Tiongkok Pertama Kali Berjanji Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca, Target 2035
        Dalam sebuah pernyataan yang menandai titik balik signifikan dalam upaya global melawan perubahan iklim, Presiden Tiongkok Xi Jinping telah mengumumkan bahwa negaranya untuk pertama kalinya secara eksplisit berjanji untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Pengumuman penting ini disampaikan pada konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, 25 September 2025, dengan target ambisius memangkas emisi setidaknya 7 hingga 10 persen hingga tahun 2035.
Komitmen ini menjadi sorotan utama mengingat status Tiongkok sebagai emiten gas rumah kaca terbesar di dunia. Selama ini, Beijing kerap menegaskan perannya sebagai negara berkembang yang prioritas utamanya adalah pembangunan ekonomi, meskipun telah berinvestasi besar-besaran dalam energi terbarukan. Janji baru ini, menurut para analis, mencerminkan pergeseran strategis dalam kebijakan lingkungan Tiongkok dan tekanan internasional yang semakin kuat untuk tindakan iklim yang lebih konkret.
Konferensi iklim PBB, yang menjadi platform bagi para pemimpin dunia untuk menegaskan kembali atau memperbarui janji iklim mereka, dikenal sebagai Nationally Determined Contributions (NDCs). Ini merupakan bagian integral dari kerangka kerja Perjanjian Paris yang bertujuan untuk membatasi kenaikan suhu global. Pernyataan Presiden Xi Jinping menempatkan Tiongkok di garis depan dalam diskusi mitigasi iklim global, memberikan dorongan baru bagi diplomasi iklim multilateral.
Komitmen Historis Beijing dalam Perubahan Iklim
Pidato Presiden Xi menggarisbawahi tekad Beijing untuk berperan lebih aktif dalam penanganan krisis iklim. Pernyataan mengenai pengurangan emisi sebesar 7 hingga 10 persen hingga 2035 menunjukkan keseriusan Tiongkok dalam mencapai target iklimnya. Meskipun rincian spesifik mengenai baseline atau metrik pengukuran pengurangan emisi ini belum sepenuhnya dijelaskan dalam laporan awal, janji untuk “mengurangi emisi” secara langsung merupakan langkah yang lebih ambisius dibandingkan komitmen sebelumnya yang lebih fokus pada pengurangan intensitas karbon per unit PDB.
Langkah ini merupakan evolusi dari kebijakan iklim Tiongkok yang telah lama berjalan. Meskipun telah memimpin dalam pengembangan energi surya dan angin, ketergantungan Tiongkok pada batu bara untuk pembangkit listrik tetap menjadi tantangan besar. Komitmen yang diumumkan Presiden Xi ini berpotensi memacu inovasi lebih lanjut dan investasi pada sektor energi hijau, sekaligus mempercepat transisi energi di ekonomi terbesar kedua dunia ini.
“Negara kami akan berupaya mengurangi emisi [gas rumah kaca] setidaknya 7 hingga 10 persen hingga tahun 2035,” demikian Presiden Xi Jinping menyampaikan dalam konferensi iklim PBB, mengukuhkan komitmen Tiongkok dalam menghadapi krisis iklim yang mendesak.
Tantangan Implementasi dan Harapan Global
Pencapaian target pengurangan emisi sebesar 7-10 persen bukanlah tanpa tantangan. Tiongkok masih sangat bergantung pada energi fosil untuk menopang pertumbuhan ekonominya yang pesat. Transisi menuju ekonomi rendah karbon akan menuntut investasi kolosal dalam teknologi bersih, restrukturisasi industri berat, dan perubahan fundamental dalam pola konsumsi energi di seluruh negeri. Selain itu, diperlukan kerangka kerja yang kuat untuk pemantauan, pelaporan, dan verifikasi (MRV) untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas.
Di tingkat global, janji Tiongkok ini diharapkan dapat memicu negara-negara emiten besar lainnya untuk meningkatkan ambisi iklim mereka. Sebagai pemain kunci dalam geopolitik dan ekonomi global, langkah Tiongkok ini memperkuat momentum Perjanjian Paris dan menunjukkan bahwa bahkan negara-negara dengan tantangan pembangunan yang kompleks pun dapat mengambil langkah berani. Namun, komunitas internasional akan memantau ketat bagaimana janji ini diterjemahkan ke dalam kebijakan konkret dan implementasi nyata di lapangan.
Analis dan pegiat lingkungan menyambut baik pengumuman ini dengan optimisme yang hati-hati. Mereka menekankan pentingnya rincian lebih lanjut dan langkah-langkah implementasi yang transparan untuk memastikan target ini tercapai. Komitmen ini membuka lembaran baru bagi Tiongkok dalam perannya sebagai kekuatan iklim global dan memberikan harapan, meskipun perlu diiringi dengan tindakan nyata dan berkelanjutan, bagi masa depan iklim bumi.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
