July 18, 2025

LOKAL TIMES

Update Terus, Gak Ketinggalan Zaman!

Deportasi Massal Iran: Sejuta Warga Afghanistan Hadapi Ketidakpastian dan Krisis Kemanusiaan

Teheran, 17 July 2025 – Iran telah mendeportasi lebih dari satu juta warga Afghanistan dalam kurun waktu satu tahun terakhir, menciptakan gelombang pengungsi yang membanjiri perbatasan dan memperparah krisis kemanusiaan yang mendalam di Afghanistan. Para warga Afghanistan yang dipulangkan ini, banyak di antaranya telah menghabiskan bertahun-tahun atau bahkan seluruh hidup mereka di Iran, kini menghadapi masa depan yang suram di tanah air mereka sendiri, di mana kemiskinan merajalela dan pembatasan ketat terhadap perempuan serta anak perempuan diberlakukan oleh pemerintahan Taliban.

Gelombang Deportasi dan Tekanan di Perbatasan

Dalam operasi penegakan hukum yang intensif, pihak berwenang Iran secara konsisten memulangkan warga Afghanistan yang dianggap tidak memiliki dokumen yang sah. Data terbaru menunjukkan bahwa angka deportasi telah melampaui satu juta jiwa sejak bulan Agustus tahun lalu, dengan ribuan orang dipaksa kembali setiap hari. Sebagian besar dari mereka tiba di pos-pos perbatasan seperti Islam Qala di Provinsi Herat dan Torkham di Provinsi Nangarhar, seringkali tanpa harta benda yang memadai atau rencana masa depan yang jelas.

Banyak dari mereka yang dideportasi adalah pekerja migran yang sebelumnya menopang keluarga mereka melalui pekerjaan informal di Iran. Mereka seringkali dilaporkan ditangkap di jalanan atau tempat kerja, diberi sedikit waktu untuk mengumpulkan barang-barang mereka, dan kemudian diangkut ke perbatasan. Klaim Iran tentang kehadiran imigran gelap menyoroti tekanan ekonomi internal yang mungkin menjadi salah satu pemicu kebijakan deportasi massal ini, meskipun dampaknya terhadap Afghanistan sangat menghancurkan.

Masa Depan Suram di Bawah Bayang-bayang Taliban

Kembalinya jutaan warga Afghanistan ini terjadi pada saat Afghanistan sendiri sedang bergulat dengan krisis kemanusiaan yang memburuk pasca-pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban pada tahun 2021. Perekonomian negara ini berada di ambang keruntuhan, ditandai dengan kehilangan pekerjaan massal, inflasi tinggi, dan kelangkaan pangan. Jutaan orang sudah hidup di bawah garis kemiskinan dan bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.

Selain kesulitan ekonomi, para warga Afghanistan yang dideportasi, terutama perempuan dan anak perempuan, juga harus menghadapi pembatasan drastis terhadap hak-hak dasar mereka. Di bawah pemerintahan Taliban, perempuan dilarang mengakses pendidikan menengah dan tinggi, dikenakan pembatasan ketat dalam dunia kerja, dan diwajibkan mengenakan burqa di tempat umum. Kondisi ini membuat prospek reintegrasi bagi keluarga yang kembali, terutama yang kepala keluarganya perempuan atau yang memiliki anggota keluarga perempuan yang ingin melanjutkan pendidikan atau bekerja, menjadi semakin berat.

“Ke mana kami harus pergi? Kami tidak memiliki apa-apa lagi di sini,” ujar seorang ibu rumah tangga yang baru dideportasi, suaranya sarat keputusasaan, mencerminkan perasaan ratusan ribu warga Afghanistan lainnya yang dipaksa kembali.

Kata-kata ini merangkum dilema mengerikan yang dihadapi para pengungsi internal baru ini. Banyak dari mereka tidak memiliki rumah atau keluarga untuk dituju, dan sumber daya untuk membantu mereka sangat terbatas di tengah situasi negara yang sudah sangat genting.

Seruan Bantuan dan Tanggung Jawab Global

Badan Pengungsi PBB (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), bersama dengan organisasi kemanusiaan lainnya, berupaya keras menyediakan bantuan dasar seperti tempat tinggal sementara, makanan, dan air bagi para deportan. Namun, skala masalahnya terlalu besar untuk ditangani hanya dengan sumber daya yang ada. Sumber daya yang terbatas dan tantangan logistik menghambat upaya untuk memberikan bantuan yang memadai kepada semua yang membutuhkan.

Komunitas internasional dihadapkan pada urgensi untuk tidak hanya meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan tetapi juga mencari solusi jangka panjang untuk menstabilkan negara tersebut dan mengatasi akar penyebab migrasi paksa. Jutaan warga Afghanistan sudah bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup, dan gelombang deportasi ini hanya akan memperparah situasi, mengancam kehidupan dan martabat jutaan orang yang tidak bersalah.

Situasi ini bukan sekadar krisis migrasi, melainkan tragedi kemanusiaan yang membutuhkan perhatian dan solusi segera dari seluruh dunia.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.