November 4, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Xi Jinping Peringatkan Negara Asia-Pasifik: Lawan Bullying Unilateral

BANGKOK – Presiden Tiongkok, Xi Jinping, pada KTT Asia-Pasifik yang berlangsung di Bangkok, Thailand, pada 01 November 2025, mengeluarkan seruan terselubung yang tampaknya menargetkan Amerika Serikat dan sekutunya. Dalam pidatonya, Xi mendesak negara-negara di kawasan tersebut untuk “melawan intimidasi unilateral,” sebuah pernyataan yang dinilai pengamat politik justru bertolak belakang dengan sejumlah tindakan Beijing dalam beberapa tahun terakhir.

Analisis Seruan Beijing

Dalam forum regional yang mempertemukan para pemimpin ekonomi Asia-Pasifik tersebut, seruan Presiden Xi secara luas diinterpretasikan sebagai kritik tidak langsung terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Washington telah meningkatkan upaya untuk memperkuat aliansinya di kawasan tersebut, membentuk pakta keamanan seperti AUKUS, dan secara terbuka menantang klaim Tiongkok di Laut Cina Selatan serta praktik perdagangannya.

Komentar Xi, yang menekankan pentingnya multilateralisme dan kerja sama, dipandang sebagai upaya untuk menarik negara-negara Asia-Pasifik agar tidak memihak dalam persaingan geopolitik antara Beijing dan Washington. Ia menegaskan bahwa stabilitas dan kemakmuran kawasan harus didasarkan pada dialog dan penghormatan bersama, bukan tekanan dari satu kekuatan dominan.

“Kita harus menolak segala bentuk mentalitas Perang Dingin dan konfrontasi blok. Kita harus bersama-sama menentang upaya untuk menciptakan perpecahan dan konfrontasi di kawasan. Mari kita bersatu melawan intimidasi unilateral,” kata Xi Jinping, menggarisbawahi visinya untuk tatanan regional yang lebih kooperatif.

Kontradiksi dalam Retorika Tiongkok

Meskipun Presiden Xi menyerukan perlawanan terhadap “intimidasi unilateral,” banyak pihak menyoroti bahwa retorika tersebut sulit diterima mengingat sejumlah tindakan Tiongkok sendiri yang kerap dituding sebagai bentuk pemaksaan atau intimidasi. Di Laut Cina Selatan, misalnya, klaim luas Beijing dan militerisasinya terhadap pulau-pulau buatan telah memicu ketegangan dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei.

Selain itu, Tiongkok juga dituduh menggunakan kekuatan ekonominya untuk menekan negara-negara yang tidak sejalan dengan kepentingannya. Contoh paling nyata adalah pembatasan perdagangan terhadap Australia dan Lituania setelah kedua negara tersebut mengambil kebijakan yang tidak disukai Beijing. Taktik “diplomasi serigala tempur” oleh para diplomat Tiongkok juga seringkali menuai kritik karena dianggap agresif dan kurang diplomatik.

Kritik dari komunitas internasional juga sering muncul terkait isu hak asasi manusia di Xinjiang, penindasan demokrasi di Hong Kong, dan tekanan militer terhadap Taiwan. Tindakan-tindakan ini membuat seruan Xi untuk “melawan intimidasi” terasa ironis bagi banyak pengamat dan pemimpin negara lain di kawasan.

Pidato Xi Jinping di KTT Asia-Pasifik ini secara jelas menyoroti kompleksitas dan tantangan dalam menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan yang strategis. Negara-negara Asia-Pasifik kini dihadapkan pada tugas sulit untuk menavigasi antara dua kekuatan global, Tiongkok dan Amerika Serikat, sambil berupaya mempertahankan kedaulatan dan kepentingan nasional mereka.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya đŸ‘‰
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.