August 25, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Israel Siapkan Invasi Gaza City: Pasukan Capai Pinggir Kota

Militer Israel telah mengumumkan dimulainya persiapan untuk operasi darat skala penuh di Kota Gaza, yang diyakini sebagai pusat kendali dan infrastruktur militer utama kelompok Hamas. Pengumuman ini datang 20 August 2025 saat pasukan Israel dilaporkan telah mencapai pinggiran kota, menandakan fase baru dan berpotensi sangat intens dalam konflik yang sedang berlangsung.

Menurut seorang pejabat Israel, penempatan pasukan di luar Kota Gaza disertai dengan seruan untuk lebih banyak pasukan cadangan agar melapor bertugas. Mobilisasi tambahan ini dimaksudkan untuk menggantikan tentara yang akan terlibat langsung dalam pergerakan ke dalam wilayah perkotaan padat penduduk tersebut, mengindikasikan bahwa Israel sedang mempersiapkan operasi yang memerlukan kekuatan personel yang besar dan berkelanjutan.

Peningkatan Serangan dan Mobilisasi

Panggilan mobilisasi cadangan ini menyoroti skala operasi yang direncanakan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Ribuan pasukan cadangan akan mengisi posisi strategis di belakang garis depan, memungkinkan unit tempur reguler untuk fokus pada operasi ofensif yang intens di dalam kota. Langkah ini merupakan kelanjutan dari respons militer Israel setelah serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan ratusan warga sipil Israel dan menyebabkan penyanderaan.

Sejak serangan tersebut, Israel telah melancarkan kampanye udara besar-besaran di Jalur Gaza, menargetkan posisi Hamas, infrastruktur, dan apa yang disebut sebagai terowongan bawah tanah. Namun, fokus kini bergeser ke operasi darat di Kota Gaza, sebuah langkah yang telah lama diantisipasi dan dipandang sebagai kunci untuk mencapai tujuan Israel membongkar kemampuan militer Hamas.

Tantangan Perang Kota dan Krisis Kemanusiaan

Operasi militer di Kota Gaza diperkirakan akan menjadi salah satu fase paling menantang dalam konflik ini. Kota ini adalah benteng utama Hamas, dengan jaringan terowongan yang luas dan infrastruktur militer yang terintegrasi di bawah area sipil padat penduduk. Hal ini menimbulkan risiko tinggi bagi pasukan Israel dan, yang lebih mengkhawatirkan, bagi warga sipil Palestina yang terjebak di zona konflik.

Kekhawatiran global semakin meningkat terkait dampak terhadap warga sipil Palestina. PBB dan organisasi kemanusiaan telah berulang kali menyerukan perlindungan bagi non-kombatan dan akses tanpa hambatan untuk bantuan. Sejumlah besar warga sipil telah diperintahkan untuk mengungsi ke selatan Jalur Gaza, namun kondisi kemanusiaan di sana juga memburuk drastis.

“Perang di wilayah perkotaan padat penduduk selalu menjadi mimpi buruk kemanusiaan, dan Gaza tidak terkecuali. Prioritas utama haruslah perlindungan warga sipil dan penyediaan bantuan esensial,” kata seorang analis keamanan internasional.

Lebih dari 1,4 juta warga Palestina di Jalur Gaza telah mengungsi sejak konflik dimulai, banyak di antaranya mencari perlindungan di selatan setelah Israel mengeluarkan peringatan evakuasi. Namun, pasokan air, makanan, dan bahan bakar masih sangat terbatas, memperburuk krisis kemanusiaan yang parah di seluruh wilayah. Rumah sakit di Gaza juga menghadapi krisis akut, dengan kekurangan pasokan medis, listrik, dan air bersih, yang menghambat kemampuan mereka untuk merawat pasien, termasuk korban luka dari serangan udara.

Dengan pasukan Israel yang kini di ambang pintu Kota Gaza, dunia menantikan perkembangan selanjutnya dari operasi yang berpotensi mematikan ini. Komunitas internasional terus menyerukan de-eskalasi dan perlindungan bagi warga sipil, sementara Israel menegaskan tujuannya untuk membongkar kemampuan militer Hamas dan memastikan keamanan warganya.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.