Gaza Utara Resmi Dilanda Kelaparan, Setengah Juta Jiwa Terancam Kematian

Deklarasi Famine dan Skala Krisis yang Mengkhawatirkan
GAZA CITY – PBB-backed Integrated Food Security Phase Classification (IPC), sebuah kelompok ahli internasional yang diakui global, secara resmi mendeklarasikan bahwa wilayah Gaza Utara, termasuk Gaza City dan area sekitarnya, kini menghadapi kondisi kelaparan parah. Deklarasi ini, yang merupakan tingkat krisis pangan paling serius, mengindikasikan bahwa setidaknya setengah juta jiwa di wilayah kantung tersebut tengah menghadapi kondisi ekstrem berupa kelaparan akut, malnutrisi parah, dan ancaman kematian.
IPC, yang merupakan standar global untuk klasifikasi ketahanan pangan, menetapkan lima fase krisis pangan, dengan fase 5 atau ‘Famine’ sebagai tingkat tertinggi. Kriteria untuk penetapan kelaparan melibatkan bukti substansial bahwa lebih dari 20% rumah tangga menghadapi kekurangan pangan ekstrem, lebih dari 30% anak-anak mengalami malnutrisi akut, dan setidaknya dua orang per 10.000 meninggal setiap hari karena kelaparan atau kombinasi kelaparan dan penyakit. Para ahli IPC menyatakan bahwa Gaza Utara telah memenuhi semua kriteria tragis ini, sebuah situasi yang jarang terjadi di dunia modern dan menggarisbawahi kegagalan kolektif dalam mencegah bencana kemanusiaan ini.
Laporan tersebut, yang dirilis pada 23 August 2025, menyoroti dampak mengerikan dari konflik berkepanjangan dan blokade terhadap pasokan makanan, air bersih, dan akses ke layanan kesehatan dasar. Anak-anak dan kelompok rentan lainnya menjadi korban paling parah, dengan laporan yang terus meningkat mengenai kematian bayi akibat kelaparan dan dehidrasi. Fasilitas medis yang tersisa berjuang untuk mengatasi masuknya pasien yang menderita malnutrisi parah tanpa peralatan dan persediaan yang memadai.
“Deklarasi kelaparan di Gaza Utara bukan hanya sebuah peringatan; ini adalah pengakuan atas kegagalan sistematis untuk melindungi warga sipil dan memastikan akses dasar mereka terhadap kehidupan. Situasi ini sepenuhnya dapat dicegah, dan setiap hari tanpa tindakan nyata adalah hari di mana lebih banyak nyawa tak berdosa melayang. Dunia tidak boleh berpaling dari kenyataan mengerikan ini.”
Penyebab di Balik Bencana dan Seruan Mendesak untuk Aksi
Kondisi kelaparan di Gaza Utara adalah hasil langsung dari pembatasan ketat terhadap masuknya bantuan kemanusiaan, kerusakan infrastruktur sipil secara luas, dan gangguan parah terhadap sistem pangan lokal yang sudah rapuh akibat konflik. Organisasi-organisasi bantuan telah berulang kali menyerukan akses tanpa hambatan untuk mendistribusikan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar, namun upaya mereka sering terhambat oleh penundaan, penolakan akses, dan kondisi keamanan yang tidak stabil.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai badan kemanusiaan internasional telah menyuarakan keprihatinan mendalam dan mendesak semua pihak yang bertikai untuk mematuhi hukum kemanusiaan internasional. Mereka menyerukan gencatan senjata segera dan pembukaan semua jalur masuk darat ke Gaza untuk memungkinkan aliran bantuan kemanusiaan yang masif dan berkelanjutan. Tanpa intervensi segera dan drastis, diperkirakan bahwa kelaparan akan meluas ke seluruh Jalur Gaza, mengancam lebih dari dua juta penduduk.
Para ahli juga memperingatkan bahwa bahkan jika bantuan mulai mengalir sekarang, dampaknya terhadap populasi yang sudah melemah akan terasa selama bertahun-tahun. Generasi anak-anak di Gaza berisiko mengalami dampak kesehatan dan perkembangan jangka panjang akibat malnutrisi. Krisis ini bukan hanya masalah pasokan makanan, tetapi juga krisis kemanusiaan yang mendalam yang menuntut respons global yang terkoordinasi dan tegas untuk mencegah tragedi yang lebih besar.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda