Sorotan Transfer Manchester United: Prioritas Lini Serang di Tengah Kebutuhan Lini Tengah
        Jendela transfer musim panas selalu menjadi periode krusial bagi klub-klub elite Eropa, tak terkecuali Manchester United. Dengan ambisi besar untuk kembali ke puncak kejayaan, Setan Merah telah menggelontorkan dana substansial untuk memperkuat skuadnya. Namun, di tengah hiruk pikuk pengeluaran besar tersebut, muncul kritik tajam mengenai strategi prioritas transfer klub, khususnya dari mantan gelandang legendaris mereka, Owen Hargreaves.
Analisis Owen Hargreaves: Kesenjangan Lini Tengah
Menurut Owen Hargreaves, Manchester United dinilai telah membuat keputusan kurang tepat selama jendela transfer musim panas lalu. Mantan pemain tim nasional Inggris yang pernah berseragam merah itu menyoroti alokasi dana yang masif untuk sektor penyerangan, sementara kebutuhan fundamental di lini tengah justru terabaikan. Kritik ini mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas tentang keseimbangan skuad dan kemampuan tim untuk bersaing di level tertinggi.
“Klub menghabiskan dana besar untuk lini serang, sementara kebutuhan di lini tengah masih belum terpenuhi. Saya menilai ini adalah keputusan yang kurang tepat karena lini tengah adalah jantung tim dan area yang menentukan kendali permainan,” ungkap Owen Hargreaves, seperti dikutip media pada 16 October 2025.
Hargreaves, yang dikenal memiliki pemahaman taktis yang mendalam, berpendapat bahwa pondasi tim yang kuat sangat bergantung pada keseimbangan di lapangan. Tanpa kontrol yang memadai di area vital tersebut, upaya membangun serangan atau menahan gempuran lawan akan selalu menemui kesulitan. Fokus berlebihan pada lini serang tanpa dukungan yang solid dari lini tengah dapat membuat tim rentan, baik dalam fase menyerang maupun bertahan.
Dampak Strategi Transfer dan Tantangan Erik ten Hag
Musim panas ini, Manchester United memang aktif di bursa transfer. Beberapa nama besar didatangkan untuk mempertajam lini serang dan pertahanan, termasuk penyerang muda berbakat Rasmus Hojlund, gelandang serang Mason Mount, dan penjaga gawang Andre Onana. Kendati demikian, sorotan Hargreaves mengarah pada minimnya investasi serupa untuk gelandang bertahan atau box-to-box midfielder yang secara konsisten mampu mendominasi lapangan tengah dan mengatur tempo permainan.
Lini tengah sering disebut sebagai “mesin” tim, yang berfungsi sebagai penghubung antara pertahanan dan serangan. Gelandang yang kuat tidak hanya menyediakan perlindungan bagi lini belakang tetapi juga menjadi arsitek serangan, pendistribusi bola, dan inisiator tekanan. Kesenjangan di area ini dapat berdampak domino pada seluruh aspek permainan, mulai dari penguasaan bola yang buruk, transisi yang lambat, hingga kerentanan pertahanan yang sering terekspos.
Meski memiliki nama-nama seperti Casemiro, Bruno Fernandes, dan Christian Eriksen, kedalaman serta profil gelandang yang tersedia mungkin belum cukup untuk menopang ambisi klub di berbagai kompetisi secara konsisten. Casemiro, meskipun berpengalaman dan vital, memiliki beban kerja yang tinggi. Fernandes adalah otak kreatif, namun bukan tipikal gelandang jangkar. Sementara itu, Eriksen kerap berjuang dengan masalah kebugaran. Kehadiran pemain muda seperti Kobbie Mainoo menjanjikan, namun pengalaman dan konsistensi di level tertinggi masih membutuhkan waktu dan adaptasi.
Kritik dari Owen Hargreaves ini bukan sekadar lontaran opini, melainkan refleksi dari tantangan yang mungkin akan dihadapi Erik ten Hag dan skuadnya sepanjang musim kompetisi. Keseimbangan dalam skuad adalah kunci, dan jika penilaian Hargreaves akurat, Manchester United mungkin perlu kembali mengevaluasi prioritas mereka di jendela transfer mendatang guna mengisi kekosongan krusial di jantung permainan jika mereka ingin mencapai target tinggi yang telah ditetapkan.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya đŸ‘‰
Beranda
