Perang Gaza: Israel Menghadapi Perpecahan Internal dan Isolasi Global

Konflik yang berlarut-larut antara Israel dan Palestina, yang kini mencapai intensitas baru di Jalur Gaza, telah menimbulkan gelombang tantangan yang mendalam bagi identitas dan citra Israel di mata dunia maupun di mata warganya sendiri. Apa yang digambarkan sebagai perang terpanjang dalam sejarah konflik tak berujung ini telah menempatkan Israel di persimpangan jalan, menghadapi perpecahan internal yang kian meruncing dan isolasi diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya di panggung internasional.

Sejak pecahnya konflik pada Oktober tahun lalu, masyarakat Israel dihadapkan pada serangkaian pertanyaan eksistensial mengenai keamanan, kepemimpinan, dan masa depan hubungan mereka dengan dunia. Perasaan bersatu yang sempat muncul di awal konflik kini terkikis, digantikan oleh perbedaan pendapat yang tajam tentang strategi perang, nasib para sandera, dan visi pasca-perang.

Perpecahan Internal yang Mendalam

Di dalam negeri, Israel tampak terpecah belah. Gelombang demonstrasi massa yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kesepakatan segera untuk membebaskan sandera semakin intensif. Keluarga sandera, yang putus asa, menyuarakan kemarahan dan kekecewaan mereka terhadap pemerintah, menuduhnya mengutamakan tujuan militer di atas keselamatan warga sipil yang ditawan.

Selain itu, perdebatan sengit muncul mengenai arah politik dan sosial negara. Kesenjangan antara kelompok sekuler dan religius, sayap kanan dan sayap kiri, serta pandangan tentang solusi dua negara atau aneksasi wilayah, semakin terekspos. Laporan-laporan media lokal 05 October 2025 menyoroti bagaimana polarisasi ini tidak hanya terjadi di tingkat politik elite, tetapi juga merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, memicu ketegangan dan saling tuding.

“Konflik kali ini bukan sekadar perang militer; ia telah mengoyak sendi-sendi masyarakat Israel dan mengubah secara fundamental persepsi dunia terhadapnya,” ujar seorang analis politik senior yang enggan disebut namanya, mencerminkan keprihatinan banyak pihak tentang masa depan kohesi sosial Israel.

Dampak ekonomi perang juga menambah beban. Anggaran negara tertekan, sektor pariwisata terpuruk, dan ribuan cadangan militer yang dipanggil tugas telah mengganggu produktivitas. Ini semua berkontribusi pada ketidakpuasan publik dan memperdalam jurang perpecahan.

Isolasi di Panggung Internasional

Di kancah global, Israel mendapati dirinya semakin terisolasi. Dukungan tanpa syarat dari beberapa sekutu tradisionalnya mulai terkikis di tengah meningkatnya korban sipil di Gaza dan krisis kemanusiaan yang parah. Resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata, meskipun sering diveto oleh sekutu utama Israel, mencerminkan sentimen mayoritas negara anggota.

Keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) untuk mempertimbangkan kasus genosida terhadap Israel, serta perintah untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah tindakan genosida, telah memperburuk citra Israel. Ancaman surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap para pemimpin Israel semakin menambah tekanan diplomatik. Negara-negara yang sebelumnya bersahabat kini secara terbuka mengkritik operasi militer Israel dan menyerukan penghentian permusuhan. Protes pro-Palestina yang meluas di berbagai ibu kota dunia juga menunjukkan pergeseran opini publik global.

Pada 05 October 2025, beberapa negara bahkan telah mengakui negara Palestina secara resmi, sementara yang lain mempertimbangkan untuk melakukannya. Langkah-langkah ini, meskipun sebagian besar simbolis, mengirimkan pesan kuat tentang meningkatnya ketidakpuasan dunia terhadap kebijakan Israel di wilayah pendudukan dan penanganan konflik Gaza.

Secara keseluruhan, perang di Gaza tidak hanya mengubah peta geopolitik Timur Tengah, tetapi juga memaksa Israel untuk menghadapi cermin pahit dari perpecahan internalnya dan posisinya yang semakin terpinggirkan di kancah global. Tantangan ini akan menentukan arah masa depan Israel dalam beberapa dekade mendatang.

Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda