December 1, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Rencana Damai AS-Rusia untuk Ukraina Picu Kecaman Eropa dan Kyiv

Sebuah proposal perdamaian kontroversial yang dikabarkan digagas oleh mantan Presiden AS Donald Trump dan lingkarannya, yang menawarkan jalan keluar bagi konflik Ukraina-Rusia, telah memicu gelombang penolakan keras dari para pemimpin Eropa dan Ukraina. Rencana tersebut, yang kabarnya mensyaratkan Kyiv untuk menyerahkan wilayah dan mengurangi kekuatan militernya, dianggap tidak hanya merugikan kedaulatan Ukraina tetapi juga mengabaikan peran krusial para sekutu Eropa.

Menurut detail yang beredar di kalangan diplomatik, proposal tersebut menguraikan bahwa Ukraina akan dipaksa untuk melepaskan sebagian besar wilayah yang saat ini diduduki oleh Rusia. Sebagai imbalannya, Moskow akan mendapatkan insentif ekonomi dan politik, termasuk reintegrasi ke dalam ekonomi global dan potensi pencabutan sebagian sanksi internasional. Namun, formula ini telah memicu kekhawatiran serius mengenai preseden yang dapat diciptakan serta legitimasi upaya perdamaian yang tidak melibatkan semua pihak terkait secara setara.

Reaksi Keras dari Kyiv dan Eropa

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy adalah salah satu penentang paling vokal dari rencana semacam itu. Sejak awal invasi skala penuh Rusia pada Februari 2022, Zelenskyy secara konsisten menegaskan bahwa integritas teritorial Ukraina tidak dapat ditawar. Bagi Kyiv, menyerahkan wilayah tidak hanya akan menjadi pengkhianatan terhadap kedaulatan bangsa tetapi juga penghargaan bagi agresi militer ilegal Rusia.

Para pemimpin Eropa dengan cepat menyuarakan dukungan mereka terhadap posisi Ukraina. Mereka menegaskan bahwa setiap solusi perdamaian yang berkelanjutan harus didasarkan pada prinsip-prinsip hukum internasional dan harus dirumuskan dengan partisipasi penuh dari Ukraina. Kehadiran Eropa dalam diskusi semacam itu juga dianggap tidak dapat diabaikan, mengingat dampak langsung konflik terhadap keamanan dan stabilitas benua.

Seorang diplomat senior Uni Eropa, yang tidak ingin disebutkan namanya, menyatakan, “Setiap rencana perdamaian untuk Ukraina harus diputuskan dengan Ukraina, bukan untuk Ukraina, dan tentu saja tidak tanpa sekutu terdekatnya. Mengabaikan Eropa dalam proses ini adalah kekeliruan strategis yang dapat melemahkan upaya kolektif kita.”

Dampak Geopolitik dan Masa Depan Konflik

Proposal damai yang mengesampingkan Eropa dan mendesak konsesi teritorial signifikan dari Ukraina berpotensi memperdalam keretakan diplomatik di antara negara-negara Barat. Sejak invasi, Amerika Serikat dan Eropa telah berupaya menunjukkan front persatuan dalam mendukung Kyiv. Rencana yang dianggap unilateral ini berisiko merusak solidaritas tersebut dan menciptakan celah yang dapat dieksploitasi oleh Moskow.

Lebih jauh lagi, para analis geopolitik memperingatkan bahwa memaksa Ukraina untuk melepaskan wilayahnya dapat menciptakan preseden berbahaya di panggung internasional, di mana negara agresor dapat mengambil keuntungan dari kekuatan militer untuk merebut wilayah tanpa konsekuensi jangka panjang yang berarti. Hal ini dapat mengikis prinsip-prinsip kedaulatan dan integritas teritorial yang menjadi fondasi tatanan dunia pasca-Perang Dunia II.

Hingga 22 November 2025, tidak ada indikasi bahwa rencana kontroversial ini akan mendapatkan daya tarik yang signifikan di kalangan pemerintah yang relevan. Penolakan tegas dari Kyiv dan konsensus kuat di antara para pemimpin Eropa menegaskan bahwa jalan menuju perdamaian di Ukraina harus adil, inklusif, dan menghormati hak-hak fundamental suatu negara berdaulat.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda