G20 Rintis Jalur Baru Tanpa AS: Absennya Washington, Dunia Melangkah
KTT G20 yang baru saja berakhir pada 24 November 2025 menandai sebuah momen krusial dalam dinamika diplomasi global. Dengan ketidakhadiran Amerika Serikat, yang memilih untuk tidak berpartisipasi dalam pertemuan puncak tersebut, negara-negara anggota lainnya dihadapkan pada tugas besar: menentukan arah kebijakan global di tengah absennya salah satu kekuatan ekonomi dan politik terbesar dunia. Situasi ini bukan hanya menguji soliditas G20, tetapi juga memicu upaya kolektif untuk merumuskan kesepakatan-kesepakatan baru dan, dalam beberapa kasus, mengadopsi nada yang lebih tegas terhadap kebijakan-kebijakan yang diusung oleh pemerintahan Presiden Trump.
Dinamika Baru di Tengah Ketidakhadiran AS
Keputusan Amerika Serikat untuk memboikot KTT G20 telah menciptakan celah kepemimpinan yang signifikan. Namun, alih-alih lumpuh, para pemimpin dunia lainnya justru tampak bertekad untuk mengisi kekosongan tersebut. Mereka bergerak cepat untuk mencari titik temu dan menjajaki kerja sama di berbagai isu krusial, mulai dari perdagangan internasional, perubahan iklim, hingga penanganan pandemi global dan pemulihan ekonomi pasca-krisis.
Absennya Washington, yang selama ini dikenal sebagai penentu agenda utama dalam banyak forum internasional, tampaknya memberikan ruang bagi negara-negara lain untuk lebih vokal dalam menyuarakan kepentingan mereka. Sumber diplomatik menyebutkan bahwa sejumlah delegasi merasa lebih leluasa untuk membahas topik-topik sensitif, terutama yang berkaitan dengan proteksionisme perdagangan dan komitmen iklim, tanpa bayang-bayang veto atau penolakan langsung dari delegasi AS. Bahkan, ada indikasi bahwa beberapa negara secara kolektif mengambil posisi yang lebih kritis terhadap kebijakan unilateralisme yang kerap diasosiasikan dengan “America First” di bawah pemerintahan Trump.
Upaya kolektif ini mencerminkan kebutuhan mendesak akan stabilitas dan konsensus global, terlepas dari perbedaan pandangan politik. Meskipun AS merupakan motor ekonomi terbesar dunia, negara-negara G20 lainnya, yang mewakili lebih dari 80% PDB dunia dan dua pertiga populasi global, menunjukkan bahwa mereka memiliki kapasitas dan keinginan untuk memimpin, bahkan ketika salah satu kursi utama kosong.
Mencari Konsensus Tanpa Washington: Sebuah Ujian Solidaritas
Menentukan arah kebijakan global tanpa partisipasi aktif dari Amerika Serikat bukanlah tugas yang mudah. Namun, KTT ini menjadi bukti nyata keinginan kuat dari negara-negara anggota G20 untuk tetap maju dan membuktikan kemampuan mereka dalam membentuk konsensus di tengah tantangan. Pembentukan kesepakatan, meskipun tanpa kehadiran AS, mengirimkan pesan kuat tentang pentingnya multilateralisme dan kerja sama internasional.
Seorang pengamat politik internasional terkemuka, Dr. Retno Wulandari, mengomentari situasi ini, menyatakan:
“Absennya Amerika Serikat di meja perundingan G20 bukan berarti agenda global berhenti. Justru ini menjadi ujian bagi negara-negara lain untuk membuktikan kemampuan mereka dalam membentuk konsensus dan kepemimpinan kolektif di tengah tantangan global yang kian kompleks. Ini adalah sinyal bahwa dunia bersiap untuk kemungkinan model kepemimpinan yang lebih terdistribusi.”
Implikasinya melampaui KTT ini. Kekosongan yang ditinggalkan AS berpotensi memicu pergeseran aliansi dan memperkuat kerja sama di antara blok-blok regional atau kekuatan-kekuatan menengah. Konsensus yang tercapai—atau bahkan upaya untuk mencapainya—tanpa AS, dapat membentuk preseden bagi model tata kelola global di masa depan, di mana kepemimpinan tidak lagi bersifat hegemonik tunggal melainkan lebih bersifat kolektif dan inklusif. Tentu saja, tantangan untuk mewujudkan kesepakatan ini secara efektif tanpa dukungan penuh dari semua negara adidaya akan tetap ada, namun langkah awal telah diambil.
KTT G20 ini, dengan demikian, bukan hanya sekadar pertemuan puncak biasa, melainkan sebuah eksperimen penting dalam diplomasi multilateral, menguji batas-batas kerja sama global dan kemauan kolektif untuk bergerak maju, sekalipun dengan absennya salah satu pemain utamanya.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
