rudal dan Drone Rusia

KYIV – Ibu kota Ukraina, Kyiv, kembali menjadi sasaran serangan rudal dan drone besar-besaran yang dilancarkan Rusia pada 28 August 2025 dini hari. Insiden mematikan ini menewaskan sedikitnya 15 orang warga sipil dan melukai 45 lainnya, memicu gelombang kecaman internasional dan memperdalam krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di negara tersebut. Serangan ini terjadi kurang dari dua minggu setelah pertemuan puncak antara Amerika Serikat dan Rusia yang sempat memunculkan harapan akan de-eskalasi.
Peningkatan Intensitas Serangan di Kyiv
Otoritas Ukraina melaporkan bahwa gelombang serangan dimulai pada dini hari, dengan rudal jelajah dan drone Shahed buatan Iran menghantam berbagai lokasi di seluruh kota. Walikota Kyiv, Vitali Klitschko, menyatakan bahwa tim penyelamat telah dikerahkan untuk mencari korban di bawah reruntuhan dan menyediakan bantuan medis bagi mereka yang terluka. Beberapa bangunan tempat tinggal dan infrastruktur penting dilaporkan mengalami kerusakan parah akibat ledakan.
Kementerian Pertahanan Ukraina menyebut serangan ini sebagai tindakan terorisme dan menegaskan kembali komitmennya untuk mempertahankan kedaulatan negara. Sirene serangan udara meraung-raung di seluruh Kyiv selama beberapa jam, memaksa jutaan penduduk untuk berlindung di bunker dan stasiun metro bawah tanah. Saksi mata menggambarkan pemandangan mengerikan, dengan asap membumbung tinggi dari beberapa distrik dan suara ledakan keras yang mengguncang kota.
Upaya pencarian dan penyelamatan masih terus berlangsung. Puluhan ambulans dan petugas pemadam kebakaran terlihat di lokasi kejadian, berjuang untuk memadamkan api dan mengevakuasi korban. Rumah sakit di Kyiv dilaporkan kewalahan menerima korban luka, banyak di antaranya menderita luka bakar serius dan trauma akibat ledakan.
Bayang-bayang KTT AS-Rusia di Alaska
Serangan brutal ini terjadi dalam konteks yang mencolok, yakni kurang dari dua minggu setelah KTT penting antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. Pertemuan tersebut, yang diselenggarakan untuk meredakan ketegangan dan mencari titik temu dalam isu-isu global, sempat dianggap sebagai langkah awal menuju dialog yang lebih konstruktif antara kedua negara adidaya.
Namun, agresi terbaru Rusia terhadap Kyiv ini secara tajam kontras dengan semangat diplomasi yang coba dibangun di Alaska. Banyak pengamat internasional kini mempertanyakan efektivitas KTT tersebut dan niat sebenarnya Rusia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, dalam pernyataannya, mengecam keras serangan tersebut sebagai “provokasi terang-terangan” yang merusak setiap upaya untuk mencapai perdamaian.
“Serangan tanpa pandang bulu terhadap kota-kota sipil, terutama setelah dialog tingkat tinggi, menunjukkan pengabaian total terhadap hukum internasional dan nilai-nilai kemanusiaan. Ini adalah pukulan telak bagi setiap harapan perdamaian dan menegaskan kembali perlunya dukungan lebih kuat bagi Ukraina,” ujar seorang pejabat senior pemerintah Ukraina yang tidak ingin disebutkan namanya, mengutip respons internasional yang diharapkan.
Komunitas internasional didesak untuk memberikan sanksi lebih lanjut kepada Rusia dan meningkatkan bantuan pertahanan kepada Ukraina untuk melindungi warga sipil dari agresi lebih lanjut. PBB dan Uni Eropa juga diharapkan segera mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk insiden ini, memperkeruh hubungan diplomatik yang sudah tegang antara Rusia dan negara-negara Barat.
Para analis militer menyatakan bahwa pola serangan rudal dan drone Rusia semakin canggih, menargetkan tidak hanya infrastruktur militer tetapi juga area padat penduduk. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai strategi jangka panjang Rusia dalam konflik tersebut dan dampak kemanusiaan yang akan terus memburuk.
Dengan jumlah korban tewas dan luka yang terus bertambah, Kyiv kini berjuang untuk pulih dari serangan mematikan ini, sambil terus menyerukan bantuan dan dukungan dari dunia internasional. Situasi keamanan di ibu kota Ukraina tetap sangat genting, dengan peringatan serangan udara yang kemungkinan akan terus berlanjut di masa mendatang.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda