Rusia Gempur Kyiv: Serangan Terbesar Sejak KTT Alaska, Puluhan Tewas

Kyiv, ibu kota Ukraina, kembali diguncang serangan udara dahsyat pada 28 August 2025, menandai eskalasi signifikan dalam konflik yang sedang berlangsung. Serangan yang melanda sebuah gedung apartemen berlantai lima, pusat perbelanjaan, dan beberapa bangunan yang digunakan oleh pemerintah Eropa ini merupakan gempuran terbesar terhadap Kyiv sejak KTT Alaska dua minggu lalu. Data awal menunjukkan sedikitnya 18 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, memicu gelombang kecaman internasional.
Ledakan keras terdengar di seluruh kota pada dini hari, mengubah sebagian besar wilayah permukiman menjadi puing-puing. Tim penyelamat dikerahkan untuk menyisir reruntuhan, mencari korban yang kemungkinan masih terjebak. “Kami mendengar ledakan bertubi-tubi. Ini adalah malam yang menakutkan, jauh lebih buruk daripada sebelumnya,” ujar seorang warga lokal yang berhasil dievakuasi dari gedung apartemen yang rusak parah.
Pusat perbelanjaan yang ramai pada siang hari kini porak-poranda, sementara beberapa kantor perwakilan negara-negara Eropa juga dilaporkan mengalami kerusakan. Skala kehancuran dan jumlah korban jiwa diprediksi akan terus bertambah seiring dengan upaya evakuasi dan identifikasi yang terus berjalan.
Peningkatan Eskalasi Pasca-KTT Alaska
Serangan brutal ini terjadi hanya dua minggu setelah KTT Alaska, sebuah pertemuan tingkat tinggi yang diharapkan dapat meredakan ketegangan dan membuka jalan bagi dialog. Banyak pengamat internasional berharap pertemuan tersebut akan menghasilkan jeda atau setidaknya pengurangan intensitas konflik. Namun, kenyataan pahit yang terjadi di Kyiv pada 28 August 2025 justru menunjukkan sebaliknya, mengindikasikan peningkatan dramatis dalam agresi.
Waktu serangan yang berdekatan dengan KTT tersebut memunculkan pertanyaan serius mengenai komitmen terhadap diplomasi dan upaya perdamaian. Para pejabat Ukraina dengan tegas mengutuk serangan tersebut sebagai kejahatan perang dan menyerukan respons keras dari komunitas internasional. Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, menyatakan kesedihan mendalam atas hilangnya nyawa tak berdosa dan berjanji akan memberikan dukungan penuh bagi para korban.
“Serangan brutal ini bukan hanya kejahatan perang, tetapi juga sebuah tamparan keras bagi setiap upaya perdamaian yang telah dirintis. Ini menunjukkan bahwa niat baik diplomasi diabaikan dengan sengaja oleh pihak penyerang,” ujar seorang pejabat senior pemerintah Ukraina, dikutip pada 28 August 2025.
Kecaman Internasional dan Implikasi Geopolitik
Respons internasional terhadap serangan ini tidak butuh waktu lama untuk muncul. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan keprihatinan mendalam dan menyerukan penyelidikan menyeluruh. Uni Eropa dan Amerika Serikat secara serentak mengutuk keras tindakan tersebut, menekankan perlunya pertanggungjawaban.
Fakta bahwa beberapa bangunan yang digunakan oleh pemerintah Eropa turut menjadi target menambah lapisan kompleksitas diplomatik pada situasi ini. Para pemimpin negara-negara Eropa diperkirakan akan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas langkah-langkah selanjutnya, yang kemungkinan besar akan mencakup sanksi baru atau bantuan militer tambahan untuk Ukraina.
Analis geopolitik memperingatkan bahwa serangan ini dapat meruntuhkan sisa-sisa harapan untuk solusi damai dalam waktu dekat. Ini juga dapat memicu siklus pembalasan dan semakin memperdalam krisis kemanusiaan di wilayah tersebut. Komunitas internasional kini dihadapkan pada tugas berat untuk merespons secara tegas tanpa memicu eskalasi yang lebih luas, di tengah ketegangan yang kian memuncak.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda