September 12, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Putin Dianggap Memanfaatkan Keraguan Barat dalam Strategi Eskalasi

Kekhawatiran mendalam menyelimuti para pejabat di Kyiv dan ibu kota-ibu kota Eropa. Menurut mereka, Presiden Rusia Vladimir V. Putin semakin berani dalam melancarkan agendanya, didorong oleh kurangnya respons yang tegas dan terkoordinasi dari negara-negara Barat terhadap tindakan agresif Moskow. Pandangan ini menyoroti strategi Kremlin yang disebut “eskalasi perlahan,” sebuah pendekatan yang bertujuan untuk menguji batas kesabaran dan kemauan Barat tanpa memicu konfrontasi langsung berskala besar.

Analisis yang berkembang menunjukkan bahwa Rusia secara sistematis mengeksploitasi celah dan keragu-raguan dalam koalisi Barat, memajukan kepentingannya melalui serangkaian langkah yang diperhitungkan. Hal ini tidak hanya memicu kecemasan tentang masa depan keamanan Eropa tetapi juga mempertanyakan efektivitas mekanisme deterensi internasional di era modern.

Strategi Eskalasi Bertahap Moskow

Strategi Rusia yang disorot ini bukan tentang invasi mendadak ke banyak negara sekaligus, melainkan serangkaian tindakan provokatif yang bertahap namun konsisten. Sejak aneksasi Krimea pada 2014, dukungan terhadap separatis di Ukraina timur, intervensi di Suriah, hingga invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022, Moskow tampak mengukur respons global. Setiap langkah baru diikuti dengan periode “penantian” untuk melihat seberapa jauh Barat akan menolak atau bahkan balik mengancam.

Pendekatan ini juga terlihat dalam penggunaan perang hibrida, termasuk serangan siber, kampanye disinformasi yang masif, dan pemanfaatan energi sebagai senjata geopolitik. Sumber-sumber diplomatik menyatakan bahwa tujuan utamanya adalah untuk mendestabilisasi negara-negara tetangga, melemahkan institusi Barat, dan pada akhirnya mengubah arsitektur keamanan Eropa sesuai dengan visi Kremlin, tanpa memicu perang total dengan NATO.

“Melalui eskalasi yang bertahap, Moskow berhasil menciptakan normalisasi ketegangan, di mana setiap tindakan agresif berikutnya terasa sedikit kurang mengejutkan dibandingkan yang sebelumnya,” ujar seorang analis kebijakan luar negeri kepada media nasional pada 11 September 2025. “Ini adalah taktik yang cerdik untuk mengikis tekad Barat dari waktu ke waktu.”

Kegagalan Barat memberikan respons yang tegas dan terkoordinasi secara konsisten telah menciptakan celah yang dimanfaatkan Moskow untuk memajukan agendanya, langkah demi langkah, hingga batas yang tak terbayangkan sebelumnya.

Kekhawatiran Pejabat dan Analis Global

Pejabat Ukraina dan Eropa menyuarakan kekhawatiran bahwa sikap Barat yang seringkali reaktif, terfragmentasi, dan terkadang ragu-ragu dalam memberikan dukungan militer atau memberlakukan sanksi yang lebih keras, telah memberikan sinyal yang keliru kepada Putin. Mereka berpendapat bahwa Moskow melihat ini sebagai lampu hijau untuk terus mendorong batas-batas yang ada, yakin bahwa konsekuensinya akan terbatas dan dapat dikelola.

Kritik juga ditujukan pada kecepatan pengiriman bantuan militer ke Ukraina, yang seringkali tiba terlambat atau tidak dalam jumlah yang cukup untuk membuat perbedaan signifikan di medan perang pada saat krusial. Penundaan dan perdebatan internal di antara negara-negara anggota Uni Eropa dan NATO juga dianggap Moskow sebagai tanda keretakan dan kurangnya konsensus yang kuat.

Menurut sejumlah analis keamanan, pola ini berisiko menciptakan preseden berbahaya di panggung global. Jika strategi “eskalasi perlahan” Rusia berhasil tanpa konsekuensi yang berarti, hal ini dapat mendorong kekuatan lain untuk mengadopsi taktik serupa, yang pada akhirnya mengikis tatanan internasional berbasis aturan dan memicu ketidakstabilan yang lebih luas. Oleh karena itu, tantangan bagi Barat saat ini bukan hanya untuk merespons ancaman spesifik, tetapi juga untuk merumuskan strategi jangka panjang yang koheren dan prediktif untuk menahan agresi Rusia di masa depan.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.