Trump Akui Ukraina Mampu Menang: Pergeseran Sikap Mengejutkan di Konflik Rusia
        Dalam sebuah pergeseran sikap yang mengejutkan, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kini menyatakan keyakinannya bahwa Ukraina memiliki kemampuan untuk memenangkan perang melawan invasi Rusia. Pernyataan ini menandai deviasi signifikan dari retorikanya sebelumnya yang sering kali mengisyaratkan pendekatan cepat untuk mengakhiri konflik, bahkan dengan janji penyelesaian dalam hitungan hari atau minggu. Perubahan narasi ini memicu spekulasi luas di kalangan analis politik mengenai motivasi di baliknya, terutama menjelang pemilihan presiden AS yang semakin dekat.
Pergeseran Strategis di Tengah Musim Kampanye
Pernyataan terbaru Trump, yang diungkapkan pada 24 September 2025, dianggap banyak pihak sebagai manuver strategis untuk menjauhkan diri dari komitmen sebelumnya yang mungkin kini terasa sulit diwujudkan. Selama masa kepresidenannya dan di awal kampanyenya untuk periode ketiga, Trump berulang kali mengklaim bahwa ia akan mengakhiri konflik di Ukraina “dalam 24 jam” atau “dalam beberapa hari,” sebuah janji yang sering dipertanyakan mengingat kompleksitas geopolitik dan militer perang tersebut.
Kini, dengan mengakui potensi kemenangan Ukraina, Trump mungkin berusaha untuk meredefinisi posisinya dalam isu kebijakan luar negeri yang sangat memecah belah. Ini bisa jadi upaya untuk menarik dukungan dari faksi-faksi konservatif yang lebih hawkish dalam Partai Republik, yang telah lama menyuarakan dukungan kuat untuk Ukraina dan menentang setiap konsesi terhadap Rusia. Selain itu, pergeseran ini dapat memberikan ruang baginya untuk memposisikan diri sebagai pemimpin yang pragmatis dan realistis jika ia kembali berkuasa.
Implikasi Terhadap Kebijakan Luar Negeri dan Kampanye
Analis politik mengamati pergeseran ini sebagai indikasi bahwa Trump sedang menimbang kembali strategi politiknya menjelang konfrontasi elektoral. “Ini adalah langkah cerdas dari Trump untuk mencoba menavigasi lanskap politik yang rumit,” ujar Dr. Karina Wijaya, seorang pengamat kebijakan luar negeri dari Universitas Nusantara.
“Dengan mengatakan Ukraina bisa menang, ia tidak hanya menarik diri dari janji yang semakin tidak realistis, tetapi juga secara tidak langsung menunjukkan pemahaman yang lebih dalam tentang ketahanan Ukraina dan tantangan yang dihadapi Rusia. Ini bisa menjadi upaya untuk menarik pemilih moderat yang mendukung bantuan ke Ukraina, sekaligus tetap menjaga basis pendukungnya yang mungkin lelah dengan konflik.”
Pernyataan baru ini juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana administrasi Trump di masa depan—jika ia terpilih—akan menangani perang Ukraina. Sebelumnya, kekhawatiran muncul di kalangan sekutu NATO mengenai komitmen AS terhadap Ukraina di bawah pemerintahan Trump yang potensial, mengingat komentarnya yang kadang-kadang meremehkan aliansi tersebut dan kekagumannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dengan mengakui potensi kemenangan Ukraina, Trump secara tidak langsung mengindikasikan bahwa ia mungkin akan mendukung upaya berkelanjutan untuk membantu Kyiv, meskipun detail dan skala bantuannya tetap menjadi pertanyaan besar. Pergeseran ini juga dapat memengaruhi persepsi internasional terhadap posisi AS dalam konflik, memberikan dorongan moral bagi Ukraina dan kemungkinan menciptakan tekanan baru bagi Rusia. Bagaimana pun, perubahan narasi ini dipastikan akan menjadi salah satu topik hangat yang terus dibahas dalam perdebatan politik AS dan panggung internasional.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
