November 4, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Dua Tahun Tragedi 7 Oktober: Israel dalam Isolasi, Gaza Berduka, Perundingan Buntu

TEL AVIV, GAZA – 07 October 2025 – Dua tahun setelah serangan mengerikan 7 Oktober yang dilancarkan Hamas, Israel memperingati momen kelam ini dalam suasana yang sarat kepedihan dan refleksi mendalam. Peristiwa yang memicu perang berkepanjangan di Jalur Gaza tersebut telah meninggalkan luka mendalam bagi Israel, sekaligus memicu krisis kemanusiaan parah dan membuat negara itu berada di titik isolasi diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya di kancah global.

Peringatan ini datang di tengah perundingan perdamaian yang buntu, puluhan sandera Israel masih ditawan di Gaza, lebih dari 37.000 warga Palestina tewas, dan sebagian besar wilayah Gaza hancur lebur. Kondisi ini memperlihatkan bahwa dampak dari 7 Oktober jauh dari usai, dengan konsekuensi politik, sosial, dan kemanusiaan yang terus meluas.

Bayang-bayang Trauma dan Tuntutan Pembebasan Sandera

Bagi Israel, 7 Oktober 2022 akan selalu dikenang sebagai hari tergelap dalam sejarah modernnya, di mana serangan mendadak Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik lebih dari 240 lainnya. Dua tahun berselang, trauma kolektif masih menghantui, dengan ribuan keluarga yang kehilangan orang tercinta dan komunitas yang luluh lantak.

Fokus utama publik Israel saat ini adalah pembebasan sekitar 100 sandera yang diyakini masih ditahan oleh Hamas dan kelompok militan lainnya di Gaza. Keluarga sandera terus melancarkan aksi protes masif, menuntut pemerintah Israel agar memprioritaskan keselamatan mereka di atas segalanya. Tekanan publik ini menambah beban berat bagi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang juga menghadapi kritik tajam terkait penanganan keamanan dan strategi perang.

Berbagai upaya mediasi, terutama yang dimotori oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, telah berulang kali mencoba mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina. Namun, perbedaan fundamental antara tuntutan Israel untuk penghancuran total Hamas dan syarat Hamas untuk gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza telah menjadi penghalang utama, membuat perundingan macet di tengah jalan.

Krisis Kemanusiaan di Gaza dan Keterasingan Internasional Israel

Di sisi lain, Jalur Gaza telah berubah menjadi reruntuhan, menghadapi bencana kemanusiaan skala besar. Respons militer Israel terhadap serangan 7 Oktober, yang bertujuan membasmi Hamas, telah menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Data ini terus bertambah seiring berlanjutnya operasi militer.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai organisasi kemanusiaan internasional berulang kali memperingatkan tentang ancaman kelaparan yang meluas di Gaza, kurangnya akses terhadap air bersih, layanan medis yang kolaps, dan perpindahan paksa jutaan penduduk dari rumah mereka. Kondisi ini memicu gelombang kecaman internasional dan meningkatkan tekanan global terhadap Israel.

Situasi di Timur Tengah saat ini adalah pengingat pahit bahwa konflik yang berkepanjangan hanya akan menghasilkan penderitaan yang lebih dalam bagi semua pihak. Jalan menuju perdamaian sejati masih panjang dan penuh hambatan, menuntut kemauan politik yang kuat dan kompromi dari semua pihak yang bertikai, ujar seorang analis geopolitik, menekankan kompleksitas krisis yang terjadi.

Kecaman internasional telah membuat Israel semakin terisolasi. Afrika Selatan mengajukan gugatan genosida terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ), sementara Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk para pemimpin Israel dan Hamas. Sejumlah negara, termasuk Spanyol, Irlandia, dan Norwegia, telah secara resmi mengakui Negara Palestina, menambah tekanan diplomatik. Protes pro-Palestina juga melanda berbagai kota besar di dunia, menyerukan diakhirinya agresi Israel.

Dua tahun setelah 7 Oktober, kawasan ini tetap berada di ambang ketidakpastian. Dengan perundingan yang masih buntu, krisis kemanusiaan yang memburuk, dan ketegangan geopolitik yang meningkat, prospek perdamaian yang abadi tampak semakin jauh, meninggalkan bayang-bayang konflik yang terus menghantui.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.