July 18, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Ancaman Tarif Trump Tak Terduga Kobarkan Dukungan untuk Lula di Brasil

BRASILIA, Brasil – Dalam sebuah perkembangan politik tak terduga yang menggetarkan lanskap Brasil, ancaman tarif yang dilayangkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, justru secara anehnya memicu gelombang dukungan baru bagi mantan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva. Sosok yang pernah dijuluki politikus paling populer di planet ini, Lula sebelumnya menghadapi rintangan besar dalam persaingan menuju pemilihan presiden tahun depan. Namun, intervensi ekonomi dari Gedung Putih tampaknya telah mengubah dinamika tersebut secara signifikan.

Ancaman Trump untuk memberlakukan tarif atas baja dan aluminium dari Brasil, yang diumumkan tiba-tiba, menciptakan krisis diplomatik dan ekonomi bagi pemerintah Brasil saat ini. Dalih “keamanan nasional” yang digunakan AS untuk tindakan tersebut telah mengejutkan banyak pihak di Brasil, yang melihatnya sebagai pukulan terhadap salah satu pilar utama ekspor dan industri nasional mereka. Alih-alih melumpuhkan oposisi, langkah ini justru memberikan Lula platform yang kuat untuk tampil sebagai pembela kedaulatan ekonomi Brasil dan kepentingan pekerja.

Lula: Dari Penjara ke Panggung Kebangkitan

Perjalanan politik Luiz Inácio Lula da Silva adalah kisah tentang jatuh dan bangkit. Setelah dua periode yang sangat populer sebagai presiden (2003-2010), Lula dihukum karena korupsi dan pencucian uang, memaksanya menjalani masa hukuman penjara dan dilarang mencalonkan diri dalam pemilu 2018. Meskipun kemudian dibebaskan dan vonisnya dibatalkan, reputasinya sempat tercoreng dan prospek politiknya tampak suram. Partai Buruhnya (PT) juga menghadapi tantangan berat untuk merebut kembali kepercayaan publik.

Namun, di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tekanan eksternal dari AS, Lula kembali menemukan suaranya. Dia dengan cepat mengutuk ancaman tarif Trump, menyerukan persatuan nasional untuk melawan apa yang disebutnya sebagai tindakan “arogan” yang akan merugikan jutaan pekerja Brasil. Narasi ini beresonansi kuat dengan basis pendukungnya yang setia, serta menarik perhatian sektor-sektor masyarakat yang khawatir akan dampak ekonomi dari tarif tersebut.

“Ini adalah skenario klasik di mana ancaman eksternal menyatukan kekuatan domestik di sekitar figur yang paling vokal dalam membela kepentingan nasional,” kata Dr. Helena Costa, seorang analis politik dari Universitas São Paulo. “Ancaman tarif Trump, meskipun ditujukan pada Brasil secara keseluruhan, secara efektif telah memberikan Lula sebuah panggung untuk menunjukkan kepemimpinan dan patriotismenya, sesuatu yang sangat dibutuhkan di tengah polarisasi politik saat ini.”

Dampak Strategis Menuju Pemilu 2026

Ancaman tarif tidak hanya memicu kemarahan, tetapi juga membuka celah bagi Lula untuk mengkritik respons pemerintah Brasil yang berkuasa. Sementara pemerintah petahana berusaha menavigasi hubungan yang rumit dengan Washington, Lula mengambil posisi yang lebih tegas, menempatkan dirinya sebagai simbol perlawanan terhadap dominasi asing. Langkah ini secara strategis memungkinkannya untuk memposisikan dirinya tidak hanya sebagai penentang korupsi (yang menjadi inti kritik terhadapnya di masa lalu), tetapi sebagai pembela bangsa yang kuat.

Dalam beberapa jajak pendapat awal yang beredar secara tidak resmi di kalangan politikus dan analis, dukungan untuk Lula dilaporkan menunjukkan tren kenaikan yang signifikan sejak ancaman tarif muncul. Meskipun pemilihan presiden masih jauh di tahun 2026, momentum awal ini krusial. Ini memungkinkan tim kampanye Lula untuk mulai membentuk narasi comeback yang lebih kuat, berpusat pada perlindungan industri, lapangan kerja, dan kedaulatan Brasil. Ancaman Trump, ironisnya, telah memberikan kampanye Lula sebuah suntikan energi yang tak terduga, mengubah ‘rintangan besar’ menjadi batu loncatan potensial di kancah politik Brasil pada 17 July 2025.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.