November 4, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Xi Jinping Serukan Perlawanan ‘Bullying Unilateral’ di KTT APEC, Pancing Sorotan

San Francisco – Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam pidatonya di Konferensi CEO APEC menyerukan negara-negara untuk “melawan intimidasi sepihak” (unilateral bullying), sebuah pernyataan yang secara terselubung mengkritik Amerika Serikat dan berpotensi memicu perdebatan sengit mengenai praktik geopolitik negara-negara besar. Pernyataan tersebut disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan global dan persaingan strategis antara Beijing dan Washington, yang menjadikan KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) sebagai panggung penting bagi narasi geopolitik.

Seruan Xi, yang diucapkan di hadapan para pemimpin bisnis dan politik dari 21 negara anggota APEC, dianggap sebagai teguran langsung terhadap apa yang Tiongkok pandang sebagai upaya Amerika Serikat untuk membentuk blok ekonomi dan keamanan regional guna mengekang pengaruh Beijing. Pidato tersebut menekankan pentingnya multilateralisme dan kerja sama, namun di saat yang sama menyerukan resistensi terhadap negara-negara yang berupaya memaksakan kehendak mereka sendiri.

Pesan Terselubung di Tengah Ketegangan Geopolitik

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Xi Jinping tidak menyebutkan nama negara secara spesifik, namun para analis politik dan diplomat yang hadir secara luas menafsirkan pernyataannya sebagai kritik tajam terhadap Washington. Seruan untuk “melawan intimidasi sepihak” ini datang pada saat Amerika Serikat aktif membangun aliansi seperti QUAD (Quadrilateral Security Dialogue) bersama Australia, India, dan Jepang, serta pakta keamanan AUKUS dengan Australia dan Inggris, yang semuanya dipandang oleh Tiongkok sebagai strategi untuk mengepungnya.

Pidato Xi juga menyoroti kebutuhan akan jalur pasokan yang terbuka dan stabil, serta menentang praktik “decoupling” atau pemisahan ekonomi yang diadvokasi oleh beberapa negara Barat. Ia menekankan bahwa Tiongkok berkomitmen pada keterbukaan dan menyambut investasi, meskipun pada kenyataannya, banyak perusahaan asing mengeluhkan meningkatnya tantangan dalam beroperasi di Tiongkok akibat regulasi yang ketat dan persaingan yang tidak adil.

Kita harus menentang segala bentuk hegemoni dan praktik kekuasaan, menolak mentalitas Perang Dingin, dan melawan intimidasi sepihak. Kawasan Asia-Pasifik tidak boleh menjadi arena untuk persaingan kekuatan besar.

Pernyataan ini menggarisbawahi upaya Beijing untuk memposisikan dirinya sebagai juara multilateralisme dan keadilan global, sementara secara bersamaan menantang tatanan internasional yang dipimpin oleh Barat. Pesan ini ditujukan tidak hanya kepada Amerika Serikat tetapi juga kepada negara-negara Asia-Pasifik lainnya, yang kini seringkali terjebak di tengah persaingan dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.

Ironi di Balik Seruan Anti-Bullying dan Reaksi Regional

Meski menyerukan perlawanan terhadap “intimidasi sepihak,” banyak pengamat internasional mencatat adanya ironi dalam pernyataan Presiden Xi. Tiongkok sendiri dituding menggunakan taktik tekanan ekonomi dan politik terhadap negara-negara yang menentang kepentingannya, mulai dari sengketa Laut Cina Selatan hingga sanksi perdagangan terhadap negara-negara seperti Australia dan Lithuania, serta penggunaan diplomasi serigala yang agresif. Praktik-praktik ini seringkali digambarkan sebagai bentuk intimidasi ekonomi atau pemaksaan oleh negara-negara yang menjadi target.

Beberapa diplomat dan pejabat di sela-sela KTT APEC menyatakan bahwa seruan Xi, meskipun terdengar universal, mungkin sulit diterima sepenuhnya oleh negara-negara yang pernah atau sedang mengalami tekanan dari Beijing. Mereka menyoroti bahwa kredibilitas seruan Tiongkok akan bergantung pada bagaimana Beijing sendiri mempraktikkan multilateralisme dan rasa hormat terhadap kedaulatan negara-negara kecil.

Pada akhirnya, pidato Presiden Xi di KTT APEC pada 31 October 2025 menggambarkan lanskap geopolitik yang semakin kompleks, di mana narasi dan interpretasi memainkan peran krusial. Negara-negara di kawasan Asia-Pasifik terus menavigasi keseimbangan yang rumit antara keterlibatan ekonomi dengan Tiongkok dan aliansi keamanan dengan Amerika Serikat, sembari berupaya menjaga otonomi dan stabilitas regional mereka sendiri.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya đŸ‘‰
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.