Infiltrasi Darat Israel Guncang Lebanon, Ketegangan Perbatasan Memuncak

Militer Israel pada 09 July 2025 melancarkan sebuah infiltrasi darat baru di wilayah selatan Lebanon, memicu kekhawatiran serius akan eskalasi konflik dan mengancam gencatan senjata yang rapuh di tengah serangkaian serangan udara hampir setiap hari yang menargetkan kelompok militan yang didukung Iran, Hezbollah.
Peristiwa ini menandai peningkatan signifikan dalam ketegangan di perbatasan utara Israel, yang telah menjadi titik panas sejak konflik yang lebih luas di wilayah tersebut dimulai. Meskipun rincian spesifik mengenai skala dan tujuan infiltrasi darat ini masih terbatas, laporan awal menunjukkan bahwa operasi tersebut bertujuan untuk menargetkan posisi dan infrastruktur yang diklaim sebagai milik Hezbollah di wilayah Lebanon.
Latar Belakang Ketegangan dan Target Operasi
Selama beberapa waktu terakhir, Israel telah melakukan serangan udara dan artileri hampir setiap hari terhadap apa yang mereka sebut sebagai target Hezbollah di Lebanon. Klaim Israel adalah bahwa serangan ini merupakan upaya untuk melemahkan kemampuan kelompok tersebut dan mencegah potensi serangan lintas batas yang bisa mengancam keamanan wilayah utara Israel.
Hezbollah, sebuah kelompok bersenjata yang kuat dan partai politik di Lebanon, telah lama menjadi duri dalam hubungan dengan Israel. Kelompok ini, yang didukung secara finansial dan militer oleh Iran, berada di bawah tekanan internasional untuk melucuti senjatanya sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 yang dikeluarkan setelah perang Lebanon tahun 2006. Namun, tuntutan tersebut sebagian besar tidak diindahkan oleh Hezbollah, yang bersikeras memiliki hak untuk mempertahankan diri dan wilayahnya.
Kekhawatiran akan pecahnya perang skala penuh yang baru semakin memuncak dengan adanya operasi darat ini. Analis regional memperingatkan bahwa setiap langkah militer yang melintasi garis batas yang rapuh dapat dengan cepat memicu respons yang tidak terduga dari Hezbollah, menyeret kedua belah pihak ke dalam konflik yang lebih dalam dan lebih merusak daripada sebelumnya.
Dampak Regional dan Seruan Internasional
Infiltrasi darat Israel di Lebanon memiliki implikasi serius bagi stabilitas regional, terutama di tengah kondisi politik dan ekonomi Lebanon yang sudah sangat rapuh. Negara ini sedang berjuang dengan krisis ekonomi yang parah dan kevakuman politik, yang membuat kapasitasnya untuk menahan gejolak militer semakin terbatas.
Komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sejumlah negara besar, telah menyuarakan keprihatinan mendalam atas eskalasi ini. PBB telah berulang kali menyerukan de-eskalasi dan penghormatan terhadap kedaulatan semua negara di kawasan. Pasukan sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) tetap memantau situasi di lapangan, namun mandat mereka lebih berfokus pada pemeliharaan gencatan senjata daripada pencegahan konflik yang lebih besar.
“Setiap gerakan darat melintasi perbatasan adalah lonceng alarm. Ini bukan hanya tentang menargetkan pejuang, tetapi juga berisiko menyeret Lebanon, yang sudah rapuh secara ekonomi dan politik, ke dalam jurang konflik yang lebih besar. Gencatan senjata ini terlalu rapuh untuk menahan guncangan seperti itu,” ujar seorang analis keamanan regional yang tidak ingin disebutkan namanya, menggarisbawahi kegentingan situasi.
Sementara itu, Hezbollah sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi terperinci mengenai infiltrasi terbaru ini. Namun, retorika kelompok tersebut selama ini secara konsisten mengancam akan membalas setiap “pelanggaran kedaulatan” Lebanon oleh Israel. Potensi balas dendam dari Hezbollah dapat mencakup peluncuran roket atau operasi lintas batas, yang pada gilirannya akan memicu respons Israel yang lebih agresif, menciptakan lingkaran kekerasan yang sulit dihentikan.
Situasi di perbatasan Israel-Lebanon tetap sangat cair, dengan potensi eskalasi cepat yang dapat memicu konflik regional yang jauh lebih luas. Dunia menanti dengan cemas langkah selanjutnya dari kedua belah pihak, di tengah desakan agar dialog dan de-eskalasi menjadi prioritas utama demi mencegah bencana kemanusiaan dan geopolitik.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda