September 5, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Afghanistan Berduka: Ribuan Korban Gempa Menanti Bantuan di Pedalaman Terpencil

KABUL, Afghanistan – Gempa bumi mematikan yang mengguncang wilayah timur Afghanistan beberapa waktu lalu telah menelan korban jiwa sedikitnya 1.400 orang. Namun, di tengah puing-puing dan keputusasaan, tantangan terbesar kini adalah memastikan bantuan darurat dapat mencapai ribuan penyintas yang terisolasi di desa-desa pegunungan terpencil. Meskipun upaya penyelamatan dan penyaluran bantuan terus dilakukan, pergerakannya masih tersendat, menyisakan kerentanan bagi mereka yang paling membutuhkan.

Tantangan Akses dan Skala Kerusakan

Episenter gempa, dengan kekuatan Magnitudo 6,1, terletak di wilayah pegunungan terjal yang sulit dijangkau, tepatnya di perbatasan dengan Pakistan. Daerah ini, yang sebagian besar dihuni oleh komunitas pedesaan, kini luluh lantak. Ribuan rumah telah hancur total, dan infrastruktur vital seperti jalan serta jembatan rusak parah atau tertimbun longsor. Akibatnya, banyak desa yang benar-benar terputus dari dunia luar, memperumit upaya penyelamatan dan pendistribusian bantuan.

Estimasi awal menunjukkan bahwa puluhan ribu jiwa kini terpaksa mengungsi, kehilangan tempat tinggal dan mata pencarian. Mereka hidup dalam kondisi serba kekurangan, berjuang melawan cuaca dingin pegunungan yang ekstrem, tanpa akses memadai terhadap makanan, air bersih, dan fasilitas medis. Kondisi ini diperparah oleh ancaman penyakit yang mengintai di kamp-kamp pengungsian darurat.

“Situasi di lapangan sangat memprihatinkan. Banyak korban yang selamat kini berjuang melawan hipotermia dan kelaparan, apalagi dengan mendekatnya musim dingin. Setiap jam sangat berharga untuk menyelamatkan nyawa, namun rintangan logistik di medan yang sulit ini sungguh luar biasa,” ujar seorang koordinator bantuan kemanusiaan yang enggan disebut namanya, menjelaskan kondisi di salah satu wilayah terdampak.

Pemerintah de facto Taliban, meskipun dengan sumber daya terbatas, telah mengerahkan tim penyelamat dan mendistribusikan bantuan awal. Namun, skala bencana jauh melampaui kapasitas mereka. Minimnya alat berat, peralatan medis yang memadai, dan personel terlatih di wilayah terpencil menjadi hambatan signifikan.

Respons Internasional dan Harapan di Tengah Puing

Sejumlah organisasi kemanusiaan internasional, seperti PBB, Palang Merah Internasional, dan Doctors Without Borders (MSF), telah bergegas memberikan respons. Konvoi bantuan berisi makanan, air bersih, tenda, selimut, dan obat-obatan telah mulai bergerak menuju area terdampak. Namun, proses penyaluran terhambat oleh kondisi jalan yang rusak parah dan tantangan keamanan di beberapa wilayah.

Komunitas internasional juga menghadapi dilema dalam menyalurkan bantuan ke Afghanistan pasca-pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban. Kendala politik dan sanksi internasional memperumit aliran dana dan logistik, meskipun banyak pihak menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan harus tetap bersifat apolitis dan tidak boleh dipolitisasi.

Pada 03 September 2025, fokus utama adalah menjangkau kantong-kantong terpencil yang belum tersentuh, mengevakuasi korban luka parah, dan memastikan keberlanjutan pasokan bantuan untuk jangka panjang. PBB telah meluncurkan seruan darurat untuk penggalangan dana guna mendukung operasi kemanusiaan di Afghanistan, mengingatkan dunia bahwa jutaan warga Afghanistan sudah berada dalam krisis kemanusiaan parah bahkan sebelum gempa terjadi.

Harapan untuk rehabilitasi dan pembangunan kembali membutuhkan dukungan global yang berkelanjutan. Meskipun tantangannya sangat besar, koordinasi yang lebih kuat antara pemerintah de facto, organisasi internasional, dan komunitas donor menjadi kunci untuk memulihkan kehidupan ribuan orang yang kini menghadapi masa depan yang tidak pasti di tengah puing-puing bencana.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.