Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja Memanas, Belasan Tewas dalam Adu Tembak
PHNOM PENH/BANGKOK — Ketegangan di perbatasan antara Thailand dan Kamboja kembali memuncak setelah terjadi baku tembak mematikan yang menewaskan sedikitnya belasan orang. Insiden ini, yang terjadi pada hari [Hari sebelumnya dari Tanggal Hari Ini], menjadi eskalasi paling signifikan dalam sengketa wilayah yang telah berlangsung lama antara kedua negara, memicu kekhawatiran serius akan stabilitas regional.
Adu tembak, yang melibatkan artileri berat dan senjata ringan, meletus di daerah perbatasan yang disengketakan, tepatnya di sekitar kuil kuno Preah Vihear. Sumber militer dari kedua belah pihak melaporkan adanya korban tewas dari kalangan prajurit, dan ada pula laporan yang belum terkonfirmasi mengenai korban sipil. Ribuan warga sipil yang tinggal di desa-desa sekitar perbatasan dilaporkan telah dievakuasi untuk mencari perlindungan, meninggalkan rumah dan mata pencarian mereka dalam ketidakpastian.
Kronologi Eskalasi dan Dampak Kemanusiaan
Pemicu pasti dari eskalasi terbaru ini masih menjadi perdebatan, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan. Namun, ketegangan telah membara selama beberapa waktu terakhir menyusul pembangunan infrastruktur militer baru dan patroli yang semakin intensif di zona yang diklaim oleh kedua negara. Pada [Hari sebelumnya dari Tanggal Hari Ini] pagi, situasi memburuk drastis ketika pasukan dari kedua belah pihak dilaporkan saling menembak, yang dengan cepat berkembang menjadi baku tembak skala penuh yang berlangsung selama beberapa jam.
Akibat langsung dari konflik ini sangat memprihatinkan. Selain belasan korban jiwa, banyak lainnya mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit. Pihak berwenang Kamboja menyatakan bahwa beberapa roket dan peluru artileri jatuh di dalam wilayah mereka, menyebabkan kerusakan pada properti sipil. Sementara itu, Thailand juga melaporkan dampak serupa di sisi perbatasan mereka. Organisasi bantuan kemanusiaan telah menyerukan akses segera ke daerah konflik untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi internal (IDP) yang kehilangan tempat tinggal.
“Insiden ini bukan sekadar baku tembak biasa; ini adalah pengingat mengerikan akan rapuhnya perdamaian di wilayah perbatasan yang disengketakan. Kedua negara harus segera menahan diri dan kembali ke meja perundingan. Setiap eskalasi lebih lanjut hanya akan membawa penderitaan bagi rakyat dan mengancam stabilitas ASEAN secara keseluruhan.”
Latar Belakang Sengketa dan Seruan Internasional
Sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja, khususnya di sekitar kuil Preah Vihear, telah berlangsung selama beberapa dekade. Meskipun Mahkamah Internasional (ICJ) telah memutuskan pada tahun 1962 bahwa kuil tersebut berada di wilayah Kamboja, batas-batas wilayah di sekitarnya masih belum didefinisikan secara jelas, menyebabkan ketegangan yang berulang. Beberapa kali baku tembak serupa pernah terjadi di masa lalu, yang sering kali diiringi dengan retorika nasionalistik yang membakar.
Menanggapi eskalasi ini, sejumlah negara dan organisasi internasional telah menyerukan penahanan diri. Sekretaris Jenderal PBB telah menyatakan keprihatinan mendalam dan mendesak kedua belah pihak untuk menyelesaikan perselisihan mereka melalui dialog damai. Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), di mana kedua negara menjadi anggotanya, juga diharapkan memainkan peran mediasi untuk mencegah konflik lebih lanjut. Namun, hingga 25 July 2025, situasi di lapangan masih tegang, dengan laporan konsentrasi pasukan di kedua sisi perbatasan yang terus berdatangan.
Masa depan hubungan bilateral antara Thailand dan Kamboja bergantung pada kemampuan mereka untuk meredakan ketegangan ini dan menemukan solusi jangka panjang untuk sengketa perbatasan yang telah lama menghantui. Masyarakat internasional terus memantau situasi dengan cermat, berharap tidak ada lagi korban jiwa akibat konflik yang seharusnya dapat dihindari.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
