December 19, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Dominasi Rusia di Meja Perundingan Ukraina: Tekanan Ekonomi-Militer Belum Efektif

Perundingan damai antara Rusia dan Ukraina terus menghadapi jalan buntu, dengan analisis terbaru menunjukkan bahwa posisi tawar Moskow tetap kuat, minimnya titik lemah yang dapat dimanfaatkan pihak lawan. Seiring berlanjutnya konflik bersenjata, tekanan ekonomi dan militer yang selama ini diharapkan mampu memaksa Rusia ke meja perundingan tampak belum memberikan dampak signifikan terhadap keputusan Kremlin.

Para pengamat internasional dan intelijen mencatat bahwa ketahanan Rusia terhadap sanksi global dan kemampuannya untuk mempertahankan narasi kemenangan di medan perang telah memperkuat posisi Presiden Vladimir V. Putin. Hal ini secara efektif mengurangi insentif bagi Moskow untuk mencari kompromi substansial dalam dialog damai, yang terakhir kali menunjukkan kemajuan berarti pada tahap awal konflik.

Tekanan Ekonomi: Beban Tapi Belum Mengancam

Sejak invasi besar-besaran, komunitas internasional telah memberlakukan sanksi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia, menargetkan sektor-sektor vital mulai dari perbankan, energi, hingga teknologi. Tujuan utama dari langkah-langkah ini adalah untuk melumpuhkan kemampuan Moskow mendanai perang dan memaksanya kembali ke meja perundingan dengan posisi yang lebih lemah.

Namun, para analis kebijakan ekonomi internasional mencatat bahwa meskipun ekonomi Rusia menunjukkan tanda-tanda ketegangan dan kontraksi di beberapa sektor, dampaknya belum cukup drastis untuk mengubah arah kebijakan Kremlin terkait perang. Cadangan devisa yang besar sebelum konflik, diversifikasi perdagangan ke negara-negara non-Barat, serta kemampuan adaptasi ekonomi domestik telah membantu Moskow meredam pukulan tersebut. Harga komoditas energi global yang sempat melonjak tinggi juga memberikan pendapatan tak terduga yang menopang kas negara.

“Meskipun ekonomi Rusia jelas terbebani oleh sanksi, ia belum mencapai titik kritis yang akan memaksa Presiden Putin untuk secara fundamental mengubah strategi perangnya atau mencari kesepakatan damai dengan desakan yang tinggi,” ungkap seorang analis geopolitik dari lembaga think tank di Eropa, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena sensitivitas isu. “Moskow telah menunjukkan ketahanan yang mengejutkan, mencari celah, dan membangun jalur pasokan alternatif, yang semuanya memperpanjang kemampuannya untuk bertahan.”

Lebih lanjut, kontrol ketat pemerintah terhadap arus modal dan pasar domestik juga turut berperan dalam menstabilkan perekonomian, meskipun dengan biaya jangka panjang terhadap inovasi dan investasi asing. Kondisi ini memungkinkan Rusia untuk melanjutkan operasi militernya tanpa merasa tertekan secara ekonomi untuk segera mencapai resolusi diplomatik.

Dinamika Medan Perang dan Klaim Kemenangan Putin

Di sisi militer, meskipun Ukraina menerima bantuan besar-besaran dan persenjataan canggih dari negara-negara Barat, Rusia tetap mempertahankan kendali atas wilayah-wilayah strategis yang telah direbutnya, terutama di bagian timur dan selatan Ukraina. Garis depan telah relatif stabil dalam beberapa bulan terakhir, dengan keuntungan teritorial yang signifikan bagi kedua belah pihak menjadi semakin sulit dicapai.

Presiden Vladimir V. Putin, dalam berbagai kesempatan publik dan pertemuan dengan pejabat asing, secara konsisten menyatakan bahwa Rusia sedang ‘memenangkan perang’ dan mencapai tujuan-tujuan operasionalnya, yang termasuk “demiliterisasi” dan “denazifikasi” Ukraina. Narasi kemenangan ini secara efektif mengurangi insentif bagi Kremlin untuk mencari kompromi dalam perundingan damai, karena Moskow merasa tidak perlu bernegosiasi dari posisi lemah ketika klaim keberhasilan militer terus digaungkan di dalam negeri dan di hadapan publik internasional tertentu.

Kondisi ini menempatkan Ukraina dan sekutunya di posisi yang menantang, karena tekanan militer konvensional yang intensif pun belum mampu menggeser posisi strategis Rusia secara signifikan. Tanpa perubahan drastis dalam dinamika medan perang atau kejutan ekonomi yang belum terlihat, ekspektasi terhadap terobosan diplomatik dalam waktu dekat tetap rendah.

Dengan gambaran ini, tampaknya Rusia masih memegang kartu dominan di meja perundingan potensial. Kombinasi ketahanan ekonomi yang mengejutkan dan narasi kemenangan militer memperkuat keyakinan Moskow bahwa mereka dapat menahan tekanan internasional. Para pengamat memprediksi bahwa tanpa perubahan drastis dalam dinamika ekonomi global atau pergeseran signifikan di medan perang, jalan menuju resolusi damai yang menguntungkan semua pihak akan tetap panjang dan berliku, dengan Rusia mempertahankan posisi tawarnya yang kuat hingga 03 December 2025.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda