August 9, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Gaza di Ambang Bencana: Kelaparan Massal dan Hambatan Bantuan Kemanusiaan

Jalur Gaza menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah, dengan laporan kematian akibat kelaparan yang terus meningkat di tengah kekurangan pasokan vital dan pembatasan bantuan. Pada 09 August 2025, lembaga-lembaga kemanusiaan memperingatkan bahwa jutaan warga Palestina di wilayah tersebut berada di ambang bencana kelaparan massal, melemah akibat berbulan-bulan tanpa akses memadai terhadap makanan, air bersih, dan layanan medis.

Peningkatan Kematian dan Kerentanan

Ribuan warga Gaza, terutama anak-anak dan lansia, kini menderita akibat gizi buruk ekstrem dan dehidrasi, membuat mereka sangat rentan terhadap penyakit. Fasilitas kesehatan yang sudah kewalahan karena kekurangan obat-obatan, bahan bakar, dan air bersih, tidak mampu menangani gelombang pasien yang menderita komplikasi terkait kelaparan. Menurut laporan terbaru dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) dan organisasi nirlaba lainnya, jumlah kematian terkait kelaparan terus merangkak naik, terutama di bagian utara Gaza yang paling terisolasi.

Kami melihat anak-anak kecil dan bayi yang sekarat bukan karena luka-luka perang, melainkan karena kelaparan murni dan komplikasi yang menyertainya, ujar seorang pejabat senior dari Doctors Without Borders (MSF) yang tidak ingin disebut namanya karena alasan keamanan. Ini adalah kegagalan kemanusiaan yang tak terbayangkan.

Situasi diperparah dengan kerusakan infrastruktur air dan sanitasi, memaksa warga mengonsumsi air yang tidak aman, yang kemudian memicu wabah penyakit menular seperti diare akut dan hepatitis, terutama di kamp-kamp pengungsian yang padat. Kurangnya bahan bakar juga melumpuhkan fasilitas pengolahan limbah dan desalinasi air, memperburuk kondisi higienis dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Hambatan Aliran Bantuan Kemanusiaan

Meskipun ada desakan internasional, aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza masih sangat terbatas dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan populasi yang putus asa. Israel, yang mengontrol akses ke Jalur Gaza, berdalih pembatasan ketat diperlukan untuk alasan keamanan, termasuk mencegah pasokan ganda yang dapat digunakan oleh kelompok-kelompok bersenjata.

Namun, lembaga-lembaga PBB dan organisasi bantuan berulang kali menyatakan bahwa prosedur pemeriksaan yang berlarut-larut di perbatasan, penutupan pos pemeriksaan yang tidak terduga, dan kerusakan jalan akibat operasi militer telah secara signifikan menghambat masuknya bantuan vital. Truk-truk bantuan seringkali tertahan berjam-jam atau bahkan berhari-hari, membuat pasokan makanan dan medis membusuk sebelum mencapai penerima. Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan bahwa hanya sebagian kecil dari kebutuhan kalori harian yang berhasil masuk ke Gaza, jauh di bawah ambang batas yang dibutuhkan untuk mencegah kelaparan.

Kondisi ini diperburuk oleh tantangan distribusi internal di Gaza, termasuk kurangnya keamanan bagi konvoi bantuan, kerusakan parah pada jaringan jalan, dan tingginya tingkat penjarahan akibat keputusasaan. PBB dan badan-badan pangan internasional telah berulang kali memperingatkan tentang kemungkinan terjadinya kelaparan yang meluas jika pembatasan bantuan tidak segera dicabut dan mekanisme distribusi tidak diperlancar.

Krisis di Gaza bukan hanya masalah kelangkaan pangan, melainkan cerminan dari kompleksitas konflik berkepanjangan dan dampaknya terhadap warga sipil. Komunitas internasional terus menyerukan peningkatan akses bantuan tanpa hambatan dan gencatan senjata kemanusiaan untuk mencegah eskalasi tragedi yang lebih besar di wilayah tersebut.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.