Pasukan Israel Serbu Gaza City, Ratusan Ribu Warga Terjebak di Tengah Eskalasi Konflik
        GAZA CITY — Pasukan darat Israel dilaporkan terus bergerak maju ke jantung Gaza City, memicu eksodus baru dan memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah yang terkepung. Operasi militer ini, yang terjadi setelah hampir dua tahun konflik yang intens dan bergejolak, menyebabkan ratusan ribu warga sipil terjebak di area pertempuran tanpa tujuan yang jelas.
Pada 17 September 2025, laporan dari lapangan mengindikasikan bahwa tank dan infanteri Israel telah menembus lebih dalam ke kantong-kantong perkotaan, menyusul serangkaian serangan udara. Eskalasi ini telah memutus jalur komunikasi dan mempersulit upaya penyelamatan, menambah penderitaan penduduk yang sudah lama hidup di bawah blokade dan ancaman konflik berkelanjutan.
Krisis Kemanusiaan di Tengah Operasi Darat
Situasi bagi warga sipil di Gaza City digambarkan sangat mengerikan. Ratusan ribu orang yang tidak memiliki tempat tujuan yang aman kini menghadapi dilema yang mustahil: tetap tinggal di rumah mereka yang rentan terhadap serangan, atau mencoba melarikan diri melalui koridor yang tidak aman menuju daerah selatan yang sudah padat. Banyak di antara mereka adalah perempuan, anak-anak, dan lansia yang kondisi kesehatannya memburuk akibat kekurangan air bersih, makanan, listrik, dan pasokan medis.
Organisasi-organisasi kemanusiaan internasional telah berulang kali menyuarakan peringatan keras mengenai dampak operasi darat ini terhadap kehidupan warga sipil. Rumah sakit-rumah sakit di Gaza City berada di ambang keruntuhan total, berjuang merawat korban luka di tengah minimnya pasokan dan serangan yang tak henti-hentinya. PBB telah menyoroti bahwa hampir tidak ada tempat yang benar-benar aman di Jalur Gaza saat ini, dengan sebagian besar infrastruktur sipil telah hancur atau rusak parah.
“Kami menyaksikan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza City. Ratusan ribu jiwa kini berada dalam bahaya ekstrem, terjebak di tengah pertempuran sengit tanpa akses dasar. Komunitas internasional harus bertindak segera untuk melindungi warga sipil dan memastikan akses bantuan tanpa hambatan.” — Juru Bicara Lembaga Kemanusiaan Internasional
Tujuan Militer Israel dan Kekhawatiran Internasional
Pemerintah Israel menyatakan bahwa operasi darat ini merupakan bagian penting dari strategi mereka untuk melumpuhkan kemampuan militer Hamas dan mencegah kelompok militan tersebut untuk berkumpul kembali dan melancarkan serangan di masa depan. Pernyataan dari otoritas Israel menegaskan bahwa tujuan utama adalah menjamin keamanan warganya dari ancaman roket dan infiltrasi.
Namun, langkah militer ini telah memicu gelombang kekhawatiran dan kecaman dari berbagai pihak internasional, termasuk PBB dan sejumlah negara. Mereka mendesak agar hukum kemanusiaan internasional dihormati, dengan penekanan pada perlindungan warga sipil dan fasilitas sipil seperti rumah sakit dan sekolah. Tuntutan untuk gencatan senjata atau jeda kemanusiaan semakin menguat, meskipun belum ada indikasi bahwa operasi akan dihentikan dalam waktu dekat.
Konflik yang telah berlangsung selama “hampir dua tahun” ini, merujuk pada periode eskalasi dan ketegangan yang konsisten di wilayah tersebut, kini mencapai titik krusial. Dengan masa depan Gaza City yang masih belum pasti, nasib ratusan ribu warganya bergantung pada perkembangan situasi di lapangan dan tekanan diplomatik dari komunitas global.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
