Badai Melissa: Korban Tewas Terus Bertambah, Puluhan Komunitas di Jamaika Terisolasi
Kingston, Jamaika – 02 November 2025 – Angka kematian akibat Badai Melissa di Jamaika terus meningkat, sementara kekhawatiran mendalam menyelimuti nasib puluhan komunitas di seluruh negeri yang masih terputus total dari dunia luar sejak badai dahsyat itu menghantam pekan lalu. Pihak berwenang mengakui bahwa jumlah korban tewas resmi saat ini kemungkinan besar hanya sebagian kecil dari tragedi sesungguhnya, seiring dengan belum terjangkaunya daerah-daerah terpencil.
Kantor Kesiapsiagaan dan Manajemen Darurat (ODPEM) Jamaika melaporkan bahwa upaya pencarian dan penyelamatan terhambat oleh kerusakan infrastruktur yang parah, termasuk jembatan yang runtuh, jalan yang terendam banjir dan tertutup longsor, serta jalur komunikasi yang terputus. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius tentang seberapa banyak nyawa yang sebenarnya melayang dan kondisi ribuan warga yang terdampar tanpa bantuan.
Tantangan Akses dan Skala Kerusakan
Wilayah pegunungan dan pesisir, khususnya di bagian timur dan tengah Jamaika, menjadi yang paling parah terkena dampak. Laporan awal dari tim penyelamat yang berhasil mencapai beberapa area yang lebih mudah diakses menunjukkan pemandangan kehancuran total: rumah-rumah yang rata dengan tanah, pertanian yang hancur, dan pasokan air bersih yang terkontaminasi. Akses via darat nyaris mustahil di banyak tempat, memaksa operasi penyelamatan mengandalkan helikopter dan perahu di tengah kondisi cuaca yang masih tidak menentu.
Di komunitas-komunitas yang terisolasi, situasi kemanusiaan diperkirakan memburuk dengan cepat. Stok makanan dan air bersih menipis, sementara kebutuhan medis mendesak bagi korban luka dan penderita penyakit kronis tidak dapat terpenuhi. Kekhawatiran akan wabah penyakit yang disebabkan oleh sanitasi yang buruk dan air yang tercemar juga membayangi, menambah tekanan pada upaya respons darurat yang sudah kewalahan.
Respons Darurat dan Harapan Pemulihan
Pemerintah Jamaika telah mengaktifkan seluruh sumber daya yang tersedia, termasuk Pasukan Pertahanan Jamaika (JDF), untuk misi pencarian dan penyelamatan. Organisasi-organisasi bantuan internasional seperti Palang Merah Internasional dan badan-badan PBB juga telah menawarkan bantuan, mengirimkan tim dan pasokan darurat. Fokus utama saat ini adalah membuka kembali jalur akses vital, mendistribusikan bantuan dasar, dan mengevakuasi warga yang terjebak atau terluka parah.
“Situasi ini sangat memprihatinkan. Setiap jam yang berlalu meningkatkan kekhawatiran kami akan keselamatan mereka yang belum terjangkau,” kata Richard Thompson, Direktur Jenderal Kantor Kesiapsiagaan dan Manajemen Darurat (ODPEM), pada konferensi pers di Kingston 02 November 2025. “Tim kami bekerja tanpa henti, menghadapi medan yang sangat sulit dan cuaca yang tidak menentu, namun kami bertekad untuk mencapai setiap jiwa yang membutuhkan.”
Meskipun tantangan yang dihadapi sangat besar, semangat gotong royong dan ketahanan masyarakat Jamaika tetap menyala. Warga di daerah yang kurang terdampak telah bahu-membahu membantu tetangga mereka, sementara pemerintah berjanji untuk memberikan dukungan penuh bagi upaya rekonstruksi jangka panjang. Namun, dengan skala kehancuran yang belum sepenuhnya terungkap, perjalanan menuju pemulihan total diproyeksikan akan memakan waktu dan sumber daya yang signifikan.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
