Seruan Tegas Zelensky di Sidang PBB: Desak Bantuan Global, Soroti Agresi Rusia
        NEW YORK, 24 September 2025 – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melancarkan seruan penuh emosi untuk bantuan militer lebih lanjut dan dukungan internasional yang tak tergoyahkan dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahunan. Pidato tersebut, yang diselingi kritik tajam terhadap agresi Rusia, muncul di tengah latar belakang sinyal potensial perubahan sikap Amerika Serikat terhadap perang, yang sebelumnya diisyaratkan oleh mantan Presiden Donald Trump, menambah lapisan kompleksitas pada dinamika global.
Dalam forum diplomatik paling prestisius di dunia itu, Zelensky mendesak para pemimpin global untuk tidak mengabaikan perjuangan Ukraina, menekankan bahwa konflik di negaranya bukan hanya pertarungan regional, melainkan ujian bagi tatanan internasional berbasis aturan. Sementara itu, kehadiran para pemimpin Iran dan Suriah di Majelis Umum juga menjadi sorotan tajam, memicu kekhawatiran dan memicu diskusi tentang berbagai krisis global.
Seruan Keras Zelensky untuk Dukungan Militer dan Keadilan
Dalam pidatonya yang penuh gema, Presiden Zelensky menggarisbawahi kebrutalan serangan Rusia yang berkelanjutan terhadap infrastruktur sipil dan warga Ukraina. Ia menegaskan kembali komitmen negaranya terhadap integritas teritorial dan kedaulatan, menuntut pertanggungjawaban atas kejahatan perang yang dilakukan. Seruannya untuk “panggilan bersenjata” tidak hanya ditujukan untuk pengiriman senjata yang lebih banyak dan lebih canggih, tetapi juga untuk persatuan moral dan politik dunia dalam menghadapi apa yang ia sebut sebagai ancaman terhadap kebebasan dan demokrasi global.
Ukraina tidak berjuang sendirian; kami berjuang untuk setiap bangsa yang menghargai kebebasan dan hukum internasional, kata Zelensky. Ia mendesak negara-negara anggota PBB untuk meningkatkan bantuan militer, termasuk sistem pertahanan udara, artileri jarak jauh, dan amunisi, serta untuk memperketat sanksi ekonomi terhadap Moskow. Zelensky juga menyoroti pentingnya bantuan kemanusiaan dan upaya rekonstruksi, yang menurutnya sangat penting untuk membangun kembali negara yang dilanda perang.
“Dunia tidak boleh berpaling. Dukungan Anda hari ini menentukan bukan hanya nasib Ukraina, tetapi juga masa depan tatanan internasional yang berdasarkan hukum dan keadilan. Kita harus berdiri bersama, teguh dalam komitmen kita untuk melawan agresi dan melindungi prinsip-prinsip yang kita junjung tinggi,” ujar Zelensky, menggemakan urgensi seruannya.
Pidatonya secara eksplisit berusaha untuk menyatukan dunia melawan agresi, mengingatkan bahwa kegagalan untuk bertindak akan memiliki konsekuensi yang jauh melampaui perbatasan Ukraina, berpotensi membuka pintu bagi invasi dan konflik di tempat lain.
Dinamika Geopolitik dan Sorotan di Panggung Internasional
Latar belakang pidato Zelensky diperumit oleh spekulasi mengenai potensi perubahan kebijakan AS. Sinyal sebelumnya dari mantan Presiden Donald Trump tentang pendekatan yang berbeda terhadap konflik Ukraina, jika ia kembali berkuasa, telah menimbulkan pertanyaan di kalangan sekutu Barat mengenai keberlanjutan dukungan jangka panjang. Hal ini menambah tekanan diplomatik pada pemerintahan saat ini dan memicu kekhawatiran tentang fragmentasi dukungan internasional di masa depan.
Selain Ukraina, Sidang Umum PBB tahun ini juga memberikan sorotan tajam pada kehadiran para pemimpin dari Iran dan Suriah. Penampilan mereka diawasi ketat oleh komunitas internasional di tengah ketegangan regional yang memanas dan kekhawatiran tentang catatan hak asasi manusia mereka. Iran terus menghadapi pengawasan ketat atas program nuklirnya dan dukungannya terhadap kelompok-kelompok proksi di Timur Tengah, sementara rezim Suriah di bawah Bashar al-Assad tetap menjadi sasaran kritik keras atas perannya dalam konflik sipil yang berkepanjangan dan pelanggaran hak asasi manusia.
Kunjungan para pemimpin ini menjadi platform bagi demonstrasi diplomatik, sekaligus memicu protes dan seruan dari berbagai kelompok masyarakat sipil untuk keadilan. Diskusi di sela-sela Sidang Umum kemungkinan akan melibatkan upaya untuk meredakan ketegangan, menegosiasikan kesepakatan, dan mencari solusi untuk konflik yang telah berlangsung lama. Namun, dengan banyaknya krisis global yang berputar-putar, mulai dari perubahan iklim hingga ketahanan pangan, Majelis Umum PBB tetap menjadi forum penting di mana para pemimpin dunia dapat berdialog, mencari konsensus, dan menghadapi tantangan bersama.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya đŸ‘‰
Beranda
