September 6, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Hamas Tetap Bertahan di Gaza: Mencari Kesepakatan Demi Kelangsungan Hidup

Di tengah kehancuran masif dan jatuhnya ribuan korban jiwa di Jalur Gaza, kelompok militan Hamas tetap menunjukkan keengganan untuk menyerah. Meski menghadapi tekanan militer Israel yang luar biasa intensif selama berbulan-bulan, para analis dan pengamat Timur Tengah berpendapat bahwa Hamas tidak melihat opsi menyerah sebagai jalan keluar.

Menurut berbagai sumber intelijen dan laporan lapangan, alasan utama di balik keteguhan ini adalah keyakinan Hamas bahwa mereka dapat bertahan cukup lama untuk mencapai kesepakatan yang pada akhirnya akan menjamin kelangsungan hidup dan peran mereka di masa depan Gaza. Ini adalah kalkulasi strategis yang kompleks, mempertimbangkan baik kerugian yang telah diderita maupun potensi keuntungan dari perlawanan berkelanjutan.

Kalkulasi Strategis di Tengah Reruntuhan

Serangan militer Israel di Jalur Gaza sejak 05 September 2025 telah menyebabkan kerusakan infrastruktur yang tak terbayangkan, menewaskan puluhan ribu warga Palestina, dan diduga mengikis sebagian besar kemampuan militer Hamas. Kota-kota hancur lebur, fasilitas kesehatan ambruk, dan lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal. Namun, di tengah semua kehancuran ini, Hamas tampaknya belum siap untuk mengakui kekalahan total.

Para analis politik dan keamanan mencatat bahwa resistensi Hamas bukan sekadar tindakan putus asa, melainkan sebuah pertaruhan yang diperhitungkan. Mereka percaya bahwa dengan terus melawan, mereka bisa mempertahankan posisi tawar yang cukup kuat untuk memaksa Israel dan mediator internasional agar menyepakati ketentuan yang menguntungkan mereka. Hal ini termasuk penghentian permusuhan, pembebasan tahanan Palestina, dan jaminan atas peran politik mereka di Gaza pasca-konflik.

Penyanderaan warga Israel dan asing juga menjadi salah satu kartu truf utama Hamas. Keberadaan para sandera memberikan Hamas pengaruh signifikan dalam negosiasi, terutama terkait dengan pertukaran tahanan dan kemungkinan gencatan senjata. Setiap operasi penyelamatan atau upaya negosiasi yang gagal semakin memperkuat narasi Hamas bahwa mereka masih memegang kendali atas aset berharga.

Bagi Hamas, “kelangsungan hidup” tidak selalu berarti mempertahankan kontrol penuh atas Jalur Gaza dalam bentuk yang sama seperti sebelum konflik. Ini lebih merujuk pada pencegahan penghancuran total sebagai kekuatan politik dan militer, serta memastikan mereka tidak sepenuhnya terpinggirkan dari lanskap politik Palestina di masa depan. Mereka berupaya mempertahankan kapasitas untuk “melawan” dan mengklaim legitimasi di mata sebagian warga Palestina dan pendukung regional mereka.

Mengapa Bertahan Adalah Sebuah Strategi?

Keputusan Hamas untuk terus bertahan adalah bagian dari strategi jangka panjang yang didasarkan pada pengalaman sejarah konflik di kawasan tersebut. Mereka mungkin berharap bahwa tekanan internasional yang meningkat terhadap Israel, perubahan opini publik global, atau kelelahan di pihak Israel sendiri akan memaksa adanya penghentian permusuhan dan pembicaraan yang lebih menguntungkan mereka.

“Bagi Hamas, menyerah bukan sekadar pengakuan kekalahan militer semata. Ini adalah kematian ideologis dan politik, yang akan menghapus peran mereka dari lanskap Palestina untuk selamanya,” ujar seorang analis politik Timur Tengah yang enggan disebutkan namanya. “Mereka lebih memilih untuk bertempur hingga titik darah penghabisan demi mempertahankan relevansi dan ideologi perlawanan mereka.”

Strategi ini juga didasarkan pada keinginan untuk tetap relevan dalam penentuan “hari setelah” di Gaza. Hamas tidak ingin digantikan oleh faksi lain yang dianggap lebih moderat atau tunduk pada kendali eksternal. Dengan menolak menyerah, mereka berusaha memastikan bahwa setiap rencana pasca-konflik harus memperhitungkan keberadaan dan tuntutan mereka, atau setidaknya tidak dapat dilaksanakan tanpa perlawanan sengit dari mereka.

Pengalaman dari operasi militer Israel sebelumnya di Gaza menunjukkan bahwa Hamas memiliki kapasitas yang luar biasa untuk membangun kembali dan muncul kembali setelah menderita kerugian besar. Jaringan bawah tanah, basis dukungan akar rumput, dan bantuan dari sekutu regional memungkinkan mereka untuk pulih dan terus melancarkan operasi. Sejarah ini mungkin memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka dapat mengulangi pola yang sama kali ini.

Konsekuensi dari strategi bertahan ini sangat berat, terutama bagi warga sipil Gaza yang terus menanggung beban konflik. Dengan tidak adanya tanda-tanda penyerahan diri dari Hamas dan Israel yang bertekad untuk melenyapkan kelompok tersebut, jalur menuju perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut tampak semakin sulit dan berliku.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.