Puluhan Tewas dalam Serangan Rudal Rusia di Ukraina: Zelensky Desak Pembicaraan Damai
Pada 19 November 2025, sebuah serangan rudal Rusia yang menghantam gedung apartemen di Ukraina menewaskan sedikitnya 25 orang, memicu kecaman internasional dan menyoroti kembali urgensi negosiasi damai. Insiden tragis ini adalah bagian dari gelombang serangan udara yang lebih luas di seluruh negeri, terjadi saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berupaya menghidupkan kembali perundingan damai yang macet dengan Rusia.
Dampak Mengerikan dan Upaya Penyelamatan
Rudal tersebut menghantam sebuah gedung apartemen bertingkat tinggi, mengubah struktur hunian menjadi puing-puing dan jebakan maut bagi para penghuninya. Tim penyelamat, yang terdiri dari petugas darurat, pemadam kebakaran, dan sukarelawan, segera dikerahkan ke lokasi kejadian. Mereka bekerja tanpa henti di tengah tumpukan beton dan baja yang runtuh, berjuang melawan waktu untuk mencari korban yang selamat dan mengevakuasi jenazah. Gambar-gambar yang beredar menunjukkan pemandangan kehanchan total: unit-unit apartemen yang terbuka ke langit, barang-barang pribadi yang berserakan, dan debu tebal yang menyelimuti area tersebut.
Hingga saat ini, jumlah korban tewas diperkirakan mencapai 25 orang, dengan puluhan lainnya mengalami luka-luka dan beberapa masih dinyatakan hilang. Upaya pencarian dan penyelamatan diperkirakan akan berlanjut selama beberapa hari ke depan, dengan harapan menemukan lebih banyak korban selamat meskipun peluang semakin menipis. Banyak warga yang selamat dari insiden ini harus kehilangan tempat tinggal dan seluruh harta benda mereka dalam sekejap mata, menambah daftar panjang penderitaan yang disebabkan oleh konflik yang berkepanjangan ini.
Seruan Damai di Tengah Gelombang Serangan
Serangan mematikan ini terjadi di tengah gelombang serangan rudal dan drone yang menargetkan berbagai kota di Ukraina dalam beberapa pekan terakhir, meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun. Kyiv dan kota-kota lain telah menghadapi rentetan serangan udara, yang menurut pejabat Ukraina bertujuan untuk merusak infrastruktur vital dan menekan moral warga sipil. Namun, Presiden Volodymyr Zelensky, dalam pidatonya yang disiarkan televisi tak lama setelah insiden tersebut, menegaskan bahwa kekerasan semacam itu hanya akan memperkuat tekad Ukraina dan menekankan kembali perlunya dialog.
“Kami tidak akan pernah menyerah pada teror. Serangan brutal ini hanya menunjukkan betapa pentingnya bagi dunia untuk bersatu dan memaksa Rusia untuk mengakhiri agresi ini,” ujar Presiden Zelensky. “Perundingan damai adalah satu-satunya jalan ke depan, tetapi harus didasarkan pada keadilan dan penghormatan terhadap kedaulatan Ukraina. Kami siap untuk pembicaraan, tetapi bukan untuk menyerah.”
Pernyataan Zelensky ini menggarisbawahi upaya berkelanjutan Kyiv untuk menghidupkan kembali perundingan damai yang telah terhenti sejak bulan-bulan awal invasi. Berbagai inisiatif internasional, termasuk upaya mediasi dari PBB dan negara-negara netral, belum membuahkan hasil signifikan. Rusia, di sisi lain, seringkali menolak tawaran pembicaraan kecuali prasyarat tertentu dipenuhi, yang seringkali bertentangan langsung dengan tuntutan Ukraina. Komunitas internasional, melalui PBB dan Uni Eropa, telah mengecam keras serangan ini, menyerukan penghentian segera permusuhan dan perlindungan warga sipil. Sekretaris Jenderal PBB menyatakan keprihatinan mendalam atas hilangnya nyawa tak berdosa dan mendesak semua pihak untuk mematuhi hukum humaniter internasional.
Tragedi di gedung apartemen Ukraina pada 19 November 2025 merupakan pengingat pahit akan harga yang harus dibayar oleh warga sipil dalam konflik bersenjata. Ketika asap masih mengepul dari puing-puing, seruan untuk perdamaian semakin nyaring terdengar. Namun, jalan menuju solusi diplomatik tetap terjal, terbebani oleh ketidakpercayaan yang mendalam dan berlanjutnya aksi militer. Nasib puluhan juta warga Ukraina masih terombang-ambing di tengah gelombang agresi dan harapan akan perdamaian yang tampaknya semakin jauh.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
