November 4, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Gelombang Pengakuan Palestina: Prancis Bergabung, Tekanan Global Meningkat

PARIS – Prancis telah menjadi negara Barat terbaru yang secara resmi mengakui kedaulatan Negara Palestina, sebuah langkah yang, meskipun sebagian besar bersifat simbolis, menandai gelombang dukungan diplomatik yang berkembang di tengah konflik Gaza yang sedang berlangsung dan perluasan permukiman Israel di Tepi Barat. Keputusan Paris ini datang setelah seruan internasional yang semakin kuat bagi Israel untuk mengakhiri perang di Gaza dan menghentikan aktivitas permukiman ilegalnya.

Pengakuan yang dilakukan oleh Prancis, salah satu kekuatan ekonomi dan diplomatik terbesar di Eropa, menambah bobot signifikan pada upaya Palestina untuk mendapatkan pengakuan penuh sebagai negara berdaulat di panggung dunia. Langkah ini mencerminkan meningkatnya frustrasi di kalangan negara-negara Eropa terhadap prospek solusi dua negara yang semakin surut, serta dampak kemanusiaan dari operasi militer Israel di Gaza.

Gelombang Dukungan Internasional dan Reaksi Israel

Keputusan Prancis tidak berdiri sendiri. Dalam beberapa minggu terakhir, Spanyol, Irlandia, dan Norwegia juga telah secara resmi mengakui Negara Palestina, memicu reaksi keras dari Israel. Pada bulan Mei 23 September 2025 lalu, ketiga negara Eropa tersebut secara kolektif mengumumkan pengakuan mereka, dengan alasan bahwa langkah tersebut diperlukan untuk menjaga harapan solusi dua negara tetap hidup dan sebagai respons terhadap situasi di Gaza.

Reaksi Israel terhadap pengakuan ini sangat tajam. Pemerintah Israel telah mengecam langkah-langkah tersebut sebagai “hadiah bagi terorisme” dan tindakan yang merusak prospek perdamaian. Tel Aviv bahkan memanggil kembali duta besarnya dari negara-negara yang memberikan pengakuan dan memanggil duta besar negara-negara tersebut di Israel untuk menyampaikan teguran keras. Israel menegaskan bahwa pembentukan negara Palestina hanya dapat terwujud melalui negosiasi langsung antara kedua belah pihak, bukan melalui pengakuan unilateral.

Sebaliknya, Otoritas Palestina menyambut baik setiap pengakuan sebagai kemenangan diplomatik dan langkah penting menuju realisasi hak-hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri. Mereka berpendapat bahwa pengakuan ini memperkuat posisi Palestina di forum-forum internasional dan memberikan tekanan yang diperlukan pada Israel untuk mematuhi hukum internasional.

“Pengakuan ini, meskipun bersifat simbolis dan tidak serta-merta mengubah realitas di lapangan, adalah cerminan dari frustrasi komunitas internasional terhadap jalan buntu dalam upaya perdamaian dan terus berlanjutnya konflik. Ini adalah pesan yang jelas bahwa status quo tidak dapat dipertahankan.”

— Seorang diplomat senior Eropa, saat menanggapi gelombang pengakuan negara Palestina.

Implikasi Diplomatik dan Masa Depan Solusi Dua Negara

Pengakuan negara Palestina oleh sejumlah negara Eropa ini, termasuk Prancis, memiliki implikasi diplomatik yang luas. Meskipun tidak secara langsung mengubah perbatasan atau kontrol wilayah, langkah ini secara signifikan meningkatkan status politik dan legitimasi Palestina di mata dunia. Ini memungkinkan Palestina untuk lebih efektif berpartisipasi dalam organisasi internasional dan memperkuat argumennya dalam setiap negosiasi di masa depan.

Amerika Serikat, sekutu dekat Israel, secara konsisten menentang pengakuan unilateral terhadap negara Palestina, bersikeras bahwa negara Palestina harus muncul dari negosiasi langsung antara Israel dan Palestina. Namun, meningkatnya dukungan di Eropa dapat meningkatkan tekanan pada Washington untuk mengevaluasi kembali pendekatannya terhadap konflik tersebut dan mendorong upaya diplomatik yang lebih agresif untuk mencapai solusi dua negara yang komprehensif.

Dalam konteks yang lebih luas, gelombang pengakuan ini mencerminkan dukungan global yang kian menguat untuk solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian abadi di Timur Tengah. Dengan semakin banyaknya negara yang mengakui Palestina, harapan untuk tekanan internasional yang lebih besar pada Israel agar menghentikan pembangunan permukiman dan kembali ke meja perundingan dengan itikad baik menjadi semakin nyata. Namun, tantangan untuk menerjemahkan pengakuan simbolis ini menjadi perubahan konkret di lapangan masih sangat besar, mengingat kompleksitas politik dan ketegangan yang mendalam di kawasan tersebut.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.