Evaluasi Militer: Hamas Tetap Kekuatan Tempur Tangguh di Gaza
        Operasi militer intensif yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza, khususnya di wilayah perkotaan Gaza, telah menimbulkan kerusakan parah pada infrastruktur dan menyebabkan korban jiwa yang masif. Tujuan utama Israel adalah melumpuhkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas. Namun, terlepas dari gempuran yang tiada henti, laporan terbaru dan analisis dari lapangan menunjukkan bahwa Hamas tetap menjadi kekuatan tempur yang tangguh dan mampu melanjutkan perlawanan.
Pada 19 September 2025, pertempuran di beberapa kantong di Gaza terus berlanjut, dengan pasukan Israel menghadapi perlawanan sporadis namun terorganisir. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai efektivitas strategi militer yang ada dalam mencapai tujuan penghancuran total Hamas. Beberapa pejabat Israel, meski optimistis dengan kemajuan yang dicapai, mulai mengakui kompleksitas dan tantangan dalam melumpuhkan kelompok yang telah berakar kuat dalam masyarakat Gaza ini.
Strategi Bertahan dan Taktik Gerilya Hamas
Kemampuan Hamas untuk bertahan dan melanjutkan perlawanan pasca-serangan Israel yang berkepanjangan sebagian besar didasarkan pada strategi asimetris dan taktik gerilya yang telah mereka kembangkan selama bertahun-tahun. Jaringan terowongan bawah tanah yang luas, yang dikenal sebagai “Metro Gaza”, memainkan peran krusial. Terowongan ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat persembunyian bagi para pejuang dan gudang senjata, tetapi juga sebagai jalur pergerakan aman yang memungkinkan mereka melancarkan penyergapan dan serangan mendadak di belakang garis musuh.
Para pejuang Hamas dilaporkan terus melancarkan penyergapan, menggunakan alat peledak improvisasi (IED), dan melancarkan serangan gaya “hit-and-run” terhadap pasukan Israel. Taktik ini dirancang untuk menimbulkan korban, mengikis moral lawan, dan memperpanjang konflik, memanfaatkan kerumitan perang kota di tengah lingkungan yang padat penduduk. Struktur komando Hamas yang terdesentralisasi juga memungkinkan kelompok tersebut untuk terus beroperasi bahkan jika kepemimpinan puncak menjadi target. Sel-sel perlawanan lokal dapat terus bertempur dengan relatif otonom, memanfaatkan pengetahuan mendalam mereka tentang medan.
Evaluasi Intelijen dan Tantangan Israel
Dari sudut pandang Israel, tujuan utama operasi militer di Gaza adalah untuk memberikan pukulan telak dan menghancurkan kapasitas militer Hamas secara permanen. Namun, seperti yang disinyalir oleh beberapa pejabat Israel sendiri, tujuan ini terbukti jauh lebih sulit dicapai daripada yang diperkirakan. Laporan intelijen mengindikasikan bahwa meskipun sejumlah besar infrastruktur Hamas telah hancur dan ribuan pejuangnya tewas, kelompok tersebut masih memiliki inti kekuatan yang mampu melakukan serangan.
“Meskipun kemajuan signifikan telah dicapai dalam melumpuhkan infrastruktur utama Hamas, upaya untuk sepenuhnya memberantas kelompok yang bersifat ideologis dan memiliki dukungan akar rumput di tengah populasi yang tertindas adalah tantangan yang berbeda. Ini bukan hanya perang melawan tentara, melainkan melawan sebuah gagasan yang berakar kuat,” kata seorang analis militer yang meminta anonimitas karena sensitivitas isu ini.
Tantangan bagi pasukan Israel diperparah oleh sifat perang kota yang rumit, di mana kombatan Hamas sering kali berbaur dengan penduduk sipil, dan penggunaan terowongan memungkinkan mereka untuk muncul dan menghilang dengan cepat. Setiap upaya untuk memberantas Hamas secara total juga berisiko memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah di Gaza, yang pada gilirannya dapat memicu lebih banyak kebencian dan memperkuat narasi perlawanan.
Dengan demikian, meskipun gempuran militer Israel telah memakan korban besar, Hamas menunjukkan ketahanan yang mengejutkan. Konflik yang berlarut-larut ini menggarisbawahi kompleksitas operasi militer di Gaza dan menimbulkan pertanyaan tentang strategi jangka panjang yang diperlukan untuk mencapai stabilitas di kawasan tersebut, melampaui sekadar solusi militer.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
