November 4, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Tradisi Unik Pomuch: Perayaan Hari Kematian dan Dilema Pariwisata

POMUCH, MEKSIKO – Di tengah hiruk pikuk perayaan Hari Kematian (Día de Muertos) yang semakin mendunia, sebuah kota kecil di Semenanjung Yucatán, Meksiko, masih memegang teguh ritual kuno yang langka: membersihkan tulang belulang leluhur mereka. Pomuch, sebuah komunitas Maya yang terletak di negara bagian Campeche, adalah salah satu dari sedikit tempat di dunia yang mempraktikkan tradisi “Huesos Limpios” atau “Tulang Bersih.” Namun, seiring dengan meningkatnya minat global terhadap budaya Meksiko, tradisi sakral ini kini menghadapi tantangan baru: gelombang wisatawan.

Kedalaman Sebuah Tradisi yang Langka

Bagi sebagian besar dunia, Hari Kematian adalah perayaan penuh warna dengan altar, persembahan, dan parade. Namun, di Pomuch, ritual penghormatan kepada orang mati jauh lebih intim dan mendalam. Beberapa minggu sebelum Hari Kematian, yang di wilayah Maya dikenal sebagai Hanal Pixan (Makanan untuk Jiwa), keluarga-keluarga di Pomuch akan menggali kembali jenazah kerabat yang telah meninggal tiga tahun atau lebih. Tulang-tulang yang telah kering kemudian dibersihkan dengan hati-hati dari sisa-sisa bumi atau jaringan.

Proses pembersihan ini bukan sekadar tugas, melainkan sebuah tindakan cinta dan penghormatan yang mendalam. Dengan menggunakan sikat dan kain, setiap anggota keluarga, dari anak-anak hingga kakek-nenek, berpartisipasi dalam ritual ini. Setelah bersih, tulang-tulang tersebut akan ditempatkan di dalam kotak kayu berukir yang dihias dengan kain bordir, sebelum diletakkan kembali di ceruk atau osarium khusus di pemakaman kota. Pergantian kain dan pembersihan tulang ini adalah cara mereka untuk memastikan bahwa orang yang telah meninggal tetap menjadi bagian dari komunitas yang hidup, terawat, dan tidak pernah dilupakan. Ini adalah manifestasi nyata dari keyakinan Maya bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan transisi yang berkelanjutan.

Antara Penghormatan dan Daya Tarik Wisata

Keunikan ritual di Pomuch secara tak terhindarkan menarik perhatian dunia. Para antropolog, jurnalis, dan kini, wisatawan, berdatangan untuk menyaksikan langsung praktik yang dianggap sebagai salah satu tradisi prasejarah yang masih hidup. Pada 03 November 2025, jumlah pengunjung yang ingin mendokumentasikan atau sekadar mengamati ritual ini terus meningkat, menciptakan dilema kompleks bagi komunitas.

Di satu sisi, pariwisata membawa potensi ekonomi bagi Pomuch, membuka peluang bagi penjualan kerajinan tangan lokal atau layanan pemandu. Namun, di sisi lain, kehadiran orang luar dapat mengganggu kesucian dan privasi ritual yang seharusnya menjadi momen intim keluarga. Komunitas bergulat dengan pertanyaan tentang bagaimana melindungi tradisi mereka dari komersialisasi berlebihan atau sekadar menjadi tontonan.

“Kami tidak membersihkan tulang untuk tontonan. Ini adalah cara kami untuk terus berbicara dengan leluhur kami, menunjukkan bahwa mereka tidak pernah dilupakan,” ujar seorang sesepuh komunitas, Maria Chan, dengan suara bergetar. “Ketika kamera-kamera mulai berkedip di sekitar makam, rasanya seperti bagian dari jiwa ritual kami terenggut.”

Pemerintah daerah dan pemimpin komunitas kini mencari cara untuk menyeimbangkan pelestarian budaya dengan realitas pariwisata modern. Diskusi tentang panduan etika bagi pengunjung, zona terbatas di pemakaman, atau bahkan pengembangan pariwisata berbasis komunitas yang bertanggung jawab, mulai mencuat. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa esensi dan tujuan suci dari tradisi “Huesos Limpios” tetap terjaga, sementara tetap membuka pintu bagi mereka yang ingin belajar dan menghargai warisan budaya yang tak ternilai ini.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.