December 1, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Presiden Petro Kolombia Hadapi Badai Politik dari Trump dan Domestik

Presiden Kolombia Gustavo Petro, seorang tokoh yang berakar dari gerakan gerilya, kini kembali menjadi sorotan. Gaya politiknya yang konfrontatif telah memicu kemarahan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan, pada saat yang sama, menciptakan gejolak politik signifikan di dalam negeri. Kondisi ini menempatkan Petro dalam posisi yang genting, seiring dengan spekulasi kembalinya Trump ke kancah politik global.

Akar Konfrontasi dan Kebijakan Petro

Sejak kemunculannya dari kelompok gerilya M-19 pada era 1980-an, Gustavo Petro telah dikenal dengan pendekatan politiknya yang tidak ragu-ragu dalam menantang status quo. Setelah meninggalkan senjata melalui perjanjian damai, ia bertransformasi menjadi seorang politisi ulung, menjabat sebagai wali kota Bogotá dan senator sebelum akhirnya terpilih sebagai presiden pertama Kolombia dari sayap kiri pada tahun 2022.

Pemerintahan Petro berfokus pada agenda progresif yang mencakup “perdamaian total” dengan kelompok bersenjata yang tersisa, reformasi agraria, dan perubahan signifikan dalam kebijakan narkotika negara. Ia menyerukan pendekatan yang lebih fokus pada pembangunan sosial dan pengurangan kemiskinan sebagai solusi terhadap masalah narkoba, alih-alih strategi pemberantasan paksa yang selama ini didukung Amerika Serikat. Kebijakan-kebijakan ini, yang sering kali dianggap bertentangan dengan kepentingan geopolitik AS di bawah pemerintahan konservatif, menjadi salah satu pemicu utama ketegangan.

Konfrontasi dengan Donald Trump bukan hal baru bagi pemimpin sayap kiri di Amerika Latin. Trump, dengan retorika “Amerika Pertama” dan kebijakan luar negerinya yang keras, secara historis mengkritik pemimpin yang dianggap anti-AS atau tidak sejalan dengan visinya. Petro, dengan visinya tentang Kolombia yang lebih independen dari pengaruh AS, secara alami menjadi target potensial, terutama jika Trump kembali berkuasa.

Implikasi Domestik dan Proyeksi Hubungan Bilateral

Di dalam negeri, Presiden Petro menghadapi tantangan berat. Tingkat persetujuan publiknya mengalami pasang surut di tengah kesulitan legislatif untuk meloloskan reformasi-reformasi ambisiusnya, termasuk reformasi kesehatan dan pensiun. Oposisi politik yang kuat, seringkali didukung oleh elit tradisional dan sektor bisnis, menggunakan setiap kesempatan untuk mengkritik kebijakannya. Tekanan dari luar, khususnya potensi ketegangan dengan AS di bawah Trump, dapat memperburuk kondisi politik domestiknya.

Ancaman kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih menghadirkan dilema besar bagi kebijakan luar negeri Kolombia. Hubungan bilateral antara AS dan Kolombia secara tradisional sangat kuat, terutama dalam kerja sama antinarkoba dan keamanan. Namun, di bawah Petro, hubungan ini telah mengalami pergeseran halus. Jika Trump kembali, tekanan terhadap Petro untuk menyelaraskan kebijakan anti-narkobanya dengan tuntutan AS kemungkinan besar akan meningkat tajam, berpotensi mengancam pendanaan dan dukungan yang krusial bagi Kolombia.

“Posisi Petro saat ini adalah pisau bermata dua,” ujar seorang analis politik senior di Bogotá pada 13 November 2025. “Ia harus menyeimbangkan tuntutan basis politiknya untuk reformasi dan kedaulatan, sambil menghadapi ancaman eksternal dari kekuatan seperti Trump yang bisa mempolarisasi lebih jauh lanskap domestik Kolombia. Masa depan hubungan Kolombia-AS, dan stabilitas politik Petro, akan sangat bergantung pada bagaimana ia menavigasi badai ini.”

Masa depan politik Gustavo Petro akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk mengelola ketegangan domestik dan eksternal secara bersamaan. Di tengah lanskap politik global yang tidak menentu dan kemungkinan perubahan kepemimpinan di AS, keberanian Petro dalam mempertahankan gayanya yang konfrontatif akan terus menjadi sorotan.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda