Foden Kembali ke Habitat Asli: Manuver Taktis Guardiola Angkat Performa Manchester City
        Manchester City kembali menunjukkan dominasinya di kancah domestik usai meraih kemenangan meyakinkan pada putaran ketiga Piala Liga Inggris baru-baru ini. Di balik performa kolektif yang solid, penampilan gemilang Phil Foden menjadi sorotan utama. Manajer Pep Guardiola secara khusus memuji kontribusi Foden, menyoroti bahwa sang gelandang serang mencapai puncaknya ketika ditempatkan di posisi naturalnya, sebuah pernyataan yang mengindikasikan potensi perubahan taktis signifikan bagi The Citizens di sisa musim.
Menggali Potensi Maksimal: Filosofi Taktis Guardiola
Pep Guardiola dikenal sebagai arsitek taktik yang tidak pernah ragu untuk bereksperimen, bahkan dengan pemain inti sekalipun. Sepanjang kariernya melatih Manchester City, ia kerap menempatkan Phil Foden di berbagai posisi, mulai dari sayap kiri, sayap kanan, hingga bahkan sebagai “false nine” dalam formasi tanpa striker murni. Fleksibilitas ini memang mengasah kemampuan adaptasi Foden, namun sekaligus memicu perdebatan di kalangan pengamat dan fans mengenai posisi terbaiknya. Pernyataan Guardiola pasca-laga Piala Liga Inggris seolah menjadi penegasan bahwa sang pelatih kini cenderung mengembalikan Foden ke peran yang lebih sentral.
“Posisi asli” Foden merujuk pada perannya sebagai gelandang serang (attacking midfielder) atau gelandang sentral dengan kebebasan menyerang (central midfield role with attacking licence). Di posisi inilah, kemampuan Foden dalam membaca permainan, memberikan umpan terobosan, mengalirkan bola, dan melakukan pergerakan tanpa bola untuk mencetak gol atau menciptakan peluang, dapat dieksploitasi secara maksimal. Ini berbeda dengan peran di sayap yang menuntut lebih banyak duel satu lawan satu dan kemampuan defensif yang lebih intensif, meskipun Foden telah membuktikan bahwa ia mampu menjalankan peran tersebut dengan sangat baik.
Jejak Sang “Stockport Iniesta” dan Dampak Taktisnya
Sejak menembus tim utama Manchester City dari akademi, Phil Foden selalu digadang-gadang sebagai salah satu talenta paling menjanjikan di Inggris. Julukan “Stockport Iniesta” yang melekat padanya menunjukkan ekspektasi besar akan kemampuan teknik, visi, dan kendali bola khas gelandang kreatif. Namun, demi mengakomodasi kebutuhan tim dan keseimbangan taktis Guardiola, Foden sering mengesampingkan naluri naturalnya sebagai playmaker sentral untuk mengisi posisi di sisi lapangan, terutama saat persaingan di lini tengah sangat ketat dengan kehadiran pemain kaliber seperti Kevin De Bruyne, Bernardo Silva, dan Ilkay Gündoğan (sebelum pindah).
Keputusan Guardiola untuk mengembalikan Foden ke peran yang lebih sentral kini berpotensi mengubah dinamika lini tengah City secara signifikan. Dengan Foden di posisi “nomor 8” atau “nomor 10”, The Citizens akan memiliki kekuatan ekstra dalam kreasi serangan dari tengah lapangan, mengurangi beban pada Kevin De Bruyne atau Bernardo Silva, dan memberikan opsi lebih banyak bagi penyerang untuk menerima suplai bola. Dampak positifnya sudah terlihat. Dalam pertandingan terakhir, Foden tidak hanya aktif dalam membangun serangan tetapi juga menjadi ancaman langsung ke gawang lawan, menunjukkan kembali insting golnya yang kerap tersembunyi ketika bermain melebar.
Pep Guardiola menegaskan, “Phil tampil paling optimal ketika bermain di posisi aslinya. Ketika dia di sana, dia punya kebebasan untuk menerima bola, berputar, dan melihat peluang. Itu adalah posisi terbaiknya, dan dia tampil luar biasa.”
Mengingat padatnya jadwal pertandingan dan tuntutan persaingan di semua kompetisi, keputusan Pep Guardiola untuk mengoptimalkan Phil Foden di posisi terbaiknya bisa menjadi kartu truf bagi Manchester City. Ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri Foden tetapi juga menambah dimensi baru pada serangan The Citizens yang sudah mematikan. Dengan potensi untuk lebih sering tampil di jantung permainan, Foden diharapkan dapat secara konsisten menunjukkan performa terbaiknya dan membantu Manchester City meraih kesuksesan di Premier League, Liga Champions, dan kompetisi lainnya di musim 26 September 2025 ini. Ini adalah langkah taktis cerdas yang dapat mengunci keuntungan besar bagi sang juara bertahan.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
