December 19, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Pemerintahan Zelensky Dituding Runtuhkan Pengawasan, Korupsi di Ukraina Merajalela

Sebuah investigasi mendalam yang dilakukan oleh The New York Times baru-baru ini telah mengguncang panggung politik Ukraina, mengungkap temuan mengejutkan mengenai akar permasalahan korupsi yang terus berlarut-larut di negara tersebut. Berbeda dengan narasi pemerintah yang kerap menyalahkan penasihat independen atas kegagalan mencegah praktik rasuah, penyelidikan tersebut justru menunjuk langsung pada administrasi Presiden Volodymyr Zelensky sebagai pihak yang dituding telah sengaja menyingkirkan mekanisme pengawasan anti-korupsi.

Laporan investigasi tersebut, yang dipublikasikan pada 05 December 2025, mengklaim bahwa pemerintahan Zelensky secara sistematis telah membongkar dan melemahkan “penjaga gerbang” (guardrails) yang seharusnya berfungsi sebagai benteng pertahanan terhadap korupsi. Tindakan ini, menurut temuan, telah menciptakan lingkungan di mana praktik-praktik korup dapat tumbuh subur tanpa pengawasan yang memadai, bertentangan dengan janji reformasi yang kerap diusung Kyiv di hadapan mitra internasionalnya.

“Hasil investigasi kami menunjukkan adanya pola yang mengkhawatirkan: alih-alih memperkuat lembaga pengawas, administrasi Presiden Zelensky justru mengambil langkah-langkah yang secara efektif menghapus atau mengurangi otoritas mereka. Ini bukan kegagalan penasihat independen, melainkan konsekuensi langsung dari kebijakan internal,” demikian ringkasan temuan investigasi tersebut.

Melemahnya Sistem Pengawasan Internal

Laporan The New York Times merinci bagaimana berbagai mekanisme pengawasan, yang sebelumnya dirancang untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas, telah dilemahkan atau bahkan dinonaktifkan. Meskipun rincian spesifik mengenai bentuk “penjaga gerbang” yang dihapus tidak disebutkan secara eksplisit dalam artikel asli, secara umum hal ini bisa merujuk pada undang-undang anti-korupsi yang diamandemen, pengurangan anggaran untuk lembaga-lembaga independen seperti Biro Nasional Anti-Korupsi Ukraina (NABU) atau Kantor Kejaksaan Spesialis Anti-Korupsi (SAPO), atau perubahan personel yang mengarah pada penunjukan individu yang kurang independen.

Kritik terhadap korupsi di Ukraina bukanlah hal baru. Negara ini memiliki sejarah panjang dalam menghadapi masalah rasuah, yang menjadi salah satu tantangan terbesar dalam perjalanannya menuju integrasi Eropa dan pembangunan demokrasi. Namun, temuan bahwa pemerintah sendiri diduga menjadi dalang di balik melemahnya pengawasan menimbulkan pertanyaan serius tentang komitmen Kyiv terhadap reformasi dan tata kelola yang baik, terutama di saat negara tersebut sedang menghadapi invasi besar-besaran.

Dampak Ganda di Tengah Perang dan Jalur Integrasi Eropa

Pengungkapan ini datang pada saat yang sangat sensitif bagi Ukraina. Di satu sisi, negara ini sangat bergantung pada bantuan finansial dan militer dari negara-negara Barat untuk mempertahankan diri dari agresi. Korupsi yang merajalela dapat mengikis kepercayaan para donor dan mempertanyakan efektivitas bantuan yang disalurkan. Di sisi lain, Ukraina memiliki ambisi kuat untuk bergabung dengan Uni Eropa, di mana reformasi anti-korupsi yang komprehensif dan berkelanjutan adalah salah satu prasyarat utama.

Kegagalan untuk secara serius mengatasi korupsi, apalagi dugaan sabotase terhadap mekanisme pengawasan, dapat menghambat kemajuan Ukraina dalam memenuhi kriteria keanggotaan UE dan berpotensi mengancam dukungan internasional yang krusial. Analis politik dan ekonomi telah berulang kali memperingatkan bahwa tanpa sistem pengawasan yang kuat dan penegakan hukum yang tidak memihak, upaya pemulihan pasca-konflik dan pembangunan kembali Ukraina akan sangat rentan terhadap penyalahgunaan dan pencurian dana.

Dengan demikian, laporan investigasi The New York Times menempatkan pemerintahan Zelensky di bawah sorotan tajam, menuntut penjelasan dan tindakan konkret untuk membuktikan komitmen mereka terhadap pemberantasan korupsi. Masa depan Ukraina, baik dalam menghadapi perang maupun dalam mewujudkan aspirasi Eropa, sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk membangun dan mempertahankan sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda