November 4, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Ekonomi Iran Terancam Stagnasi: Sanksi PBB Perparah Krisis Domestik

Teheran, 28 September 2025 – Republik Islam Iran kembali dihadapkan pada prospek ekonomi yang suram menyusul implementasi sanksi baru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Masyarakat Iran, yang sudah bergulat dengan inflasi mencapai 40 persen dan krisis pasokan listrik serta air bersih, kini bersiap menghadapi kondisi yang diperkirakan akan semakin memburuk dan berpotensi memicu gejolak sosial.

Keputusan PBB untuk memberlakukan sanksi tambahan, yang sebagian besar terkait dengan program nuklir dan aktivitas regional Iran, datang di tengah periode paling menantang bagi perekonomian negara tersebut dalam beberapa dekade terakhir. Analis memperingatkan bahwa langkah ini akan semakin mengisolasi Iran dari sistem keuangan global dan menghambat aksesnya terhadap pendapatan vital dari ekspor minyak dan gas.

Bayang-bayang Krisis Domestik yang Memburuk

Sebelum gelombang sanksi terbaru ini, kehidupan sehari-hari di Iran sudah sangat sulit. Inflasi yang merajalela telah mengikis daya beli masyarakat secara drastis, membuat harga kebutuhan pokok melonjak tak terkendali. Daging, roti, sayuran, dan bahan bakar minyak menjadi komoditas yang semakin sulit dijangkau oleh jutaan keluarga.

Selain itu, negara ini terus-menerus dilanda kekurangan energi, terutama listrik, yang menyebabkan pemadaman bergilir di kota-kota besar dan daerah pedesaan. Krisis air bersih juga menjadi masalah kronis, diperparah oleh perubahan iklim dan manajemen sumber daya yang kurang efektif. Kondisi ini menciptakan tekanan luar biasa pada infrastruktur dan kesehatan publik, serta memicu ketidakpuasan di kalangan warga.

Fatemeh Rezai, seorang ibu rumah tangga di Teheran, mengungkapkan kekhawatirannya tentang masa depan.

“Setiap hari kami hanya berharap harga tidak naik lagi. Sekarang dengan sanksi baru, entah bagaimana kami bisa bertahan. Sudah listrik mati, air susah, sekarang harga-harga pasti melambung lagi. Kami hanya ingin hidup normal,”

katanya.

Implikasi Sanksi Baru dan Tekanan Global

Sanksi PBB yang baru diperkirakan akan menargetkan sektor-sektor kunci perekonomian Iran, termasuk perbankan, pelayaran, dan industri berat. Pembatasan ini akan menyulitkan Iran untuk melakukan transaksi keuangan internasional, mengimpor barang-barang esensial seperti obat-obatan dan suku cadang industri, serta menjual minyak mentahnya ke pasar global.

Dampak langsung yang paling terasa kemungkinan adalah depresiasi lebih lanjut nilai mata uang Iran, rial, terhadap dolar AS. Pelemahan rial akan memperparah inflasi, membuat barang impor semakin mahal, dan membebani daya beli masyarakat yang sudah terpuruk. Sektor bisnis, terutama usaha kecil dan menengah, akan menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan operasional dan lapangan kerja.

Pemerintah Iran di bawah kepemimpinan Presiden Ebrahim Raisi kini dihadapkan pada dilema besar. Mereka harus menyeimbangkan tekanan internal dari rakyat yang frustrasi dengan tuntutan eksternal dari komunitas internasional. Upaya untuk mencari mitra dagang non-tradisional, seperti Tiongkok dan Rusia, mungkin akan diintensifkan, namun kapasitas mereka untuk sepenuhnya mengkompensasi kerugian akibat isolasi Barat masih dipertanyakan.

Para pengamat politik dan ekonomi menilai bahwa sanksi ini bukan hanya alat tekanan politik, tetapi juga pemicu ketidakstabilan ekonomi dan sosial yang signifikan. Tanpa perubahan signifikan dalam kebijakan domestik dan internasional, Iran diperkirakan akan terus berjuang di tengah badai ekonomi yang semakin mengganas, dengan rakyatnya yang menanggung beban paling berat.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya đŸ‘‰
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.