September 12, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Krisis Pangan Landa Rumah Sakit Gaza, Ancam Pasien dan Tenaga Medis

Kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza terus memburuk, dengan rumah sakit-rumah sakit di wilayah tersebut kini menghadapi ancaman kelaparan yang meluas. Laporan terbaru mengindikasikan bahwa tenaga medis dan pasien, terutama mereka yang paling rentan seperti bayi dan anak-anak, berjuang untuk bertahan hidup di tengah minimnya pasokan makanan dan kebutuhan pokok lainnya menyusul pembatasan bantuan kemanusiaan.

Situasi ini menciptakan dilema moral dan praktis bagi para dokter dan perawat yang, selain harus berjuang merawat pasien, juga harus menghadapi ancaman kelaparan bagi diri mereka sendiri. Keterbatasan sumber daya ini menghambat kemampuan mereka untuk memberikan perawatan yang layak, bahkan untuk kasus-kasus medis dasar sekalipun.

Kondisi Kritis Tenaga Medis dan Pasien

Pemandangan perawat yang pingsan karena kelelahan ekstrem dan kekurangan gizi telah menjadi hal lumrah di berbagai fasilitas kesehatan di Gaza. Para tenaga medis, yang bekerja tanpa henti di bawah tekanan besar, seringkali tidak mendapatkan makanan yang cukup untuk menjaga stamina mereka. Akibatnya, kapasitas layanan kesehatan menurun drastis pada saat kebutuhan medis berada di puncaknya.

“Kami menyaksikan para perawat pingsan di lorong rumah sakit, bukan karena kelelahan dari jam kerja panjang, melainkan karena mereka belum makan berhari-hari,” ujar seorang dokter di Gaza bagian selatan, yang identitasnya dirahasiakan demi keselamatannya. “Bagaimana kami bisa merawat pasien, bagaimana kami bisa menyelamatkan nyawa, jika kami sendiri sedang sekarat?”

Dampak kelaparan juga sangat dirasakan oleh pasien, khususnya bayi yang baru lahir dan anak-anak. Ketersediaan susu formula bayi semakin menipis, bahkan habis sama sekali di beberapa rumah sakit, menyebabkan kekhawatiran serius akan peningkatan angka kematian bayi akibat gizi buruk. Pasien lain, yang membutuhkan nutrisi untuk pemulihan dari luka atau penyakit kronis, juga menghadapi komplikasi parah akibat kekurangan makanan.

Persediaan makanan yang berkurang secara drastis berdampak pada seluruh populasi Gaza, di mana lebih dari 80% penduduk bergantung pada bantuan kemanusiaan. Rumah sakit, yang seharusnya menjadi tempat penyembuhan, kini justru menjadi saksi bisu penderitaan ganda: penyakit dan kelaparan.

Kendala Distribusi Bantuan dan Krisis yang Memburuk

Pembatasan ketat terhadap bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza telah menjadi pemicu utama krisis pangan ini. Meskipun ada upaya dari berbagai organisasi internasional, jumlah truk bantuan yang diizinkan masuk jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar sekitar 2,3 juta penduduk Gaza. Proses inspeksi yang panjang, penutupan perbatasan, dan kerusakan infrastruktur akibat konflik semakin memperparah situasi.

Selain makanan, rumah sakit juga menghadapi kelangkaan parah akan air bersih, bahan bakar untuk generator, dan obat-obatan esensial. Tanpa bahan bakar, operasional rumah sakit lumpuh, mengancam nyawa pasien yang bergantung pada peralatan medis penting seperti ventilator dan mesin dialisis. Kondisi sanitasi yang buruk akibat kurangnya air bersih juga meningkatkan risiko wabah penyakit menular.

Pada 28 July 2025, komunitas internasional terus menyerukan pembukaan koridor kemanusiaan yang lebih luas dan aman untuk memungkinkan aliran bantuan tanpa hambatan ke seluruh Jalur Gaza. Namun, di lapangan, situasi tetap mengerikan, dengan laporan-laporan yang terus-menerus menyoroti tingkat keparahan krisis kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tanpa intervensi segera dan signifikan, rumah sakit di Gaza berisiko kolaps total, meninggalkan ribuan orang tanpa akses terhadap perawatan medis yang krusial.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.