Sumber gambar: https://www.cnbcindonesia.com/news/20250616192502-8-641487/video-motor-listrik-makin-sepi-pembeli–harga-minyak-makin-mendidih
Hai, Sobat! Pernah nggak sih ngerasain dilema kayak gini? Pengen banget ikuti tren ramah lingkungan, ganti motor bensin dengan motor listrik. Bayangannya udah keren banget, irit, dan nggak ngerusak bumi. Eh, tapi… kenyataan di lapangan ternyata nggak semulus itu!
Beberapa waktu lalu, beritanya rame banget soal subsidi motor listrik yang gede banget, sampe Rp 7.000.000/unit! Wah, langsung deh banyak yang tertarik, termasuk aku.
Murah meriah!
batinku waktu itu. Aku bahkan sempet browsing-browsing model terbaru, ngebayangin asyiknya ngebut pakai motor listrik yang canggih. Tapi, tadinya aku ngira program ini bakalan jalan terus. Eh, ternyata… buyar! Subsidi udah nggak ada, harga motor listrik balik lagi ke harga aslinya yang lumayan bikin kantong jebol.
Nah, di saat yang bersamaan, harga bensin malah naik drastis! Kayaknya memang nggak ada habisnya ya, drama harga minyak dunia ini.
Gimana nggak pusing, harga BBM naik terus!
keluh temenku waktu ngobrol beberapa hari lalu. Awalnya, aku mikir, mungkin ini saat yang tepat buat balik lagi ke rencana beli motor listrik. Kan, harga bensin mahal, jadi lebih hemat pakai motor listrik.
Tapi, ternyata nggak semudah itu, Ferguso! Dengan harga motor listrik yang kembali normal (baca: mahal!), aku jadi mikir dua kali. Apakah penghematan yang didapat dari penggunaan listrik bakal sebanding dengan harga beli motornya yang tinggi? Aku harus hitung-hitung lagi deh, mempertimbangkan berbagai faktor, seperti biaya pengisian daya, ketahanan baterai, dan perawatan motornya.
Jadi, ini nih dilema yang aku rasain, dan mungkin banyak orang juga ngerasain hal yang sama. Di satu sisi, kita pengen banget berkontribusi untuk lingkungan yang lebih hijau. Motor listrik adalah solusi yang menarik. Di sisi lain, realita ekonomi juga harus kita pertimbangkan. Harganya yang nggak murah, ditambah ketidakpastian kebijakan subsidi, membuat kita harus berpikir panjang sebelum memutuskan untuk membeli.
Akhirnya, aku memutuskan untuk menunda dulu rencana membeli motor listrik. Bukan berarti aku menyerah pada mimpi hijauku, tapi aku perlu waktu untuk mengumpulkan informasi lebih banyak dan mempertimbangkan semua aspek dengan lebih matang. Mungkin aku perlu mencari informasi tentang subsidi atau promo terbaru. Atau, mungkin aku perlu mencari alternatif lain yang lebih terjangkau, misalnya dengan mencari informasi lebih lanjut tentang beberapa tipe motor listrik, hingga mengecek program cicilan yang tersedia.
Intinya, memilih kendaraan yang tepat itu harus berdasarkan pertimbangan yang matang, tidak hanya dari sisi lingkungan, tapi juga dari sisi keuangan kita. Semoga cerita pengalaman pribadiku ini bisa membantu kamu, Sobat! Yuk, kita sama-sama bijak dalam mengambil keputusan!