July 11, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Riset Bawah Laut China Picu Kekhawatiran Militer di Kawasan Indo-Pasifik

Kapal-kapal riset maritim China secara intensif memetakan dasar laut di beberapa wilayah strategis, termasuk Laut China Selatan dan area sekitar Taiwan. Meskipun Beijing mengklaim aktivitas ini murni untuk tujuan ilmiah dan eksplorasi sumber daya, data yang dikumpulkan sangat berpotensi digunakan untuk keuntungan militer, memicu kekhawatiran mendalam di kalangan negara-negara saingan seperti Amerika Serikat dan Taiwan.

Aktivitas survei dasar laut ini bukan fenomena baru, namun intensitas dan lokasi operasinya menarik perhatian khusus. Kapal-kapal seperti Xiang Yang Hong dan Da Yang Hao sering terlihat di perairan yang menjadi titik panas sengketa teritorial dan geopolitik. Informasi yang mereka kumpulkan – mulai dari kedalaman, topografi dasar laut, komposisi sedimen, hingga arus laut – sangat krusial tidak hanya untuk navigasi sipil, tetapi juga untuk operasi kapal selam militer yang stealthy, penempatan sensor bawah laut, dan perencanaan strategi anti-kapal selam (ASW).

Implikasi Strategis Bawah Laut

Para analis pertahanan dan pejabat intelijen Barat secara konsisten menyoroti sifat “dual-use” dari riset oseanografi semacam ini. Data detail mengenai dasar laut adalah aset tak ternilai bagi angkatan laut modern. Pengetahuan tentang rute bawah air yang aman, area persembunyian alami, dan kondisi akustik dapat memberikan keunggulan signifikan dalam skenario konflik, terutama yang melibatkan kapal selam.

“Data hidrografi dan geologi dasar laut adalah kunci bagi operasi kapal selam yang efektif. Informasi ini memungkinkan mereka untuk bergerak tanpa terdeteksi, bersembunyi dari deteksi musuh, dan bahkan menentukan lokasi terbaik untuk menempatkan ranjau atau sensor bawah air. Bagi China, menguasai ‘medan perang’ bawah laut di sekitar Taiwan atau di Laut China Selatan adalah prioritas strategis.”

— Dr. Li Wei, seorang analis pertahanan maritim dari Universitas Nasional Singapura.

Selain navigasi kapal selam, data ini juga esensial untuk pemasangan atau pemotongan kabel komunikasi bawah laut, yang merupakan tulang punggung internet global. Dalam skenario konflik, kemampuan untuk melindungi atau merusak infrastruktur vital ini bisa menjadi penentu kemenangan.

Kekhawatiran Global dan Reaksi Diplomatik

Washington dan sekutunya memandang aktivitas ini dengan kekhawatiran yang mendalam, terutama mengingat ambisi China untuk menyatukan Taiwan secara paksa dan klaimnya yang meluas di Laut China Selatan. Angkatan Laut AS dan sekutunya, seperti Jepang dan Australia, telah meningkatkan pengawasan terhadap pergerakan kapal-kapal riset China, seringkali mengerahkan kapal patroli atau pesawat pengintai.

Taiwan, yang dianggap China sebagai provinsi memisahkan diri, secara khusus memantau setiap pergerakan kapal-kapal riset ini di sekitar selatnya. Mereka khawatir bahwa setiap data topografi dan oseanografi yang dikumpulkan dapat digunakan untuk merencanakan invasi amfibi atau operasi blokade maritim di masa depan. Ketegangan semakin meningkat akibat taktik “zona abu-abu” yang digunakan Beijing, yang melibatkan aktivitas non-militer yang ambigu namun memiliki potensi militer yang jelas, membuat sulit bagi negara lain untuk merespons tanpa meningkatkan eskalasi.

“Kami melihat pola yang jelas di mana aktivitas penelitian ilmiah China sering kali berjalan seiring dengan tujuan strategis militernya. Ini bukan hanya tentang peta dasar laut; ini tentang membangun pemahaman yang komprehensif tentang lingkungan operasional di kawasan yang sangat sensitif. Kami akan terus memantau dengan cermat dan mendesak semua pihak untuk bertindak sesuai dengan hukum internasional.”

— Seorang pejabat senior Pentagon, yang berbicara dengan syarat anonim.

Meskipun China terus menegaskan niat damainya, penumpukan kekuatan maritimnya dan klaim teritorialnya yang agresif membuat banyak negara di kawasan Indo-Pasifik tetap waspada. Aktivitas survei bawah laut ini menjadi salah satu dari banyak aspek yang menunjukkan perlombaan kekuatan maritim yang semakin intens di kawasan tersebut, dengan implikasi jangka panjang terhadap stabilitas regional dan global pada 10 July 2025.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.