Kemarahan Trump Picu Ketidakpastian Hubungan AS-Kanada, Pembicaraan Dagang Terhenti
        Kemarahan Trump atas Iklan Lawas Reagan
Washington D.C., 24 October 2025 – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dilaporkan telah menyatakan kemarahannya yang mendalam terhadap sebuah iklan lama yang menampilkan mantan Presiden Ronald Reagan. Iklan yang berasal dari tahun 1987 tersebut secara kritis menyoroti dampak negatif dari kebijakan tarif, sebuah isu yang kini menjadi inti dari agenda ekonomi dan kebijakan perdagangan luar negeri administrasi Trump. Reaksi keras Presiden Trump ini segera memicu gelombang ketidakpastian baru dalam hubungan bilateral antara Amerika Serikat dan Kanada.
Iklan lawas yang kembali muncul ke permukaan di tengah perdebatan sengit mengenai kebijakan tarif saat ini, menampilkan Presiden Reagan yang memberikan pandangannya tentang bahaya proteksionisme ekonomi. Bagi banyak pihak, kemunculan kembali iklan ini dianggap sebagai kritik terselubung terhadap pendekatan ‘America First’ Trump yang telah mendorong pemberlakuan tarif impor pada berbagai produk dari negara-negara mitra dagang utama, termasuk Kanada. Sumber-sumber di Gedung Putih, yang enggan disebutkan namanya, mengindikasikan bahwa Presiden Trump melihat iklan tersebut sebagai upaya yang disengaja untuk melemahkan posisinya dalam negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung dan mempertanyakan kebijakannya.
Implikasi pada Hubungan Dagang AS-Kanada
Dampak langsung dari kemarahan Presiden Trump ini telah menimbulkan konsekuensi yang signifikan. Laporan terkini menyebutkan bahwa pembicaraan perdagangan krusial antara Amerika Serikat dan Kanada, yang bertujuan untuk merevisi atau menggantikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), telah dihentikan secara tiba-tiba. Keputusan ini secara signifikan memperkeruh suasana negosiasi yang sudah tegang dan menambah kompleksitas dalam upaya mencapai kesepakatan baru yang menguntungkan kedua belah pihak di tengah iklim perdagangan global yang semakin proteksionis.
Hubungan AS-Kanada, yang secara historis merupakan salah satu aliansi ekonomi dan strategis terkuat di dunia, kini menghadapi tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kebijakan tarif baja dan aluminium yang diberlakukan AS terhadap produk Kanada telah memicu balasan tarif serupa dari Ottawa, menciptakan siklus eskalasi yang mengkhawatirkan. Terhentinya pembicaraan dagang di tengah kemarahan Presiden Trump atas sebuah iklan lama menggarisbawahi betapa rapuhnya suasana diplomasi perdagangan saat ini, di mana sentimen pribadi dapat dengan cepat memengaruhi kebijakan luar negeri.
“Situasi ini menunjukkan betapa sensitifnya dinamika perdagangan global dan bagaimana sentimen politik dapat dengan cepat mengganggu proses negosiasi yang rumit,” ujar Dr. Ahmad Santoso, seorang analis kebijakan luar negeri dari Universitas Nasional. “Tindakan penghentian pembicaraan ini bukan hanya kerugian potensial bagi AS dan Kanada, tetapi juga mengirimkan sinyal negatif ke pasar global mengenai stabilitas perdagangan internasional di era saat ini.”
Para pengamat politik dan ekonomi menyatakan keprihatinan mendalam atas perkembangan ini. Mereka khawatir bahwa penundaan atau kegagalan dalam mencapai kesepakatan dagang baru akan memiliki implikasi ekonomi jangka panjang bagi kedua negara, serta berpotensi merusak rantai pasok global yang telah terbangun selama puluhan tahun. Kanada adalah mitra dagang terbesar kedua Amerika Serikat, dan gejolak dalam hubungan ini dapat berdampak signifikan pada berbagai sektor industri mulai dari otomotif hingga pertanian.
Dengan dibatalkannya pembicaraan, perhatian kini tertuju pada langkah selanjutnya yang akan diambil oleh kedua pemerintah. Apakah ini hanya jeda sementara yang dapat dipulihkan melalui saluran diplomatik, atau indikasi keretakan yang lebih dalam dalam hubungan bilateral, masih menjadi pertanyaan besar. Dunia menanti perkembangan selanjutnya dari Washington dan Ottawa di tengah ketidakpastian yang semakin meningkat ini, berharap untuk resolusi yang dapat menghindari perang dagang penuh.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
