Israel Perluas Zona Evakuasi Gaza, Operasi Militer Diperkirakan Meningkat

Militer Israel pada 20 July 2025 mengeluarkan perintah evakuasi baru untuk area tertentu di Jalur Gaza bagian selatan, memicu kekhawatiran global akan eskalasi konflik yang memburuk. Perintah ini datang setelah adanya peringatan berulang mengenai perluasan operasi militer mereka di wilayah padat penduduk tersebut, yang kini menjadi rumah bagi ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi dari bagian utara.
Langkah ini menandai fase baru dalam operasi militer Israel di Jalur Gaza, yang telah berlangsung selama berbulan-bulan. Perintah evakuasi tersebut ditujukan bagi warga sipil di zona yang sebelumnya dianggap relatif aman, mendorong mereka untuk mencari perlindungan lebih jauh ke selatan atau ke zona kemanusiaan yang ditunjuk, meskipun sumber daya dan ruang di sana sudah sangat terbatas.
Peringatan Baru dan Gelombang Pengungsian
Perintah evakuasi terbaru ini disampaikan melalui berbagai saluran, termasuk selebaran, pesan teks, dan siaran radio, menyerukan warga untuk segera meninggalkan area yang ditargetkan. Wilayah yang diminta untuk dikosongkan merupakan lokasi di mana banyak warga Palestina telah mencari perlindungan, setelah terpaksa meninggalkan rumah mereka di wilayah utara dan tengah Gaza akibat pertempuran sengit yang terus berlangsung. Fasilitas PBB dan sekolah-sekolah yang padat pengungsi juga berpotensi terdampak.
Kondisi kemanusiaan di Gaza sudah berada di titik kritis, dengan PBB dan organisasi bantuan internasional berulang kali memperingatkan tentang kelangkaan makanan, air bersih, obat-obatan, dan tempat penampungan yang layak. Setiap gelombang pengungsian baru memperparah krisis ini, menempatkan tekanan yang tak tertahankan pada infrastruktur yang sudah runtuh dan layanan dasar yang hampir tidak berfungsi.
Analis militer memandang perintah evakuasi ini sebagai indikasi jelas bahwa operasi darat Israel akan diperluas ke area-area yang lebih dalam di selatan Gaza, dengan tujuan untuk membongkar infrastruktur Hamas yang diklaim masih bersembunyi di bawah tanah atau di antara populasi sipil. Namun, dampaknya terhadap warga sipil telah menimbulkan kecaman luas dari komunitas internasional.
Seruan Internasional dan Krisis yang Semakin Dalam
Tanggapan internasional terhadap eskalasi ini bervariasi, namun sebagian besar menyoroti kekhawatiran mendalam terhadap nasib warga sipil. Sekretaris Jenderal PBB dan berbagai lembaga kemanusiaan telah menyuarakan keprihatinan serius mengenai potensi bencana kemanusiaan yang lebih besar jika pertempuran semakin intensif di area padat pengungsi.
“Situasi di Gaza sudah di ambang kehancuran. Setiap perintah evakuasi baru tanpa jaminan keamanan, akses bantuan yang memadai, dan tempat berlindung yang layak hanya akan memperparah penderitaan jutaan orang yang tidak bersalah,” ujar seorang pejabat senior dari Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Israel menegaskan bahwa tindakan mereka diperlukan untuk melindungi warga negaranya dan memusnahkan kemampuan militer Hamas, yang bertanggung jawab atas serangan pada 7 Oktober. Mereka menyatakan bahwa perintah evakuasi dikeluarkan untuk meminimalkan korban sipil, meskipun realitas di lapangan menunjukkan bahwa warga sipil memiliki sangat sedikit tempat untuk pergi yang aman dan dapat diakses bantuan.
Konflik yang berkepanjangan ini telah merenggut puluhan ribu nyawa, sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan kerusakan infrastruktur yang tak terhitung nilainya. Dengan perintah evakuasi baru ini, tekanan untuk mencari solusi diplomatik dan gencatan senjata yang permanen semakin mendesak, seiring dengan kekhawatiran bahwa konflik dapat menyebar lebih jauh ke kawasan tersebut.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda