December 1, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Presiden Petro: Konflik Gaya dan Geopolitik Hadapi Amarah Trump

Bogotá, Kolombia – Gustavo Petro, Presiden Kolombia yang dikenal dengan gaya konfrontatifnya sejak akar gerilya, kini mendapati dirinya berada dalam pusaran gejolak politik yang semakin intens. Tidak hanya menghadapi tekanan domestik, Petro juga telah memancing kemarahan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menciptakan dinamika kompleks yang mengancam hubungan bilateral kedua negara.

Peristiwa ini, yang mulai mencuat secara signifikan menjelang 12 November 2025, menyoroti tantangan berat yang dihadapi oleh pemimpin sayap kiri pertama Kolombia itu. Dari seorang pemberontak yang mengangkat senjata, Petro kini duduk di kursi kepresidenan, namun tampaknya tidak kehilangan keberaniannya untuk menantang status quo, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.

Jejak Pemberontak hingga Kursi Kepresidenan

Gustavo Petro bukanlah sosok asing dalam lanskap politik Kolombia yang sering bergejolak. Mantan anggota kelompok gerilya M-19 di masa mudanya, Petro bertransisi menjadi politikus arus utama setelah proses demobilisasi. Karier politiknya merangkak naik dari anggota parlemen, senator, hingga Wali Kota Bogotá, sebelum akhirnya berhasil meraih jabatan presiden pada tahun 2022. Kemenangannya menandai pergeseran signifikan dalam sejarah politik Kolombia, menempatkan agenda progresif seperti keadilan sosial, perlindungan lingkungan, dan “perdamaian total” di garis depan.

Gaya kepemimpinannya sejak awal memang dicirikan oleh pendekatan yang tegas dan tidak ragu untuk mengkritik struktur kekuasaan yang mapan. Ia telah meluncurkan reformasi ambisius di berbagai sektor, termasuk agraria, energi, dan kesehatan, yang kerap memicu perdebatan sengit di parlemen dan di tengah masyarakat. Visi “perdamaian total” Petro, yang berupaya melakukan negosiasi dengan berbagai kelompok bersenjata dan kartel narkoba, juga menjadi poin kontroversial yang diawasi ketat oleh Washington dan publik Kolombia.

Kritiknya terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat, terutama terkait perang melawan narkoba dan intervensi ekonomi, telah lama menjadi ciri khas retorikanya. Sikap ini, meski dipuji oleh pendukungnya sebagai bentuk kedaulatan, seringkali dianggap provokatif oleh kalangan konservatif, baik di dalam maupun luar negeri.

Gelombang Amarah Trump dan Gema Domestik

Kini, Petro berhadapan langsung dengan “kemarahan” Donald Trump, yang tampaknya dipicu oleh perbedaan pandangan ekstrem mengenai kebijakan regional dan peran Kolombia. Sumber-sumber yang dekat dengan lingkaran Trump mengindikasikan bahwa mantan presiden tersebut sangat tidak senang dengan kebijakan Petro yang dianggap “lunak” terhadap kejahatan narkoba dan menjauhi aliansi tradisional dengan AS. Retorika Trump yang cenderung langsung dan tanpa tedeng aling-aling memperparah ketegangan.

“Presiden Petro adalah bencana bagi Kolombia. Dia menghancurkan negara dan bersekutu dengan musuh-musuh kita. Amerika Serikat tidak akan tinggal diam jika saya kembali menjabat!” demikian pernyataan yang diduga kuat disampaikan oleh Donald Trump dalam sebuah rapat tertutup baru-baru ini, yang kemudian bocor ke media.

Ancaman Trump, terutama jika ia kembali memenangkan pemilihan presiden AS di masa depan, menimbulkan kekhawatiran serius di Bogotá. Potensi sanksi, pengurangan bantuan, atau bahkan tekanan diplomatik yang lebih besar dapat semakin mempersulit agenda Petro. Kritik dari Trump juga menjadi amunisi empuk bagi lawan-lawan politik Petro di Kolombia, yang menuding sang presiden telah mengisolasi negara dan merusak hubungan vital dengan sekutu terpentingnya.

Di dalam negeri, Petro sudah menghadapi tantangan besar. Tingkat persetujuan publik yang fluktuatif, kesulitan dalam meloloskan reformasi di kongres, serta ancaman keamanan yang terus-menerus dari kelompok bersenjata dan kartel narkoba, menjadi beban berat. Kritik dari sosok sebesar Trump hanya akan menambah tekanan, memberikan celah bagi oposisi untuk mempertanyakan legitimasi dan efektivitas kepemimpinannya.

Masa depan hubungan AS-Kolombia, serta kemampuan Petro untuk menavigasi badai politik ini, akan menjadi ujian krusial bagi kepemimpinannya. Pertarungan antara gaya konfrontatif Petro dan retorika keras Trump menjanjikan babak baru dalam dinamika geopolitik Amerika Latin yang semakin kompleks.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda