November 4, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Suriah Pasca-Perang: Ratusan Ribu Mengungsi di Tengah Ketidakpastian Transisi

Dunia sempat menarik napas lega saat konflik berskala besar di Suriah mereda, namun bagi ratusan ribu warganya, ketenangan belum sepenuhnya tiba. Menurut data terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 400.000 warga Suriah terpaksa mengungsi dari tempat tinggal mereka dalam setahun terakhir, tepatnya sejak fase intens perang sipil berakhir. Perpindahan massal ini didorong oleh berbagai faktor kompleks, mulai dari kekerasan sektarian, tindakan balas dendam, hingga sengketa properti yang belum terselesaikan di tengah transisi negara yang rapuh.

Ancaman Krisis Kemanusiaan di Tengah Transisi Rapuh

Angka 400.000 pengungsi dalam kurun waktu satu tahun menggambarkan betapa gentingnya situasi kemanusiaan di Suriah, bahkan setelah dentuman senjata besar mereda. Meskipun sebagian besar front pertempuran telah tenang, kondisi di lapangan masih jauh dari stabil. Banyak wilayah yang sebelumnya berada di bawah kendali kelompok berbeda kini menghadapi tantangan serius dalam integrasi kembali, menciptakan celah bagi ketegangan baru dan kekerasan yang seringkali tidak terdeteksi oleh perhatian internasional.

Situasi ini diperparah oleh absennya mekanisme rekonsiliasi yang efektif dan adil pasca-konflik. Masyarakat yang telah terpapar kekerasan selama bertahun-tahun kini harus berhadapan dengan trauma mendalam, perpecahan sosial, dan ketidakpercayaan yang akut. Alih-alih mendapatkan keamanan, banyak yang justru menemukan diri mereka di antara ancaman baru, memaksa mereka untuk sekali lagi meninggalkan rumah dan mencari perlindungan di tempat lain.

“Laporan PBB secara konsisten menyoroti bahwa tanpa kerangka hukum yang kuat dan proses rekonsiliasi yang inklusif, siklus perpindahan paksa di Suriah akan terus berlanjut. Perlindungan warga sipil, penegakan hukum yang adil, dan resolusi sengketa lahan adalah kunci untuk membangun perdamaian yang langgeng,” demikian bunyi salah satu rilis PBB terkait kondisi di Suriah, yang terus memperingatkan akan bahaya stabilitas semu.

Panggilan Darurat PBB: Mengapa Perpindahan Masih Terjadi?

PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan terus menyuarakan keprihatinan mendalam atas penyebab berlanjutnya gelombang pengungsian ini. Kekerasan sektarian, yang telah menjadi inti dari konflik Suriah, masih menjadi momok menakutkan di banyak daerah. Ketegangan antar kelompok etnis atau agama yang berbeda seringkali meletus menjadi bentrokan lokal atau aksi intimidasi, memaksa warga untuk menyelamatkan diri demi keselamatan.

Selain itu, tindakan balas dendam yang bersifat personal maupun komunal juga memainkan peran signifikan. Setelah bertahun-tahun hidup di bawah bayang-bayang perang, banyak individu atau keluarga yang mencoba membalas perlakuan tidak adil atau kekejaman yang mereka alami atau saksikan. Lingkaran setan kekerasan ini sulit diputus, terutama di wilayah yang lemah dalam penegakan hukum dan keadilan. Pada gilirannya, ini memicu ketakutan dan eksodus lebih lanjut.

Tidak kalah pentingnya adalah sengketa properti, sebuah masalah pelik yang mengakar dalam kekacauan perang. Dokumen kepemilikan tanah dan rumah seringkali hilang, hancur, atau sengaja dirusak selama konflik. Banyak properti juga telah diduduki oleh pihak lain, baik pengungsi internal maupun kelompok bersenjata, sehingga menciptakan klaim kepemilikan yang tumpang tindih. Ketika pemilik asli mencoba kembali, mereka sering dihadapkan pada kesulitan hukum dan bahkan ancaman fisik, memaksa mereka untuk mengalah dan kembali mengungsi. Situasi ini diperburuk oleh praktik-praktik ilegal atau manipulasi hukum yang memanfaatkan kekacauan pasca-perang untuk merebut kepemilikan.

Melihat kondisi ini, komunitas internasional didesak untuk tidak melupakan Suriah, meskipun perhatian dunia kini teralihkan oleh isu-isu lain. PBB menyerukan dukungan lebih lanjut untuk program bantuan kemanusiaan, upaya mediasi konflik lokal, serta inisiatif yang bertujuan untuk memulihkan keadilan dan hak atas properti. Tanpa solusi yang komprehensif, jutaan warga Suriah akan terus terjebak dalam lingkaran pengungsian dan ketidakpastian.

Pada 30 October 2025, prospek bagi banyak warga Suriah untuk kembali ke kehidupan normal dan aman masih suram. Perjalanan menuju stabilitas dan perdamaian sejati di negara tersebut tampaknya masih panjang dan penuh liku.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya đŸ‘‰
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.