November 4, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Putin Kecam Sanksi AS sebagai ‘Tindakan Tak Bersahabat’, Ancam Balas Jika Kyiv Dipersenjatai Rudal

Presiden Rusia Vladimir Putin secara tegas menyebut sanksi-sanksi yang diterapkan oleh Amerika Serikat sebagai “tindakan tak bersahabat” dan menegaskan bahwa Moskow tidak akan menyerah pada tekanan tersebut. Pernyataan keras ini datang di tengah ketegangan yang terus memuncak antara kedua kekuatan nuklir, diperparah oleh konflik berkepanjangan di Ukraina.

Dalam peringatan yang disampaikan baru-baru ini, Presiden Putin juga mengancam akan melancarkan respons “luar biasa” jika pemerintahan AS di bawah Donald Trump saat itu (atau pemerintahan AS saat ini, merujuk konteks yang diperbarui) memutuskan untuk mempersenjatai Kyiv dengan rudal canggih yang selama ini menjadi permintaan utama Ukraina. Ancaman ini menggarisbawahi potensi eskalasi serius dalam konflik yang sudah memakan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.

Sanksi AS: Sebuah ‘Tindakan Tak Bersahabat’ yang Ditolak Moskow

Pernyataan Putin mengenai sanksi AS sebagai “tindakan tak bersahabat” bukanlah hal baru, namun mengindikasikan ketidakpuasan mendalam Kremlin terhadap kebijakan Barat yang terus-menerus memberikan tekanan ekonomi dan politik. Sanksi-sanksi tersebut, yang telah diberlakukan secara bertahap sejak aneksasi Krimea pada tahun 2014 dan diperketat setelah invasi penuh ke Ukraina pada Februari 2022, menargetkan sektor-sektor kunci ekonomi Rusia, individu-individu berpengaruh, dan entitas terkait militer.

Moskow secara konsisten menolak legitimasi sanksi ini, menganggapnya sebagai campur tangan dalam urusan dalam negeri Rusia dan upaya untuk melemahkan kedaulatannya. Retorika “Rusia tidak akan tunduk” mencerminkan pandangan bahwa negara tersebut memiliki ketahanan untuk menghadapi tekanan eksternal dan akan terus mengejar kepentingannya, terlepas dari konsekuensi yang ditimbulkan oleh sanksi.

“Kami telah berulang kali menyatakan bahwa sanksi-sanksi semacam itu adalah ilegal, tidak produktif, dan hanya akan memperburuk hubungan. Rusia telah dan akan selalu mandiri dalam menentukan arah kebijakannya, dan tidak akan membiarkan tekanan eksternal mendikte keputusan kami. Ini adalah tindakan agresif yang kami kecam keras.”

Sejak 23 October 2025, dampak sanksi memang telah dirasakan oleh ekonomi Rusia, namun pemerintah Putin juga telah berupaya keras untuk melakukan diversifikasi ekonomi, mencari pasar baru, dan memperkuat hubungan dengan negara-negara non-Barat, menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi.

Peringatan Keras atas Bantuan Militer Rudal ke Kyiv

Bagian lain yang tak kalah penting dari pernyataan Putin adalah peringatannya mengenai pasokan rudal canggih ke Ukraina. Selama ini, Kyiv telah berulang kali meminta negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, untuk menyediakan sistem rudal jarak jauh seperti ATACMS (Army Tactical Missile System) yang mampu menyerang target-target vital di belakang garis pertahanan Rusia, termasuk gudang amunisi, pusat komando, dan jalur pasokan.

Permintaan Ukraina didasari oleh kebutuhan untuk menyeimbangkan kekuatan artileri dan rudal Rusia, serta untuk mengurangi kemampuan musuh dalam melancarkan serangan jarak jauh. Namun, pasokan senjata semacam itu selalu menjadi titik sensitif bagi Moskow, yang memandang hal tersebut sebagai eskalasi langsung yang dapat menyeret NATO lebih dalam ke dalam konflik.

Ancaman “respons luar biasa” dari Putin mengindikasikan bahwa jika rudal-rudal tersebut diserahkan ke Ukraina dan digunakan untuk menyerang wilayah yang diklaim Rusia atau target-target strategis di dalamnya, Kremlin akan mempertimbangkan tindakan balasan yang signifikan. Hal ini bisa berarti peningkatan intensitas serangan Rusia di Ukraina, penggunaan senjata yang lebih destruktif, atau bahkan potensi perluasan konflik ke luar perbatasan Ukraina, menciptakan risiko keamanan global yang lebih besar.

Para analis politik internasional pada 23 October 2025 melihat pernyataan Putin sebagai upaya untuk memberikan sinyal kuat kepada Washington dan sekutunya agar mempertimbangkan kembali dukungan militer mereka, terutama terkait jenis persenjataan ofensif. Ini juga menunjukkan bahwa Rusia tetap teguh dalam pendiriannya dan siap menghadapi konsekuensi dari kebijakan yang mereka anggap mengancam keamanan nasionalnya.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya đŸ‘‰
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.