November 4, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Main di Tangerang, Dewa United Hanya Mampu Bermain Imbang dengan Wakil Kamboja

Jujur aja, waktu pertama kali dengar Dewa United bakal main di kandang lawan klub asal Kamboja, gue kira hasilnya bakal mulus — mungkin menang tipis lah minimal. Tapi nyatanya, sepak bola selalu punya cara buat bikin kita inget: di atas kertas nggak selalu sama dengan di lapangan.

Babak Awal yang Nggak Seimbang Tapi Belum Efektif

Pertandingan dimulai dengan tempo cepat. Dewa United kelihatan dominan di penguasaan bola — sekitar 65% kalau lo lihat dari statistik — tapi tetap aja, serangan mereka kayak “macet di tengah jalan”. Gue sempet mikir, kok crossing-nya banyak banget tapi gak ada yang nyampe target sih?

Padahal, lawannya cuma main dengan 10 pemain sejak menit ke-55 karena kartu merah. Tapi anehnya, bukannya makin ngebombardir, Dewa malah keliatan bingung. Kaya kehilangan arah.

  • “Kadang bukan jumlah pemain yang nentuin hasil, tapi seberapa tenang lo ngatur ritme setelah lawan goyah.”

Kesalahan Klasik: Terlalu Ngejar Gol, Lupa Jaga Fokus

Salah satu momen yang paling bikin frustasi itu pas menit-menit akhir. Dewa udah unggul penguasaan, tapi malah kena serangan balik cepat yang hampir bikin mereka kalah. Gue ngelihatnya kayak déjà vu — kesalahan yang sering banget kejadian di klub Indonesia pas main di kompetisi Asia.

Ini bukan soal kemampuan individu sih, tapi lebih ke disiplin taktik dan mental bertahan. Kadang, tim-tim kita masih suka lupa bahwa sabar itu juga bagian dari strategi.

Refleksi Kecil: Mental “Ingin Menang Cepat” Bisa Jadi Boomerang

Gue inget pelatih Dewa sempet bilang sebelum pertandingan, “Kami ingin menunjukkan dominasi di kandang.”

Tapi mungkin justru tekanan buat tampil superior itu yang bikin pemain jadi terlalu ambisius.

Ada kalimat yang selalu gue inget dari salah satu pelatih lama gue dulu:

“Kalau lo terlalu sibuk mikirin hasil, lo lupa nikmatin prosesnya. Padahal di situlah kemenangan dibangun.”

Dan bener aja, begitu pemain terlalu fokus cari gol, positioning dan komunikasi di lini belakang mulai berantakan.

Apa yang Bisa Dipetik

  1. Kontrol emosi = kontrol pertandingan.
  2. Lawan udah kehilangan satu pemain, harusnya jadi momen buat main lebih sabar dan rapi, bukan makin terburu-buru.
  3. Efisiensi lebih penting dari dominasi.
  4. Punya 20 tembakan tapi cuma 3 yang on target? Itu bukan kebanggaan, tapi alarm buat introspeksi.
  5. Latih transisi cepat.
  6. Lawan-lawan Asia dikenal gesit di serangan balik. Kalau Dewa mau tembus fase selanjutnya, ini harus dibenerin.

Kesimpulan

Imbang di kandang jelas bukan hasil ideal, apalagi lawan yang main dengan 10 pemain. Tapi kalau dilihat dari sisi positif, ini jadi tamparan manis buat Dewa United buat sadar: mereka udah di level yang lebih besar, dan di level itu — kesalahan kecil bisa mahal banget.

Mungkin hasilnya 1–1, tapi pelajaran dari pertandingan ini nilainya jauh lebih dari sekadar skor. Karena kadang, hasil seri pun bisa jadi titik balik kalau lo mau belajar dari sana.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.