November 4, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

El Fasher di Ambang Bencana: Ratusan Ribu Warga Terjebak Pilihan Maut

El Fasher dalam Cengkeraman Krisis Kemanusiaan: Ancaman Kelaparan dan Bombardir

EL FASHER, SUDAN – Kota El Fasher di Darfur Utara, Sudan, kini menjadi pusat tragedi kemanusiaan yang mendalam. Setidaknya 260.000 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, terjebak dalam pengepungan brutal, menghadapi pilihan yang mengerikan: bertahan dengan risiko kelaparan dan kematian akibat bombardir, atau mencoba melarikan diri dengan ancaman pemerkosaan dan pembunuhan di sepanjang jalan.

Konflik yang berkecamuk antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) telah mengubah El Fasher, ibu kota terakhir yang dikuasai SAF di Darfur, menjadi medan pertempuran sengit. Sejak 15 September 2025, laporan dari lapangan menunjukkan situasi semakin memburuk. Pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan telah terputus secara drastis akibat blokade dan pertempuran yang menghalangi jalur bantuan kemanusiaan. Rumah sakit yang tersisa berjuang di ambang kehancuran, kekurangan staf, peralatan, dan pasokan medis dasar.

Serangan udara dan artileri yang terus-menerus dilaporkan menghantam area permukiman sipil, menyebabkan korban jiwa dan luka-luka yang tak terhitung. Infrastruktur penting, termasuk pasar dan fasilitas air, telah menjadi sasaran atau rusak parah, memperburuk kondisi hidup bagi mereka yang masih bertahan. Warga sipil hidup dalam ketakutan konstan, berlindung di bawah tanah atau di rumah-rumah yang ringkih, dengan harapan bisa selamat dari gelombang kekerasan berikutnya.

Dilema Pengungsian: Bahaya Mengintai di Setiap Arah

Bagi mereka yang mempertimbangkan untuk melarikan diri dari neraka El Fasher, perjalanan penuh bahaya menanti di setiap langkah. Koridor pengungsian yang dijanjikan seringkali tidak aman atau bahkan tidak ada sama sekali. Saksi mata dan laporan kemanusiaan mengindikasikan adanya pos pemeriksaan yang dikuasai oleh berbagai faksi bersenjata, di mana warga sipil menghadapi ancaman penjarahan, penculikan, dan kekerasan seksual, terutama terhadap perempuan dan anak perempuan.

Upaya untuk mencapai tempat yang lebih aman di luar kota, seperti kamp-kamp pengungsi, seringkali berakhir tragis. Banyak yang tewas dalam perjalanan karena baku tembak, kekurangan air dan makanan, atau penyakit. Ranjau darat dan sisa-sisa bahan peledak konflik juga menjadi ancaman mematikan di jalur-jalur pelarian.

“Kami seperti tikus yang terperangkap,” ujar seorang warga El Fasher yang berhasil dihubungi secara sembunyi-sembunyi melalui jaringan terbatas. “Jika kami tinggal, kami akan mati kelaparan atau karena bom. Jika kami mencoba lari, kami mungkin diperkosa atau dibunuh di jalan. Dunia harus mendengar kami, kami butuh bantuan, sekarang!”

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai organisasi kemanusiaan telah menyuarakan keprihatinan mendalam atas krisis di El Fasher. Mereka menyerukan gencatan senjata segera dan pembukaan koridor kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan untuk memungkinkan pengiriman bantuan vital dan evakuasi warga sipil yang rentan. Tanpa intervensi segera dari komunitas internasional, El Fasher berisiko menjadi kuburan massal, menambah babak kelam dalam sejarah konflik Sudan.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.