Meksiko Bergolak: Gelombang Protes Nasional Desak Pemerintah Akhiri Kekerasan, Korupsi
MEXICO CITY – Ribuan warga Meksiko, mulai dari generasi muda Gen Z hingga warga senior, kembali turun ke jalan pada 16 November 2025 untuk menyuarakan kemarahan yang membara terhadap pemerintah. Gelombang protes ini dipicu oleh pembunuhan tingkat tinggi baru-baru ini dan meningkatnya kekerasan yang tak kunjung usai, serta frustrasi mendalam atas korupsi yang melumpuhkan sendi-sendi negara.
Ibu kota Mexico City menjadi pusat demonstrasi terbesar, di mana para pengunjuk rasa berpawai membawa spanduk bertuliskan tuntutan akan keadilan dan akuntabilitas. Aksi serupa juga dilaporkan terjadi di beberapa kota besar lainnya di seluruh negeri, menandai meluasnya sentimen publik yang menuntut perubahan drastis.
Akar Kemarahan: Kekerasan Tak Berujung dan Impunitas
Pemicu utama kemarahan publik adalah eskalasi kekerasan yang terus meningkat di Meksiko. Data terbaru menunjukkan bahwa negara ini terus bergulat dengan tingginya angka pembunuhan, penculikan, dan hilangnya orang secara paksa. Pembunuhan seorang figur publik terkemuka baru-baru ini – meskipun rinciannya masih dalam penyelidikan – dianggap sebagai tetesan terakhir yang meluapkan kesabaran masyarakat.
Kekerasan ini tidak hanya terbatas pada kejahatan terorganisir yang terkait dengan kartel narkoba, tetapi juga meliputi kekerasan politik, serangan terhadap jurnalis dan aktivis, serta tingginya angka femisida. Sistem peradilan yang lemah dan budaya impunitas yang mengakar telah memperburuk situasi, menyebabkan sebagian besar kejahatan tidak pernah terungkap atau pelakunya tidak pernah dihukum.
Selain kekerasan, korupsi menjadi sorotan utama para demonstran. Tuduhan korupsi yang meluas di berbagai level pemerintahan, dari tingkat lokal hingga federal, telah mengikis kepercayaan publik. Banyak yang percaya bahwa impunitas atas kejahatan dan kekerasan terjadi karena adanya ikatan yang rumit antara pejabat pemerintah dan kelompok kejahatan terorganisir. Ketidakmampuan atau keengganan pemerintah untuk membersihkan tubuhnya sendiri dari praktik korupsi dianggap sebagai pengkhianatan terhadap rakyat.
“Kami sudah muak,” kata seorang demonstran muda yang enggan disebutkan namanya, mewakili sentimen banyak orang. “Kami tidak bisa lagi hidup dalam ketakutan dan melihat para pembunuh serta koruptor bebas berkeliaran. Pemerintah harus bertindak, bukan hanya membuat janji kosong. Kami menuntut keadilan, keamanan, dan masa depan yang lebih baik bagi Meksiko.”
Seruan untuk Perubahan: Dari Jalanan ke Istana Negara
Para pengunjuk rasa menuntut berbagai reformasi mendesak. Di antaranya adalah reformasi menyeluruh terhadap sistem peradilan untuk memastikan penegakan hukum yang efektif dan penghentian impunitas, peningkatan keamanan yang nyata di seluruh negeri, perlindungan yang lebih baik bagi jurnalis, aktivis hak asasi manusia, dan warga biasa, serta tindakan konkret untuk memberantas korupsi di semua tingkatan pemerintahan.
Pemerintahan Presiden Andrés Manuel López Obrador (AMLO), yang berkuasa dengan janji untuk mengatasi korupsi dan kekerasan, kini menghadapi tekanan signifikan. Meskipun AMLO telah meluncurkan berbagai inisiatif, kritik terus bermunculan bahwa upaya tersebut belum membuahkan hasil yang diharapkan, dan kekerasan serta korupsi masih merajalela.
Gelombang protes ini bukan hanya sekadar luapan emosi sesaat, melainkan refleksi dari ketidakpuasan yang mendalam dan keinginan yang kuat untuk perubahan fundamental. Dengan pemilihan umum yang akan datang, isu keamanan dan korupsi diprediksi akan menjadi tema sentral yang dapat menentukan arah politik Meksiko di masa depan. Masyarakat kini menunggu respons konkret dari pemerintah, apakah seruan dari jalanan akan didengar dan diterjemahkan menjadi kebijakan yang nyata.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
