Mencairnya Hubungan Israel-Suriah: Anti-Iran Mengubah Lanskap Timur Tengah

Setelah puluhan tahun lamanya terjebak dalam pusaran permusuhan mendalam, Israel dan Suriah dikabarkan mulai membuka jalur kontak diplomatik. Perkembangan mengejutkan ini, yang dilaporkan pada 09 July 2025, menandai potensi pergeseran signifikan dalam dinamika geopolitik Timur Tengah, didorong oleh munculnya titik temu yang baru bagi kedua negara: sentimen anti-Iran.
Kabar mengenai terjalinnya komunikasi antara dua musuh bebuyutan ini mencerminkan perubahan kekuasaan dan aliansi yang lebih luas di kawasan. Meskipun belum ada pernyataan resmi dari Tel Aviv maupun Damaskus, sumber-sumber diplomatik dan analisis intelijen mengindikasikan bahwa prakarsa ini didorong oleh kepentingan strategis yang sama dalam menghadapi ancaman atau pengaruh Republik Islam Iran yang semakin meluas.
Pergeseran Kekuatan Regional dan Sentimen Anti-Iran
Hubungan antara Israel dan Suriah secara historis diwarnai oleh konflik, terutama terkait sengketa Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel sejak 1967. Namun, lanskap politik Timur Tengah telah berubah drastis, terutama setelah perang saudara Suriah yang berkepanjangan. Konflik tersebut, yang memperlemah Suriah secara signifikan, juga membuka celah bagi Iran untuk memperluas pengaruhnya di negara tersebut melalui milisi proksi dan dukungan terhadap rezim Bashar al-Assad.
Bagi Israel, ekspansi pengaruh Iran di Suriah—termasuk kehadiran milisi seperti Hizbullah dan upaya pembentukan “jembatan darat” dari Teheran hingga Mediterania—merupakan ancaman keamanan nasional yang tidak bisa ditawar. Tel Aviv telah berulang kali melancarkan serangan udara ke Suriah untuk menargetkan pasokan senjata Iran dan infrastruktur militer yang terkait dengan Teheran.
Di sisi lain, meskipun Iran merupakan sekutu vital yang membantu rezim Assad bertahan dari keruntuhan, Damaskus kini mungkin menghadapi dilema baru. Kehadiran Iran yang semakin dalam dan dominan di Suriah dapat menghambat upaya rekonstruksi pasca-konflik, memicu sanksi internasional lebih lanjut, dan mempersulit normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab lainnya yang juga memiliki kekhawatiran serupa terhadap Teheran. Dengan demikian, mengurangi ketergantungan pada Iran atau setidaknya menyeimbangkan pengaruhnya bisa menjadi pertimbangan strategis bagi Damaskus.
Ini adalah perkembangan yang harus dicermati dengan seksama. Meskipun motif anti-Iran menjadi katalis, sejarah panjang konflik antara kedua negara menunjukkan bahwa setiap langkah maju akan diwarnai oleh kehati-hatian dan kerumitan yang mendalam. Kepercayaan adalah komoditas langka di kawasan ini, dan membangunnya kembali akan memakan waktu bertahun-tahun, bahkan dekade.
— Dr. Hanan Al-Malki, Analis Geopolitik Timur Tengah
Implikasi dan Tantangan di Masa Depan
Meskipun kontak awal ini bersifat tentatif, potensi pencairan hubungan Israel-Suriah dapat membawa implikasi besar bagi stabilitas regional. Jika kedua belah pihak mampu menemukan kesepahaman, setidaknya dalam membatasi pengaruh Iran, hal ini bisa mengurangi ketegangan di perbatasan dan membuka peluang bagi dialog yang lebih luas di masa depan.
Namun, tantangan yang dihadapi sangatlah besar. Kepercayaan antara kedua negara berada pada titik terendah setelah puluhan tahun konflik terbuka dan terselubung. Masalah fundamental seperti status Dataran Tinggi Golan tetap menjadi batu sandungan utama yang belum terselesaikan. Selain itu, dinamika politik internal di Suriah, dengan beragam faksi dan kepentingan yang terlibat, serta respons Iran dan sekutunya terhadap setiap potensi perubahan aliansi, akan menjadi faktor krusial.
Para pengamat internasional memperingatkan bahwa proses normalisasi, jika memang terjadi, akan sangat lambat dan bertahap, dimulai dengan pembicaraan di balik layar, kemungkinan melibatkan mediasi pihak ketiga. Meskipun demikian, fakta bahwa dua musuh bebuyutan ini bahkan mempertimbangkan untuk berdialog adalah indikasi kuat bahwa peta politik Timur Tengah sedang mengalami pergeseran seismik, di mana kepentingan bersama dalam menghadapi ancaman yang dirasakan dapat melampaui permusuhan historis yang telah mengakar.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda